Cari Blog Ini

Rabu, 14 Mei 2014

penyesuaian diri (KESMEN III)

Nama : Farid Hikmatullah/12512773
kelas : 2PA01

TUGAS KESMEN III (PENYESUAIAN DIRI) 

Seseorang tidak dilahirkan dalam keadaan telah mampu menyesuaikan diri atau tidak mampu menyesuaikan diri. Kondisi fisik, mental, dan emosional dipengaruhi dan diarahkan oleh faktor-faktor lingkungan di mana kemungkinan akan berkembang proses penyesuaian yang baik atau yang salah.

Penyesuaian diri adalah suatu proses. Dan salah satu ciri pokok dari kepribadian yang sehat mentalnya ialah memiliki kemampuan untuk mengadakan penyesuaian diri secara harmonis, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungannya.
  1. Penyesuaian berarti adaptasi; dapat mempertahankan eksistensinya, atau bisa “survive” dan memperoleh kesejahteraan jasmaniah dan rohaniah, dan dapat mengadakan relasi yang memuaskan dengan tuntutan sosial.
  2. Penyesuaian juga dapat juga diartikan sebagai konformitas, yang berarti menyesuaikan sesuatu sesuatu dengan standar atau prinsip.
Proses Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri adalah proses bagaimana individu mencapai keseimbangan diri dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan lingkungan. Seperti kita ketahui  bahwa penyesuaian yang sempurna tidak pernah tercapai. Penyesuaian yang sempurna terjadi jika manusia/individu selalu dalam keadaan seimbang antara dirinya dengan lingkungannya dimana tidak ada lagi kebutuhan yang tidak terpenuhi, dan di mana semua fungsi organisme/individu berjalan normal. Sekali lagi, bahwa penyesuaian yang sempurna seperti itu tidak pernah dapat dicapai. Karena itu penyesuaian diri lebih bersifat suatu proses sepanjang hayat dan manusia terus-menerus berupaya menemukan dan mengatasi tekanan dan tantangan hidup guna mencapaipribadi yang sehat.
Dalam proses penyesuaian diri dapat saja muncul konflik, tekanan, dan frustasi, dan individu didorong meneliti berbagai kemungkinan perilaku untuk membebaskan diri dari ketegangan.

Karakteristik Penyesuaian Diri
Ada rintangan-rintangan tertentu yang menyebabkan seorang tidak berhasil melakukan penyesuaian diri. Rintangan-rintangan itu mungkin terdapat dalam dirinya atau mungkin di luar dirinya. Dalam hubungannya dengan rintangan-rintangan tersebut ada individu-individu yang dapat menyesuaikan diri secara positif, dan penyesuaian diri yang salah.

Penyesuaian Diri Secara Positif
Mereka yang tergolong mampu melakukan penyesuaian diri secara positif ditandai hal-hal sebagai berikut:
1)      Tidak menunjukan adanya ketegangan emosional
2)      Tidak menunjukan adanya mekanisme-mekanisme psikologis
3)      Tidak menunjukan adanya frustasi pribadi
4)      Memiliki pertimbangan rasional dan pengarahan diri

Dalam melakukan penyesuaian diri secara positif, individu akan melakukannya dalam berbagai bentuk, antara lain:

1)      Penyesuaian dengan mengahadapi masalah secara langsung
2)      Penyesuaian dengan melakukan eksplorasi (penjelajahan)
3)      Penyesuaian dengan trial and error atau coba-coba
4)      Penyesuaian dengan subtitusi (mencari pengganti)
5)      Penyesuaian diri dengan menggali kemampuan diri
6)      Penyesuaian dengan belajar
7)      Penyesuaian dengan inhibisi dan pengendalian diri

Penyesuaian Diri Yang negatif
Kegagalan dalam melakukan penyesuaian diri secara positif, dapat mengakibatkan individu melakukan penyesuaian yang salah. Penyesuaian ini di tandai dengan berbagai bentuk tingkah laku yang serba salah, tidak terarah, emosional sikap yang tidak realistik, agresif, dan sebagainya.

Ada tiga bentuk reaksi dalam penyesuaian yang salah yaitu:

1)      Reaksi Bertahan
Bentuk khusus reaksi ini antara lain:
-          Rasionalitas, yaitu bertahan dengan mencari-cari alasan (dalam) untuk membenarkan tindakannya.
-          Represi,, yaitu berusaha untuk menekan pengalamannya yang dirasakan kurang enak ke alam tidak sadar
-          Proyeksi, yaitu melemparkan sebab kegagalan dirinya kepada pihak lain untuk mencari alasan yang dapat diterima

2)      Reaksi Menyerang
Orang yang mempunyai penyesuaian diri yang salah menunjukkan tingkah laku yang bersifat menyerang untuk menutupi kegagalannya. Ia tidak mau menyadari kegagalannya. Reaksi-reaksinya yang tampak dalam tingkah laku:
-                 Selalu membenarkan diri sendiri
-                 Mau berkuasa dalam setiap situasi
-                 Mau memiliki segalanya
-                 Bersikap senang mengganggu orang lain
-                 Menggertak baikdengan ucapan maupun dengan perbuatan
-                 Menunjukan sikap permusuhan secara terbuka

3)      Reaksi Melarikan Diri
Dalam reaksi ini orang yang mempunyai penyesuaian diri yang salah akan melarikan diri dari situasi yang menimbulkan kegagalannya, reaksinya tampak dalam tingkah laku sebagai berikut:
-        Berfantasi, yaitu memuaskan keinginan yang tidak tercapai dalam bentuk angan-angan seolah-olah sudah tercapai)
-                  Banyak tidur
-                  Minum-minuman keras
-                  Bunuh diri
-                  Menjadi pencandu ganja, narkotika
-           Regresi, yaitu kembali kepada tingkah laku yang semodel dengan tingkat perkembangan yang lebih awal

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Penyesuaian Diri
Secara keseluruhan kepribadian mempunyai fungsi sebagai penentu primer terhadap penyesuaian diri. Penentu berarti faktor yang mendukung, mempengaruhi, atau menimbulkan efek pada proses penyesuaian. Secara sekunder proses penyesuaian di tentukan oleh faktor-faktor yang menentukan kepribadian itu sendiri baik internal maupun eksternal. Penentu penyesuaian identik dengan faktor-faktor yang mengatur perkembangan dan terbentuknya pribadi secara bertahap. Penentu-penentu itu dapat di kelompokan sebagai berikut:

1)      Kondisi-kondisi fisik
Termasuk di dalamnya keturunan, konstitusi fisik, susunan saraf, kelenjar, dan sistem otot, kesehatan, penyakit, dan sebagainya. Kondisi sistem-sistem tubuh yang baik merupakan syarat bagi tercapainya proses penyesuaian diri yang baik. Disamping itu, kesehatan dan penyakit jasmaniah juga berhubungan dengan penyesuaian diri. Kualitas penyesuaian diri yang baik hanya diperoleh dan dipelihara dalam kondisi kesehatan jasmaniah yang baik pula. Ini berarti bahwa gangguan penyakit jasmaniah yang diderita oleh seseorang akan menggangu proses penyesuaian dirinya.

2)      Perkembangan dan kematangan
Sesuai dengan hukum perkembangan, tingkat kematangan yang dicapai berbeda antara individu yang satu dengan lainnya, sehingga pencapaian pola-pola penyesuaian diri pun berbeda pula secara individual. Dengan kata lain, pola penyesuaian diri akan bervariasi sesuai dengan tingkat perkembangan dan kematangan yang dicapainya. Di samping itu, hubungan antara penyesuaian dengan perkembangan dapat berbeda menurut jenis aspek perkembangan yang dicapai. Kondisi-kondisi perkembangan mempengaruhi setiap aspek kepribadian seperti: emosional, sosial, moral, keagamaan, dan intelektual.

3)      Penentu psikologis
Banyak sekali faktor psikologis yang mempengaruhi penyesuaian diri, diantaranya adalah:

Pengalaman
Pengalaman-pengalaman tertentu yang mempunyai arti dalam penyesuaian diri adalah pengalaman yang menyenangkan dan pengalaman traumatik (menyusahkan). Pengalaman yang menyenangkan cenderung akan menimbulkan proses penyesuaian diri yang baik, sebaliknya pengalaman traumatik akan menimbulkan penyesuaian yang kurang baik.

Belajar
Proses belajar merupakan suatu dasar yang fundamental dalam proses penyesuaian diri, karena melalui belajar ini akan berkembang pola-pola responyang akan membentuk kepribadian. Dalam proses penyesuaian diri belajar merupakan suatu proses modifikasi tingkah laku sejak fase-fase awal dan berlangsung terus sepanjang hayat dan diperkuatdengan kematangan.

Determinasi diri
Dalam proses penyesuaian diri, di samping ditentukan oleh faktor-faktor di atas, orangnya itu sendiri menentukan dirinya, terdapat faktor-faktor kekuatan yang mendorong untuk mencapai taraf penyesuaian yang tinggi, dan atau  merusak diri. Faktor-faktor itulah yang disebut determinasi diri. Determinasi diri mempunyai peranan yang penting dalam proses penyesuaian diri karena mempunyai peranan dalam pengendalaian arah dan pola penyesuaian diri.

4)      Kondisi lingkungan
Berbagai lingkungan anak seperti keluarga dan pola hubungan di dalamnya, sekolah masyarakat berpengaruh terhadap penyesuaian diri anak.

Pengaruh rumah dan keluarga
Dari sekian banyak faktor yang mengondisikan penyesuaian diri, faktor rumah dan keluarga merupakan faktor yang sangat penting, karena keluarga merupakan satuan kelompok sosial ter-kecil. Interaksi sosial yang pertama diperoleh individu adalah dalam keluarga. Kemampuan interaksi sosial ini kemudian akan dikembangkan di masyarakat.

Hubungan orang tua dan anak
Pola hubungan antara orang tua dengan anak akan mempunyai pengaruh terhadap proses penyesuaian diri anak-anak. Beberapa pola hubungan yang dapat mempengaruhi penyesuaian diri antara lain:

-          Menerima (acceptance), yaitu situasi hubungandi mana orang tua menerima anaknya dengan baik. Sikap penerimaan ini dapat menimbulkan suasana hangat dan rasa aman bagi anak.
-          Menghukum dan disiplin yang berlebihan. Dalam pola ini, hubungan orang tua dengan anak bersifat keras. Disiplin yang ditanamkan orang tua terlalu kaku dan berlebihan sehingga dapat menimbulkan suasana psikologis yang kurang menguntungkan anak
-          Memanjakan dan melindungi anak secara berlebihan. Per-lindungan dan pemanjaan secara  berlebihan dapat menimbul-kan perasaan tidak aman, cemburu, rendah diri, canggung, dan gejala-gejala salah suai lainnya
-          Penolakan, yaitu pola hubungan di mana orang tua menolak kehadiran anaknya. Beberapa penelitianmenunjukan bahwa penolakan orang tua terhadap anaknya dapat menimbulkan hambatan dalam penyesuaian diri

Hubungan saudara
Suasana hubungan saudara yang penuh persahabatan, kooperatif, saling menghormati, penuh kasih sayang, mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk tercapainya penyesuaian yang lebih baik. Sebaliknya suasana permusuhan, perselisihan, iri hati, kebencian, dan sebagainya dapat menimbulkan kesulitan dan kegagalan penyesuaian diri.

Masyarakat
Keadaan lingkungan masyarakat di mana individu berada merupakan kondisi yang menentukan proses dan pola-pola penyesuaiann diri. Kondisi studi menunjukan bahwa banyak gejala tingkah laku salah suai bersumber dari keadaan masyarakat. Pergaulan yang salah di kalangan remaja dapat mempengaruhi pola-pola peyesuaian dirinya.

Sekolah
Sekolah mempunyai peranan sebagai media untuk mempengaruhi kehidupanintelektual, sosial, dan moral pada siswa. Suasana di sekolah baik sosial maupun psikologis menentukan proses dan pola penyesuaian diri. Di samping itu, hasil pendidikan yang diterima anak di sekolah akan merupakan bekal bagi proses penyesuaian diri di masyarakat.

5)      Penentu kultural dan agama
Agama memberikan suasana psikologis tertentu dalam mengurangi konflik, frustasi dan ketegangan lainnya. Agama juga memberikan suasana damai dan tenang bagi anak. Agama merupakan sumber nilai, kepercayaan dan pola-pola tingkah laku yang akan memberikan tutunan bagi arti,tujuan, dan kestabilan hidup umat manusia. Kehidupan yang efektif menuntut adanya tuntunan hidup yang mutlak. Sembahyang dan berdoa merupakan medium dalam agama untuk menuju ke arah kehidupan yang berarti. Agama memegang peranan penting sebagai penentu dalam proses penyesuaian diri.



Referensi:
Semium, yustinus.2006.kesehatan mental 1.
http://belajarpsikologi.com/pengertian-penyesuaian-diri/
www.psychologymania.com/2012/09/pengertian-penyesuaian-diri.html
Depdikbud, Dirjen Dikti PPIPT. 1982. Proses Penyesuaian Diri. Jakarta: Gunung Agung
Gerungan. 1987. Psikoogi Sosial. Bandung: PT Erasco. Mampiere, Andi. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.