Cari Blog Ini

Senin, 23 Maret 2015

Psikoterapi artikel 3 (pertemuan 1)



Nama : Farid Hikmatullah                                        SOFTSKILL (ARTIKEL 3)
NPM : 12512773                                                         3 PA 01

Perbedaan antara psikoterapi dan konseling
a.       Konseling pada umumnya menangani orang normal. Sedangkan psikoterapi terutama menangani orang yang mengalami gangguan psikologis. 
b.      Konseling lebih edukatif, sportif, berorientasi, sadar, dan berjangka pendek. Sedangkan psikoterapi lebih rekonstruktif, konfrontatif, berorientasi tak sadar, dan berjangka panjang.
c.       Konseling lebih terstruktur dan terarah pada tujuan yang terbatas dan konkret. Sedangkan psikoterpai sengaja dibuat lebih ambigu dan memiliki tujuan yang berubah-ubah serta berkembang terus.

Pendekatan Psikoterapi Terhadap Mental Illness
Menurut Chaplin (2011)  ada beberapa pendekatan psikoterapi terhadap mental illness, diantaranya:
a)      Biological
Meliputi keadaan mental organik, penyakit afektif, psikosis dan penyalahgunaan zat. Menurut Dr. John Grey, Psikiater Amerika (1854) pendekatan ini lebih manusiawi. Pendapat yang berkembang waktu itu adalah penyakit mental disebabkan karena kurangnya insulin.
b)     Psychological
Meliputi suatu peristiwa pencetus dan efeknya terhadap perfungsian yang buruk, sekuel pasca-traumatic, kesedihan yang tak terselesaikan, krisis perkembangan, gangguan pikiran dan respon emosional penuh stres yang ditimbulkan. Selain itu pendekatan ini juga meliputi pengaruh sosial, ketidakmampuan individu berinteraksi dengan lingkungan dan hambatan pertumbuhan sepanjang hidup individu.
c)      Sosiological
Meliputi kesukaran pada sistem dukungan sosial, makna sosial atau budaya dari gejala dan masalah keluarga. Dalam pendekatan ini harus mempertimbangkan pengaruh proses-proses sosialisasi yang memiliki latar belakang kondisi sosio-budaya tertentu.
d)     Philosophic
Kepercayaan terhadap martabat dan harga diri seseorang dan kebebasan diri seseorang untuk menentukan nilai dan keinginannya. Dalam pendekatan ini dasar falsafahnya tetap ada, yakni menghagai sistem nilai yang dimiliki oleh klien, sehingga tidak ada istilah keharusan atau pemaksaan.

Bentuk-bentuk Terapi

I.                   Terapi supportive
Suatu terapi yang tidak merawat atau memperbaiki kondisi yang mendasarinya, melainkan meningkatkan kenyamanan pasien.
Penyembuhan Supportif (Supportive Therapy) Merupakan perawatan dalam psikoterapi yang mempunyai tujuan untuk :
a.       Memperkuat benteng pertahanan (harga diri atau kepribadian)
b.      Memperluas mekanisme pengarahan dan pengendalian emosi atau kepribadian
c.       Pengembalian pada penyesuaian diri yang seimbang.
Penyembuhan supportif ini dapat menggunakan beberapa metode dan  teknik pendekatan, diantaranya :
a.       Bimbingan (Guidance)
b.      Mengubah lingkungan (Environmental Manipulation)
c.       Pengutaraan dan penyaluran arah minat
d.      Tekanan dan pemaksaan
e.       Penebalan perasaan (Desensitization)
f.       Penyaluran emosional
g.      Sugesti
h.      Penyembuhan inspirasi berkelompok (Inspirational Group Therapy)

II.                Penyembuhan Reedukatif (Reeducative Therapy)
Suatu metode penyembuhan yang mempunyai bertujuan untuk mengusahakan penyesuaian kembali, perubahan atau modifikasi sasaran/tujuan hidup, dan untuk menghidupkan kembali potensi. Adapun metode yang dapat digunakan antara lain :
a.       Penyembuhan sikap (attitude therapy)
b.      Wawancara (interview psychtherapy)
c.       Penyembuhan terarah (directive therapy)
d.      Psikodrama

III.             Penyembuhan Rekonstruktif (Reconstructive Therapy)
Penyembuhan rekonstruktif mempunyai tujuan untuk menimbulkan pemahaman terhadap konflik yang tidak disadari agar terjadi perubahan struktur karakter dan untuk perluasan pertunbuhan kepribadian dengan mengembangkan potensi. Metode dan teknik pendekatannya antara lain :
a.       Psikoanalisis
b.      Pendekatan transaksional (transactional therapy)
c.       Penyembuhan analitik berkelompok

Sumber Referensi
Buku Psikologi Klinis, Suprapti Slamet I.S- Sumarmo Markam. 
Gunarsa, S.D,dkk. (2007). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia
Mujib, A.2002.Nuansa-Nuansa Psikologi Islam.Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Prof. DR. H. Muhammad Surya. (2003). Buku Psikologi Konseling. Bandung: Pustaka Bani Quraisy
Prof. DR. Singgih D. Gunarsa. 1996. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: PT BPK gunung mulia
Buku Andi Mappiane, AT. Pengantar konseling dan psikoterapi. Jakarta PT. Raja Grafindo Persada 1996.

psikoterapi artikel 2 (pertemuan 1)



Nama : Farid Hikmatullah                                        SOFTSKILL (ARTIKEL 2)
NPM : 12512773                                                         3 PA 01

Perbedaan antara psikoterapi dan konseling

Psikoterapi (psychotherapy) adalah pengobatan alam pikiran, atau lebih tepatnya, pengobatan dan perawatan gangguan psikis melalui metode psikologis. Pengertian psikoterapi mencakup berbagai teknik yang bertujuan untuk membantu individu dalam mengatasi gangguan emosional dengan cara memodifikasi perilaku, pikiran, dan emosinya seperti halnya proses reedukasi (pendidikan kembali), sehingga individu tersebut mampu mengembangkan dirinya dalam mengatasi masalah psikisnya. Atau dengan kata lain bahwa Psikoterapi adalah suatu interaksi sistematis antara klien dan terapis yang menggunakan prinsip-prinsip psikologis untuk memebantu menghasilkan perubahan dalam tingkah laku, pikiran dan perasaan klien untuk membantu klien mengatasi tingkah laku abnormal dan memecahkan masalah-masalah dalam hidup.

Sedangkan Konseling mencakup bekerja dengan banyak orang dan hubungan yang mungkin saja bersifat pengembangan diri, dukungan terhadap krisis, psikoterapis, bimbingan atau pemecahan masalah. Tugas konseling adalah memberikan kesempatan kepada klien untuk mengeksplorasi, menemukan, dan menjelaskan cara hidup lebih memuaskan dan cerdas dalam mengahadapi sesuatu. Konseling di desain untuk menolong klien untuk memahami dan menjelaskan pandangan mereka terhadap kehidupan, dan untuk membantu mencapai tujuan penentuan diri (self-determination).

Pendekatan psikoterapi terhadap mental illness

1. Psychoanalysis & Psychodynamic
Pendekatan ini fokus pada mengubah masalah perilaku, perasaan dan pikiran dengan cara memahami akar masalah yang biasanya tersembunyi di pikiran bawah sadar. Psychodynamic (Psikodinamik) pertama kali diciptakan oleh Sigmund Feud (1856-1939), seorang neurologist dari Austria. Teori dan praktek psikodinamik sekarang ini sudah dikembangkan dan dimodifikasi sedemikian rupa oleh para murid dan pengikut Freud guna mendapatkan hasil yang lebih efektif. Tujuan dari metode psikoanalisis dan psikodinamik adalah agar klien bisa menyadari apa yang sebelumnya tidak disadarinya. Gangguan psikologis mencerminkan adanya masalah di bawah sadar yang belum terselesaikan. Untuk itu, klien perlu menggali bawah sadarnya untuk mendapatkan solusi. Dengan memahami masalah yang dialami, maka seseorang bisa mengatasi segala masalahnya melalui insight (pemahaman pribadi).
2. Behavior Therapy
Pendekatan terapi perilaku (behavior therapy) berfokus pada hukum pembelajaran. Bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh proses belajar sepanjang hidup. Tokoh yang melahirkan behavior therapy adalah Ivan Pavlov yang menemukan classical conditioning atau associative learning. Inti dari pendekatan behavior therapy adalah manusia bertindak secara otomatis karena membentuk asosiasi (hubungan sebab-akibat atau aksi-reaksi). Misalnya pada kasus fobia ular, penderita fobia mengasosiasikan ular sebagai sumber kecemasan dan ketakutan karena waktu kecil dia penah melihat orang yang ketakutan terhadap ular. Dalam hal ini, penderita telah belajar bahwa “ketika saya melihat ular maka respon saya adalah perilaku ketakutan”. Tokoh lain dalam pendekatan Behavior Therapy adalah E.L. Thorndike yang mengemukakan konsep operant conditioning, yaitu konsep bahwa seseorang melakukan sesuatu karena berharap hadiah dan menghindari hukuman.
3. Cognitive Therapy
Terapi Kognitif (Cognitive Therapy) punya konsep bahwa perilaku manusia itu dipengaruhi oleh pikirannya. Oleh karena itu, pendekatan Cognitive Therapy lebih fokus pada memodifikasi pola pikiran untuk bisa mengubah perilaku. Pandangan Cognitive Therapy adalah bahwa disfungsi pikiran menyebabkan disfungsi perasaan dan disfungsi perilaku. Tokoh besar dalam cognitive therapy antara lain Albert Ellis dan Aaron Beck. Tujuan utama dalam pendekatan cognitive adalah mengubah pola pikir dengan cara meningkatkan kesadaran dan berpikir rasional
4. Humanistic Therapy
Pendekatan Humanistic Therapy menganggap bahwa setiap manusia itu unik dan setiap manusia sebenarnya mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. Setiap manusia dengan keunikannya bebas menentukan pilihan hidupnya sendiri. Oleh karena itu, dalam terapi humanistik, seorang psikoterapis berperan sebagai fasilitator perubahan saja, bukan mengarahkan perubahan. Psikoterapis tidak mencoba untuk mempengaruhi klien, melainkan memberi kesempatan klien untuk memunculkan kesadaran dan berubah atas dasar kesadarannya sendiri
5. Integrative / Holistic Therapy
Yang sering saya temui adalah seorang klien mengalami komplikasi gangguan psikologis yang mana tidak cukup bila ditangani dengan satu metode psikoterapi saja. Oleh karena itu, saya menggunakan beberapa metode psikoterapi dan beberapa pendekatan sekaligus untuk membantu klien saya. Hal ini disebut Integrative Therapy atau Holistic Therapy, yaitu suatu psikoterapi gabungan yang bertujuan untuk menyembuhkan mental seseorang secara keseluruhan. Itulah beberapa metode psikoterapi yang sering saya gunakan dalam membantu klien-klien saya untuk berubah. Selain metode yang saya sebutkan di atas, kadang juga saya menggunakan metode-metode psikoterapi lain yang terbukti efektivitasnya. Karena begitu banyaknya metode psikoterapi, maka tidak mungkin menjelaskan satu per satu di halaman ini. Metode psikoterapi yang saya gunakan adalah metode yang tebukti dan diakui manfaatnya dalam dunia psikologi modern.
Bentuk utama terapi
1 Teknik Terapi Psikoanalisa
Terapi ini menekankan pada fungsi pemecahan masalah dari ego yang berlawanan dengan impuls seksual dan agresif dari id.
2 Teknik Terapi Perilaku
Terapi yang menggunakan prinsip belajar untuk memodifikasi perilaku individu. Antara lain: desensitisasi, flooding, penguatan sistematis, pemodelan, dan regulasi diri yang melibatkan pemantauan dan pengamatan perilaku diri sendiri.
3 Teknik Terapi Kognitif
Prinsip utama dari terapi ini adalah fokus pada kemampuan pasien untuk mengembangkan cara berpikir melalui cognitive style. Tujuannya adalah mengajarkan pada pasien bagaimana menerapkan pola piker dan perilaku yang tepat, sehingga dapat membantu mereka membuang pemikiran yang menyimpang atau maladaptif.
4 Teknik Terapi Humanistik
Membantu individu menyadari diri yang sesungguhnya dan memecahkan masalah mereka dengan intervensi terapis yang minimal (client-centered therapy). Terapi tersebut percaya bahwa karakteristik terapi yang penting untuk kemajuan dan eksplorasi diri klien yaitu empati, kehangatan, dan ketulusan.
5 Teknik Terapi Integratif/Elektik
Memilih dari berbagai teknik terapi yang paling tepat untuk klien tertentu, ketimbang mengikuti dengan kaku satu teknik tunggal. Selain itu terapi ini merupakan suatu psikoterapi gabungan yang bertujuan untuk menyembuhkan mental seseorang secara keseluruhan.
6 Teknik Terapi Kelompok dan Keluarga
Terapi yang memberikan kesempatan bagi individu untuk menggali sikap dan perilakunya dalam interaksi dengan orang lain yang memiliki masalah serupa. Sedangkan terapi keluarga adalah terapi khusus yang membantu pasangan suami-istri atau hubungan orangtua-anak untuk menangani masalahnya.

Sumber Referensi
Buku Psikologi Klinis, Suprapti Slamet I.S- Sumarmo Markam. 
Gunarsa, S.D,dkk. (2007). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia
Mujib, A.2002.Nuansa-Nuansa Psikologi Islam.Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Prof. DR. H. Muhammad Surya. (2003). Buku Psikologi Konseling. Bandung: Pustaka Bani Quraisy
Prof. DR. Singgih D. Gunarsa. 1996. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: PT BPK gunung mulia
Buku Andi Mappiane, AT. Pengantar konseling dan psikoterapi. Jakarta PT. Raja Grafindo Persada 1996.


Psikoterapi artikel 1 (pertemuan 1)



Nama : Farid Hikmatullah                                        SOFTSKILL (ARTIKEL 1)
NPM : 12512773                                                         3 PA 01
Pengertian Psikoterapi 
Istilah “psikoterapi”, berasal dari dua kata, yaitu “psiko” dan “terapi”. “Psiko” artinya kejiwaan atau mental dan “terapi” adalah penyembuhan atau usada. Jadi kalau dibahasa Indonesiakan psikoterapi dapat disebut usada jiwa atau usada mental.1 Istilah psikoterapi (psychotherapy), mempunyai pengertian yang cukup banyak dan kabur, terutama karena istilah tersebut digunakan dalam berbagai bidang operasional ilmu empiris seperti psikiatri, psikologi, bimbingan dan penyuluhan (guidance and counseling), kerja sosial (case work), pendidikan dan ilmu Agama. Hamdani Bakran dalam buku Konseling dan Psikotrapi Islam mendefinisikan psiko sebagai berikut: 1. Jiwa dan hati. 2. Dalam mitologi Yunani, psyche adalah seorang gadis cantik yang bersayap seperti sayap kupu-kupu. Jiwa digambarkan berupa gadis dan kupu-kupu simbol keabadian. 3. Ruh, akal dan diri (dzat). 4. Menurut Freud, merupakan pelaksanaan-pelaksanaan kegiatan psikologis, terdiri dari bagian sadar (conscious) dan bagian tidak sadar (unconscious).5. Dalam bahasa Arab psyche dapat dipadankan dengan “nafs” dengan bentuk jamaknya ”anfus” atau ”nufus”. Nafs memiliki beberapa arti, diantaranya: jiwa, ruh darah, jasad, orang, diri dan sendiri.2 
Dari beberapa arti secara etimologis tersebut, dapat dipahami bahwa psyche atau nafs adalah bagian dari diri manusia dari aspek yang lebih bersifat rohaniah dan paling tidak lebih banyak menyinggung sisi yang dalam dari eksistensi manusia, ketimbang fisik atau jasmaniahnya.3 Psikoterapi adalah pengobatan penyakit dengan cara kebatinan, atau penerapan teknik khusus pada penyembuhan penyakit mental atau pada kesulitan- kesulitan penyesuaian diri setiap hari.....atau penyembuhan lewat keyakinan agama, dan diskusi personal dengan para guru atau teman.

Tujuan dari psikoterapi
a.  Menguatkan daya tahan mental yang telah dimilikinya
b. Mengembangkan mekanisme daya tahan mental yang baru dan yang lebih baik untuk mempertahankan fungsi pengontrolan diri
c.  Meningkatkan kemampuan adaptasi terhadap lingkungan
unsur psikoterapi

Selain itu, tujuan dari psikoterapi secara khusus dari beberapa metode dan teknik psikoterapi yang banyak peminatnya, dari dua orang tokoh yakni Ivey, et al (1987) dan Corey (1991).

Menurut Corey (1991)
a) Tujuan psikoterapi dengan pendekatan psikoanalisis adalah Membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Rekonstruksi kepribadiannya dilakukan terhadap kejadian-kejadian yang sudah lewat dan menyusun sintesis yang baru dari konflik-konflik yang lama.
b) Tujuan psikoterapi dengan pendekatan tingkah laku adalah secara umum untuk menghilangkan perilaku dan mencari apa yang dapat dilakuakan dan mencari apa yang dapat dilakuakn terhadap perilaku yang menjadi masalah. Klien berperan aktif dalam menyusun terapi dan menilai bagaimana tujuan-tujuan ini bias tercapai.
c) Tujuan psikoterapi denagn pendekatan Kognitif-Behavioristik dan Rasional-Emotif adalah menghilangkan cara memandang dalam kehidupan pasien yang menyalahkan diri sendiri dan membantunya memperoleh pandangan dalam hidup secara lebih rasional dab toleran. Untuk membantu pasien mempergunakan metode yang lebih ilmiah atau objektif untuk memecahkan masalah emosi dan perilaku dalam kehidupan selanjutnya.
d) Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Gestalt adalah membantu klien memperoleh pemahaman mengenai saat-saat dari pengalamnnya. Untuk merangsangnya menerima tanggung jawab daridorongan yang ad di dunia dalamnya yang bertentangan dengan ketergantungannya terhadap dorongan-dorongan dari dunia luar.
e) Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Realitas adalah untuk membantu seseorang agar lebih efektif dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Merangsang untuk menilai apa yang sedang dilakukan dan memeriksa sebarapa jauh tindakannya berhasil.

Menurut Ivey, et al (1987)
a) Tujuan Psikoterapi dengan pendekatan Behavioristik adalah untuk menghilangkan kesalahan dalam belajar dan berperilaku dan untuk mengganti dengan pola-pola perilaku yang lebih bias menyesuaikan. Arah perubahan perilaku yang khusus ditentukan oleh klien.
b) Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Gestalt, adalah agar seseorang lebih menyadari mengenai kehidupannya dan bertanggung jawab terhadap arah kehidupan seseorang.
c) Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Realitas adalah untuk memenuhi kebutuhan seseorang tanpa dicampur-tangani orang lain. Untuk menentukan keputusan yang bertanggung jawab dan untuk bertindak dengan menyadari sepenuhnya akan akibat-akibatnya. Psikoterapi merupakan alat yang dapat membantu dan penting dipelajari khususnya oleh dokter dan para profesional lain yang berperan dalam kesehatan dan kesehatan jiwa, namun perlu pula diingat bahwa teknik dan metodenya yang tertentu dan bermacam-macam tersebut memerlukan waktu yang cukup lama untuk dapat dipelajari dan dipraktekkan dengan baik. Tentunya, dengan hanya membaca buku ajar yang singkat ini tidaklah mungkin mencakup keseluruhan hal mengenai psikoterapi, namun setidaknya prinsip-prinsip dasar psikoterapi dapat dipahami, untuk dapat diaplikasikan dalam praktek sehari-hari, sehingga dapat turut menunjang upaya peningkatan mutu pelayanan kepada pasien. Secara non spesifik, psikoterapi dapat menambah efektivitas terapi lain; sebagai suatu yang spesifik atau khusus, sebagaimana telah disebutkan di atas, psikoterapi merupakan rangkaian teknik yang digunakan untuk mengubah perilaku (catatan: teknik merupakan rangkaian tindakan yang dibakukan untuk mendapatkan perubahan tertentu, bukan urutan perubahan alamiah, sehingga harus dilatih untuk mencapai ketrampilan optimal). Dengan psikoterapi, seorang dokter akan dapat memanfaatkan teknik-teknik untuk meningkatkan hasil yang ingin dicapainya. Bila seorang dokter tidak mengerti atau memahaminya, sebetulnya bukan hanya tidak akan menambah efektivitas terapinya, melainkan setidaknya dapat menghindarkan hal-hal yang dapat merugikan pasiennya.
     
      Unsur-unsur psikoterapi
Menurut Masserman (dalam Maulany, 1997) telah melaporkan delapan “parameter pengaruh” dasar yang mencakup unsur-unsur lazim pada semua jenis psikoterapi. Dalam hal ini termasuk :
a.       Peran sosial psikoterapis
b.      Hubungan
c.       Hak
d.      Retrospeksi
e.       Re-edukasi
f.       Rehabilitasi
g.      Resosialisasi
h.      Rekapitulasi


Sumber Referensi
Buku Psikologi Klinis, Suprapti Slamet I.S- Sumarmo Markam. 
Gunarsa, S.D,dkk. (2007). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia
Mujib, A.2002.Nuansa-Nuansa Psikologi Islam.Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Prof. DR. H. Muhammad Surya. (2003). Buku Psikologi Konseling. Bandung: Pustaka Bani Quraisy
Prof. DR. Singgih D. Gunarsa. 1996. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: PT BPK gunung mulia
Buku Andi Mappiane, AT. Pengantar konseling dan psikoterapi. Jakarta PT. Raja Grafindo Persada 1996.