Arti
penting stress
Stress
merupakan suatu keadaan tertekan, baik secara fisik maupun psikologis. Dapat
dikatakan juga stress adalah reaksi tubuh terhadap situasi yang menimbulkan
tekanan, perubahan, ketegangan emosi, dan lain-lain. GAS (General Adaptation
Syndrom) merupakan respon fisiologis dari seluruh tubuh terhadap stress. Respon
yang terlibat didalamnya adalah sistem saraf otonom dan sistem endokrin.
Faktor-faktor
stress :
a.
Faktor sosial
Selain
peristiwa penting, ternyata tugas rutin sehari-hari juga berpengaruh terhadap
kesehatan jiwa, seperti kecemasan dan depresi. Dukungan sosial turut
mempengaruhi reaksi seseorang dalam menghadapi stres.Dukungan sosial mencakup:
-
Dukungan emosional, seperti rasa dikasihi
-
Dukungan nyata, seperti bantuan atau jasa
-
Dukungan informasi, misalnya nasehat dan
keterangan mengenai masalah tertentu.
b.
Faktor Individual
Tatkala
seseorang menjumpai stresor dalam lingkungannya, ada dua karakteristik pada
stresor tersebut yang akan mempengaruhi reaksinya terhadap stresor itu yaitu:
Berapa lamanya (duration) ia harus menghadapi stresor itu dan berapa terduganya
stresor itu (predictability).
Tipe-tipe
Stress Psikologis :
Manusia
berespon terhadap stres secara keseluruhan, sehingga kita tidak dapat
memisahkan secara sangat tegas bentuk-bentuk stres. Stres biologis, misalnya
adanya infeksi bakteri, akan juga berpengaruh terhadap emosi kita. Bisa pula
suatu stres psikologis, misalnya kegagalan kerja, sangat berpengaruh terhadap
kesejahteraan fisik. Meski demikian, dapat disebutkan beberapa tipe stres
psikologis, yang sering terjadi bersamaan, diantaranya adalah
a.
Tekanan
Kita
dapat mengalami tekanan dari dalam maupun luar diri, atau keduanya. Ambisi
personal bersumber dari dalam, tetapi kadang dikuatkan oleh harapan-harapan
dari pihak di luar diri.
b.
Konflik
Konflik
terjadi ketika kita berada di bawah tekanan untuk berespon simultan terhadap
dua atau lebih kekuatan-kekuatan yang berlawanan.
- Konflik menjauh-menjauh: individu terjerat pada dua pilihan yang sama-sama tidak disukai. Misalnya seorang pelajar yang sangat malas belajar, tetapi juga enggan mendapat nilai buruk, apalagi sampai tidak naik kelas.
- Konflik mendekat-mendekat. Individu terjerat pada dua pilihan yang sama-sama diinginkannya. Misalnya, ada suatu acara seminar sangat menarik untuk diikuti, tetapi pada saat sama juga ada film sangat menarik untuk ditonton.
- Konflik mendekat-menjauh. Terjadi ketika individu terjerat dalam situasi di mana ia tertarik sekaligus ingin menghindar dari situasi tertentu. Ini adalah bentuk konflik yang paling sering dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, sekaligus lebih sulit diselesaikan. Misalnya ketika pasangan berpikir tentang apakah akan segera memiliki anak atau tidak. Memiliki anak sangat diinginkan karena pasangan dapat belajar menjadi orang dewasa yang sungguh-sungguh bertanggungjawab atas makhluk kecil yang sepenuhnya tak berdaya. Di sisi lain, ada tuntutan finansial, waktu, kemungkinan kehadiran anak akan mengganggu relasi suami-istri, dan lain sebagainya.
c. Frustrasi.
Frustrasi terjadi ketika motif atau tujuan kita mengalami
hambatan dalam pencapaiannya.
- Bila kita telah berjuang keras dan gagal, kita mengalami frustrasi.
- Bila kita dalam keadaan terdesak dan terburu-buru, kemudian terhambat untuk melakukan sesuatu (misal jalanan macet) kita juga dapat merasa frustrasi.
- Bila kita sangat memerlukan sesuatu (misalnya lapar dan butuh makanan), dan sesuatu itu tidak dapat diperoleh, kita juga mengalami frustrasi.
d. Kecemasan
Khawatir, gelisah, takut dan
perasaan semacamnya itu merupakan suatu tanda atau sinyal seseorang mengalami
kecemasan. Biasanya kecemasan di timbulkan karena adanya rasa kurang nyaman,
rasa tidak aman atau merasa terancam pada dirinya.
a.
Koping psikologis
Pada
umumnya gejala yang ditimbulkan akibat stress psikologis tergantung pada dua
factor yaitu:
1.
Bagaimana persepsi atau penerimaan individu terhadap stressor, artinya seberapa
berat ancaman yang dirasakan oleh individu tersebut terhadap stressor yang
diterimanya.
2.
Keefektifan strategi koping yang digunakan oleh individu; artinya dalam
menghadapi stressor, jika strategi yang digunakan efektif maka menghasilkan
adaptasi yang baik dan menjadi suatu pola baru dalam kehidupan, tetapi jika
sebaliknya dapat mengakibatkan gangguan kesehatan fisik maupun psikologis.
b.
Koping psiko-sosial
Yang
biasa dilakukan individu dalam koping psiko-sosial adalah, menyerang, menarik
diri dan kompromi.
1.
Perilaku
menyerang
Individu menggunakan energinya untuk melakukan perlawanan
dalam rangka mempertahan integritas pribadinya. Prilaku yang ditampilkan dapat
merupakan tindakan konstruktif maupun destruktif. Destruktif yaitu tindakan
agresif (menyerang) terhadap sasaran atau objek dapat berupa benda, barang atau
orang atau bahkan terhadap dirinya sendiri. Sedangkan sikap bermusuhan yang
ditampilkan adalah berupa rasa benci, dendam dan marah yang memanjang.
Sedangkan tindakan konstruktif adalah upaya individu dalam menyelesaikan
masalah secara asertif. Yaitu mengungkapkan dengan kata-kata terhadap rasa
ketidak senangannya.
2.
Perilaku
menarik diri
Menarik
diri adalah prilaku yang menunjukkan pengasingan diri dari lingkungan dan orang
lain, jadi secara fisik dan psikologis individu secara sadar meninggalkan
lingkungan yang menjadi sumber stressor misalnya ; individu melarikan diri dari
sumber stress, menjauhi sumber beracun, polusi, dan sumber infeksi. Sedangkan
reaksi psikologis individu menampilkan diri seperti apatis, pendam dan
munculnya perasaan tidak berminat yang menetap pada individu.
3.
Kompromi
Kompromi
adalah merupakan tindakan konstruktif yang dilakukan oleh individu untuk
menyelesaikan masalah, lazimnya kompromi dilakukan dengan cara bermusyawarah
atau negosiasi untuk menyelesaikan masalah yang sedang sihadapi, secara umum
kompromi dapat mengurangi ketegangan dan masalah dapat diselesaikan.
Kaitan antara koping dengan mekanisme pertahanan diri
(defense mechanism), ada ahli yang melihat defense mechanism sebagai salah satu
jenis koping (Lazarus, 1976). Ahli lain melihat antara koping dan mekanisme
pertahanan diri sebagai dua hal yang berbeda. (Harber dan Runyon, 1984).
· Lazarus
membagi koping menjadi dua jenis yaitu:
1. Tindakan
langsung (direct Action)
Koping
jenis ini adalah setiap usaha tingkah laku yang dijalankan ole individu untuk
mengatasi kesakitan atau luka, ancaman atau tantangan dengan cara mengubah
hubungan hubunngan yang bermasalah dengan lingkungan. Individu menjalankan
koping jenis direct action atau tindakan langsung bila dia melakukan perubahan
posisi terhadap masalah yang dialami.
Ada
4 macam koping jenis tindakan langsung :
a. Mempersiapkan
diri untuk menghadapi luka
Individu
melakukan langkah aktif dan antisipatif (bereaksi) untuk menghilangkan atau
mengurangi bahaya dengan cara menempatkan diri secara langsung pada keadaan
yang mengancam dan melakukan aksi yang sesuai dengan bahaya tersebut. Misalnya,
dalam rangka menghadapi ujian, Tono lalu mempersiapkan diri dengan mulai
belajar sedikit demi sedikit tiap-tiap mata kuliah yang diambilnya, sebulan
sebelum ujian dimulai. Ini dia lakukan supaya prestasinya baik disbanding
dengan semester sebelumnya, karena dia hanya mempersiapkan diri menjelang ujian
saja. Contoh dari koping jenis ini lainnya adalah imunisasi. Imunisasi
merupakan tindakan yang dilakukan oleh orang tua supaya anak mereka menjadi
lebih kebal terhadap kemungkinan mengalami penyakit tertentu.
b. Agresi
Agresi
adalah tindakan yang dilakukan oleh individu dengan menyerang agen yang dinilai
mengancam atau akan melukai. Agresi dilakukan bila individu merasa atau menilai
dirinya lebih kuat atau berkuasa terhadap agen yang mengancam tersebut.
Misalnya, tindakan penggusuran yang dilakuakan oleh pemerintah Jakarta terhadap
penduduk yang berada dipemukiman kumuh. Tindakan tersebut bias dilakukan karena
pemerintah memilki kekuasaan yang lebih besar disbanding dengan penduduk
setempat yang digusur.
Agresi
juga sering dikatakan sebagai kemarahan yang meluap-luap, dan orang yang
melalakukan serangan secara kasar, dengan jalan yang tidak wajar. Karena orang
selalu gagal dalam usahanya, reaksinya sangat primitive, berupa kemarahan dan
luapan emosi kemarahan dan luapan emosi kemarahan yang meledak-meledak.
Kadang-kadang disertai prilaku kegilaan, tindak sadis, dan usaha membunuh
orang.
Agresi
ialah seseperti reaksi terhadap frustasi, berupa seranngan, tingkah laku
bermusuhan terhadap orang atau benda.
Kemarahan-kemarahan
semacam ini pasti menggangu frustasi intelegensi, sehingga harga diri orang
yang bersangkutan jadi merosot disebabkan oleh tingkah lakunya yang agresif
berlebih-lebihan tadi. Seperti tingkah laku yang suka mentolerir orang lain,
berlaku sewenang-wenang dan sadis terhadap pihak-pihak yang lemah, dan
lain-lain.
c. Penghindaran
(Avoidance)
Tindakan
ini terjadi bila agen yang mengancam dinilai lebih berkuasa dan berbahaya
sehingga individu memilih cara menghindari atau melarikan diri dari situasi
yang mengancam. Misalnya, penduduk yang melarikan diri dari rumah-rumah mereka
karena takut akan menjadi korban pada daerah-daerah konflik seperti aceh.
d. Apati
Jenis
koping ini merupakan pola orang yang putus asa. Apati dilakukan dengan cara
individu yang bersangkutan tidak bergerak dan menerima begitu saja agen yang
melukai dan tidak ada usaha apa-apa untuk melawan ataupun melarikan diri dari
situasi yang mengancam tersebut. Misalnya, pada kerusuhan Mei. Orang-orang Cina
yang menjadi korban umumnya tutup mulut, tidak melawan dan berlaku pasrah
terhadap kejadian biadab yang menimpa mereka. Pola apati terjadi bila tindakan
baik tindakan mempersiapkan diri menghadapi luka, agresi maupun advoidance
sudah tidak memungkinkan lagi dan situasinya terjadi berulang-ulang. Dalam
kasus diatas, orang-orang cina sering kali dan berulangkali menjadi korban
ketika terjadi kerusuhan sehingga menimbilkan reaksi apati dikalangan mereka.
2. Peredaan
atau peringatan (palliation)
Jenis
koping ini mengacu pada mengurangi, menghilangkan dan menoleransi
tekanan-tekanan ketubuhan atau fisik, motorik atau gambaran afeksi dan tekanan emosi
yang dibangkitkan oleh lingkungan yang bermasalah. Atau bisa diartikan bahwa
bila individu menggunakan koping jenis ini, posisinya dengan masalah relatif
tidak berubah, yang berubah adalah diri individu, yaitu dengan cara merubah
persepsi atau reaksi emosinya.
· Ada 2
jenis koping peredaan atau palliation:
a. Diarahkan
pada gejala (Symptom Directid Modes)
Macam
koping ini digunakan bila gangguan muncul dari diri individu, kemudian individu
melakukan tindakan dengan cara mengurangi gangguan yang berhubungan dengan
emosi-emosi yang disebabkan oleh tekanan atau ancaman tersebut. Penggunaan
obat-obatan terlarang, narkotika, merokok, alcohol merupakan bentuk koping
dengan cara diarahkan pada gejala. Namun tidak selamanya cara ini bersifat negative.
Melakukan relaksasi, meditasi atau berdoa untuk mengatasi ketegangan juga
tergolong kedalam symptom directed modes tetapt bersifat positif.
b. Cara
intra psikis
Koping
jenis peredaan dengan cara intrapsikis adalah cara-cara yang menggunakan perlengkapan-perlengkapan
psikologis kita, yang biasa dikenal dengan istilah Defense Mechanism (mekanisme
pertahanan diri).
Disebut
sebagai defence mechanism atau mekanisme pembelaan diri, karena individu yang
bersangkutan selalu mencoba mengelak dan membela diri dari kelemahan atau
kekerdilan sendiri dan mencoba mempertahankan harga dirinya: yaitu dengan jalan
mengemukakan bermacam-macam dalih atau alasan.
Jenis-Jenis
Coping yang Konstruktif dan Positif
a.
Coping yang konstruktif
1)
Escape
Usaha
untuk menghilangkan stress dengan melarikan diri dari masalah dan beralih pada
hal-hal yang tidak baik, seperti merokok, narkoba, dll.
2)
Accepteance
Karena
tidak ada lagi yang dapat memecahkan masalah, maka lebih memilih pasrah dan
menerimanya.
3)
Avoidance
Individu
berusaha menyanggah dan mengingkari serta melupakan masalah-masalah yang ada
pada dirinya.
4)
Avoidant coping
Strategi
yang dilakukan individu untuk menjauhkan diri dari sumber stress dengan cara
melakukan suatu aktivitas atau menarik diri dari suatu kegiatan atau situasi
yang berpotensi menimbulkan stress.
b.
Coping yang positif
1)
Active coping
Strategi
yang dirancang untuk mengubah cara pandang individu terhadap sumber stress.
2)
Problem solving focused coping
Individu
secara aktif mencari penyelesaian dari masalah untuk mehilangkan kondisi atau
situasi yang menimbulkan stress.
3)
Distancing
Usaha
untuk menghindari permasalahan dan menutupinya dengan pandangan yang positif
dan menganggap remeh suatu masalah.
4)
Planful problem solving
Individu
membentuk suatu strategi dan perencanaan menghilangkan dan mengatasi stress
dengan melibatkan tindakan yang teliti, hati-hati, bertahap, dan analitis.
5)
Positive reappraisal
Usaha
untuk mencari makna positif dari permasalahan dengan pengembangan diri dan
melibatkan hal-hal religi.
6)
Self control
Suatu
bentuk dalam penyelesaian masalah dengan cara menahan diri, mengatur perasaan,
tidak tergesa-gesa dan hati hati dalam mengambil tindakan.
7)
Emotion focused coping
Melibatkan
usaha-usaha untuk mengatur emosinya dalam penyesuaian diri dengan dampak yang
ditimbulkan oleh kondisi yang penuh tekanan.
8)
Seeking social support
Suatu
cara yang dilakukan individu dalam menghadapi maslah dengan cara mencari
dukungan sosial pada keluarga atau lingkungan sekitar, berupa simpati atau
perhatian.
9)
Positive reinterpretation
respon
dari individu dengan cara merubah dan mengembangkan dalam kepribadiannya atau
mencoba mengambil pandangan positif dari sebuah masalah.
kepribadian sehat menurut Allport
Allport percaya bahwa kepribadian dewasa merupakan lebih
fungsi dari masa sekarang dan masa yang akan datang dari pada masa lampaunya .
Allport menyatakan, melalui pemberian kasih sayang dan
banyaknya keamanan terhadap bayi mampu membuat pertumbuhan psikologis yang
positif akan terjadi sepanjang tingkat munculnya propium. Oleh sebab itu ibu
sangat berperan penting bagi perkembangan propium. sementara bila anak
dibesarkan pemberian kasih sayang yang, keamanan yang kurang serta agresif,
penuh tuntutan maka pertumbuhan psikologisnya akan berdampak buruk.
Karakteristik
kepribadian yang sehat menurut Allport
1. Manusia yang sehat memiliki
kebutuhan terus menerus akan sensasi-sensasi dan tantangan-tantangan baru.
2. Mereka tidak suka hal-hal
yang rutin dan mencari pengalaman-pengalaman baru.
3. Mereka mengambil resiko,
berspekulasi, dan menyelidiki hal-hal baru.
4. Aktivitas menghasilkan
ketegangan.
5. Pengalaman-pengalaman dan
resiko yang menimbulkan tegangan, membuat manusia dapat tumbuh dan berkembang.
6. Manusia didorong kedepan
oleh visi masa depan, tidak di kontrol oleh traumatik dan konflik masa lalu.
7. Kebahagian bukan merupakan
suatu tujuan, tetapi kebahagiaan merupakan hasil dari keberhasilan integrasi
kepribadian dalam mengejar aspirasi-aspirasi dan tujuan.
8. Kepribadian yang sehat
“prinsip penguasaan dan kemampuan” (principle of mastery and competence).
9. Proprium “Self” = sesuatu yang dimiliki seseorang atau keunikan yang
dimiliki sesorang. Proprium (atau self).
Allport
mengemukakan tujuh kriteria yang merupakan pandangan-pandangan allport tentang
sifat-sifat khusus dari kepribadian sehat.
1. Perluasan Perasaan Diri,
awalnya diri hanya berpusat pada
individu, namun ketika pengalaman bertumbuh maka diri bertambah luas meliputi
nilai-nilai dan cita-cita yang abstrak. Orang yang matang ialah orang yang
mengembangkan perhatian-perhatian dari luar dirinya, akan tetapi tidak hanya
berinteraksi dengan sesuatu di luar dirinya, namunhaus menjadi partisipasi yang
langsung dan penuh. Allport menamakan hal ini “partisipasi otentikyang
dilakukan oleh orang dalam beberapa suasana yang penting dari usaha mansia.”
2. Hubungan diri yang hangat
dengan orang-orang lain,
Allport membedakan menjadi dua macam
kehangatan dalam hubungan dengan orang lain, yakni kapasitas untuk keintiman,
dan kapasitas untuk perasaan terharu.
Orang yang sehat secara psikologis mampu melihatkan keintiman
(cinta) terhadap orang tua, anak, partner, dan teman akrab. Yang dihasilkan
dari kapasitas keintiman yaitu suatu perasaan perluasan diri yang berkembang
baik. Syarat bagi kapasitas untuk keintiman ialah suatu perasaan identitas diri
yang berkembang dengan baik.
Perbedaan antara hubungan cinta dengan orang-orang neurotis
dengan orang sehat. Orang neurotis pada dasarnya harus menerima cinta jauh
lebih banyak dari pada feedbacknya, sementara cinta orang-orang yang sehat
ialah cinta yang tanpa syarat, didak melumpuhkan atau mengikat.
Tipe kehangatan kedua yaitu perasaan terharu adalah suatu
pemahaman tentang kondisi dasar manusia dan perasaan kekeluargaan. Orang sehat
memiliki kapasitas untuk memahami kesakitan –kesakitan,
penderitaan-penderitaan, ketakutan-ketakutan, dan kegagalan-kegagalan yang
merupakan ciri kehidupan manusia.
3. Keamanan emosional,
Kepribadian sehat meliputi beberapa
kualitas, kualitas yang utama ialah penerimaan diri. Kepribadian sehat mampu
menerima semua hal dari diri mereka, termasuk kelemahan kelemahan dan
kekurangan-kekurang tanpa menyerah secara pasif terhadap kelemahan dan
kekurangan tersebut. Orang-orang sehat mampu hidup denga sedikit
konflikdalam diri mereka terhadap masyarakat.
Kepribadian-kepribadian yang sehat juga mampu menerima
emosi-emosi manusia, dan mampu mengontrol emosi mereka, sehingga emosi-emosi
ini tidak mengganggu aktivitas-aktivitas antar pribadi.
Kualitas lain dari keamanan emosional ialah sabar terhadap
kekecewaan”. Orang sehat mampu mengahadapi kemunduran-kemunduran, mereka
tak pernah menyerah diri pada kekecewaan, namun pribadi yang sehat justru
memikirkan cara-cara yang berbeda guna mengurangi kekecewaan untuk mencapai
tujuan-tujuan. Kekecewaan tidak melumpuhkan kepribadian yang sehat sebagaimana hal
ini terjadi pada orang-orang yang neurotis.
4. Persepsi realitas,
Orang-orang yang sehat memandang
dunia secara objektif. Mereka tidak percaya bahwa setiap orang lain baik
atau jahatmenurut prasangka pribadi terhadap realitas. Sementara orang-orang
yang neurotis kerapkali mengubah sesuai dengan apa yang mereka inginkan dan
butuhkan
5. Keterampilan dan
tugas-tugas,
Allport menekankan
bahwa keberhasilan dalam pekerjaan menunjukkan keterampilan dan bakat tertentu.
Menurutnya, orang yang sehat tidak akan tidak mengarahkan keterampilan pada
pekerjaan. Komitmen pada orang sehat begitu kuat sehingga mengantarkan mereka
pada kesanggupan menenggelamkan semua pertahanan yang berhubungan dengan ego
dan dorongan ketika terbenam dalam pekerjaan
Pekerjaan dan tanggung jawab memberikan
arti dan perasaan kontinuitas hidup. Kematangan dan kesehatan psikologis tidak
akan tercapai tanpa melakaukan aktivitas yang penting dan melakukannya dengan
penuh dedikasi, komitmen, dan keterampilan – keterampilan.
6. Pemahamn diri,
Kepribadian yang
sehat mencapai suatu tingkat pemahan diri yang lebih dari pada orang yang
nerotis. Orang yang miliki suatu tingkat pemahaman diri (self-objectification)
yang tinggi tidak mungkin memproyeksikan kualitas negatif dirinya pada
orang lain. Orang-orang yang sehat terbuka pada pendapat-pendapat orang
lain dalam merumuskan gambaran diri yang objektif.
7. Filsafat hidup yang mempersatukan,
Orang-orang yang sehat melihat kedepan,
didorong oleh tujuan-tujuan dan rencana-rencana jangka panjang. Orang-orang ini
mempunyai suatu perasaan akan tujuan, suatu tugas untuk bekerja sampai selesai
sebagai acuan kehidupan mereka.
Menurut Allport nilai-nilai sangat penting
bagi perkembangan suatu filsafah hidup yang mempersatukan. Memiliki nilai-nilai
yang kuat, jelas memisahkan orang yang sehat dari orang yang neurotis.Suara
hati juga ikut berperan dalam suatu filsafah hidup yang mempersatukan. Allport
berpendapat bahwa, terdapat perbedaan antara suara hati yang matang dan suara hati
yang tida matang atau neurotis. Suara hati yang matang adalah suatu perasaan
kewajiban dan tanggung jawab terhadao diri sendiri dan kepada orang lain, dan
mungkin berakar dalam nilai-nilai agama atau etis, sedangkan suara hati yang
tidak matang sama seperti sura hati kanak-kanak yang patuh dan membudak, penuh
dengan pembatasan dan larangan yang dibawa dari masa kanak-kanak kedalam masa
dewasa.
Teori Kepribadian
Sehat Menurut Carl Rogers
a. Perkembangan
Kepribadian “ Self”
b. Self
adalah apa yang manusia rasakan didalam dirinya. Didalam self terdapat 2 bagian
yaitu, ideal self dan relity self. Ideal self adalah diri yang diharapkan
individu, sedangkan reality self adalah kenyataan yang ada pada diri individual
keadaan apa adanya pada diri individu. Kesulitan akan timbul bila tidak terjadi
ketidaksesuaian antara persepsi tentang diri dengan ideal selfnya (kesenjangan
antara harapan dan realita). Individual yang sehat adalah individu yang jarak
reality self dan ideal self tidak terlalu jauh.
* Self mempunyai
bermacam-macam sifat :
a. Self
berkembang dari interaksi organisme dengan lingkungan.
b. Self mungkin
mengintegrasikan nilai-nilai orang lain dan mengamatinya dalam cara yang tidak
wajar.
c. Self
mengejar konsistensi (keutuhan atau kesatuan, keselarasan.
d. Organisme
bertingkah laku dalam cara yang selaras dengan self.
e.
Pengalaman-pengalaman yang tidak selaras dengan struktur self diamati sebagai ancaman.
f. Self mungkin berubah sebagai hasil dari pematangan dan belajar.
f. Self mungkin berubah sebagai hasil dari pematangan dan belajar.
b. Positive
regard (bersyarat)
Setiap manusia
memiliki kebutuhan basic akan kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan,
cinta, kasih, dan sayang dari orang lain Kebutuhan ini disebut need for
positive regard, yang terbagi lagi menjadi 2 yaitu conditional positive regard
(bersyarat) dan unconditional positive regard (tak bersyarat).Conditional
positive regard atau penghargaan positif bersyarat misalnya kebanyakan orang
tua memuji, menghormati, dan mencintai anak dengan bersyarat,yaitu sejauh anak
itu berpikir dan bertingkah laku seperti dikehendaki orang tua karena anak
mengembangkan conditional positive regard maka dia menginternalisasikan sikap –
sikapdari ibunya, akan tetapi tidak semua anak menemukan kepuasan yang cukup
akan kebutuhan ini.
c. Ciri
– ciri orang yang berfungsi sepenuhnya
1. Keterbukaan
pada pengalaman
Orang yang berfungsi sepenuhnya adalah orang yang menerima semua pengalamandengan fleksibel, termasuk perasaannya sendiri sehingga selalu timbul persepsibaru. Kalau individu bisa terbuka terhadap perasaannya sendiri maka tidak sulitjuga untuk membuka diri untuk aktualisasi. Tentu bagian tersulit di sini adlahmembedakan perasaan riil dari kecemasan-kecemasan yang disebabkan olehsyarat-syarat kepatuhan
Orang yang berfungsi sepenuhnya adalah orang yang menerima semua pengalamandengan fleksibel, termasuk perasaannya sendiri sehingga selalu timbul persepsibaru. Kalau individu bisa terbuka terhadap perasaannya sendiri maka tidak sulitjuga untuk membuka diri untuk aktualisasi. Tentu bagian tersulit di sini adlahmembedakan perasaan riil dari kecemasan-kecemasan yang disebabkan olehsyarat-syarat kepatuhan
2. Kehidupan
Eksistensial Kualitas dari kehidupan eksistensial dimana orang terbuka
terhadappengalamannya sehingga ia selalu menemukan sesuatu yang baru, dan
selaluberubah dan cenderung menyesuaikan diri sebagai respons atas pengalaman
selanjutnya. Disini Roger memandang sesuatu sebagaimana adanya, kenangan
danangan-angan adalah sesuatu yang kita alami disini dan sekarang.
3. Keyakinan
organismik Pengalaman akan menjadi hidup ketika seseorang membuka diri terhadap
pengalamanitu sendiri. Dengan begitu ia akan bertingkah laku menurut apa yang
dirasanyabenar (timbul seketika dan intuitif) sehingga ia dapat
mempertimbangkan setiapsegi dari suatu situasi dengan sangat baik. Hal ini
menunjukkan adanya keterkaitanindividu dengan kecenderungan aktuaalisasi.
4. Kebebasan
eksistensialis Orang yang sehat secara psikologis dapat membuat suatu pilihan
tanpa adanyapaksaan-paksaan atau rintangan – rintangan antara alternatif
pikiran dan tindakan. Orang yang bebas memiliki suatu perasaan berkuasa secara
pribadimengenai kehidupan dan percaya bahwa masa depan tergantung pada
dirinyasendiri, tidak pada peristiwa di masa lampau sehingga ia dapat meilhat
sangatbanyak pilihan dalam kehidupannya dan merasa mampu melakukan apa saja
yang ingin dilakukannya.
5. Kreativitas
Keterbukaan diri terhadap pengalaman dan kepercayaan kepada organisme
merekasendiri akan mendorong seseorang untuk memiliki kreativitas dengan ciri –
ciri bertingkah laku spontan, tidak defensif, berubah, bertumbuh, dan
berkembang sebagai respons atas stimulus-stimulus kehidupan yang beraneka ragam
disekitarnya.
Sumber :
Jess, J. And Gregory,J.F.teori
kepribadian. Jakarta: salemba humanika, 2009.
Sarwono, Sarlito W. (2010).
Pengantar psikologi umum. Jakarta:Rajawali Pers.
Schultz, Duane. (2011). psikologi pertumbuhan:model-model kepribadian
sehat.Yogyakarta: Kanisius.
Puspitawati, I. Dwi Riyanti, Hendro Prabowo.(1996). Seri Diktat Kuliah
Psikologi Umum I. Jakarta. Gunadarma.
Riyanti, Dwi B.P., Prabowo, Hendro. (1998). Seri diktat kuliah psikologi
umum 2. Depok: Universitas Gunadarma.