Nama : Farid Hikmatullah SOFTSKILL
(ARTIKEL 1)
NPM : 12512773 3
PA 01
Pengertian Psikoterapi
Istilah
“psikoterapi”, berasal dari dua kata, yaitu “psiko” dan “terapi”. “Psiko”
artinya kejiwaan atau mental dan “terapi” adalah penyembuhan atau usada. Jadi
kalau dibahasa Indonesiakan psikoterapi dapat disebut usada jiwa atau usada
mental.1 Istilah psikoterapi (psychotherapy), mempunyai pengertian yang cukup
banyak dan kabur, terutama karena istilah tersebut digunakan dalam berbagai
bidang operasional ilmu empiris seperti psikiatri, psikologi, bimbingan dan
penyuluhan (guidance and counseling), kerja sosial (case work), pendidikan dan
ilmu Agama. Hamdani Bakran dalam buku Konseling dan Psikotrapi Islam
mendefinisikan psiko sebagai berikut: 1. Jiwa dan hati. 2. Dalam mitologi
Yunani, psyche adalah seorang gadis cantik yang bersayap seperti sayap
kupu-kupu. Jiwa digambarkan berupa gadis dan kupu-kupu simbol keabadian. 3.
Ruh, akal dan diri (dzat). 4. Menurut Freud, merupakan pelaksanaan-pelaksanaan
kegiatan psikologis, terdiri dari bagian sadar (conscious) dan bagian tidak
sadar (unconscious).5. Dalam bahasa Arab psyche dapat dipadankan dengan “nafs”
dengan bentuk jamaknya ”anfus” atau ”nufus”. Nafs memiliki beberapa arti,
diantaranya: jiwa, ruh darah, jasad, orang, diri dan sendiri.2
Dari
beberapa arti secara etimologis tersebut, dapat dipahami bahwa psyche atau nafs
adalah bagian dari diri manusia dari aspek yang lebih bersifat rohaniah dan
paling tidak lebih banyak menyinggung sisi yang dalam dari eksistensi manusia,
ketimbang fisik atau jasmaniahnya.3 Psikoterapi adalah pengobatan penyakit
dengan cara kebatinan, atau penerapan teknik khusus pada penyembuhan penyakit
mental atau pada kesulitan- kesulitan penyesuaian diri setiap hari.....atau
penyembuhan lewat keyakinan agama, dan diskusi personal dengan para guru atau
teman.
Tujuan dari psikoterapi
a. Menguatkan daya
tahan mental yang telah dimilikinya
b. Mengembangkan mekanisme daya tahan mental yang baru dan
yang lebih baik untuk mempertahankan fungsi pengontrolan diri
c. Meningkatkan
kemampuan adaptasi terhadap lingkungan
unsur
psikoterapi
Selain itu, tujuan dari psikoterapi
secara khusus dari beberapa metode dan teknik psikoterapi yang banyak
peminatnya, dari dua orang tokoh yakni Ivey, et al (1987) dan Corey (1991).
Menurut
Corey (1991)
a) Tujuan psikoterapi dengan pendekatan psikoanalisis adalah
Membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Rekonstruksi
kepribadiannya dilakukan terhadap kejadian-kejadian yang sudah lewat dan
menyusun sintesis yang baru dari konflik-konflik yang lama.
b) Tujuan psikoterapi dengan pendekatan tingkah laku adalah
secara umum untuk menghilangkan perilaku dan mencari apa yang dapat dilakuakan
dan mencari apa yang dapat dilakuakn terhadap perilaku yang menjadi masalah.
Klien berperan aktif dalam menyusun terapi dan menilai bagaimana tujuan-tujuan
ini bias tercapai.
c) Tujuan psikoterapi denagn pendekatan Kognitif-Behavioristik
dan Rasional-Emotif adalah menghilangkan cara memandang dalam kehidupan pasien
yang menyalahkan diri sendiri dan membantunya memperoleh pandangan dalam hidup
secara lebih rasional dab toleran. Untuk membantu pasien mempergunakan metode
yang lebih ilmiah atau objektif untuk memecahkan masalah emosi dan perilaku
dalam kehidupan selanjutnya.
d) Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Gestalt adalah
membantu klien memperoleh pemahaman mengenai saat-saat dari pengalamnnya. Untuk
merangsangnya menerima tanggung jawab daridorongan yang ad di dunia dalamnya
yang bertentangan dengan ketergantungannya terhadap dorongan-dorongan dari
dunia luar.
e) Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Realitas adalah untuk
membantu seseorang agar lebih efektif dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
Merangsang untuk menilai apa yang sedang dilakukan dan memeriksa sebarapa jauh
tindakannya berhasil.
Menurut Ivey, et al (1987)
a) Tujuan Psikoterapi dengan pendekatan Behavioristik adalah
untuk menghilangkan kesalahan dalam belajar dan berperilaku dan untuk mengganti
dengan pola-pola perilaku yang lebih bias menyesuaikan. Arah perubahan perilaku
yang khusus ditentukan oleh klien.
b) Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Gestalt, adalah agar
seseorang lebih menyadari mengenai kehidupannya dan bertanggung jawab terhadap
arah kehidupan seseorang.
c) Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Realitas adalah untuk
memenuhi kebutuhan seseorang tanpa dicampur-tangani orang lain. Untuk
menentukan keputusan yang bertanggung jawab dan untuk bertindak dengan
menyadari sepenuhnya akan akibat-akibatnya. Psikoterapi merupakan alat yang
dapat membantu dan penting dipelajari khususnya oleh dokter dan para
profesional lain yang berperan dalam kesehatan dan kesehatan jiwa, namun perlu
pula diingat bahwa teknik dan metodenya yang tertentu dan bermacam-macam
tersebut memerlukan waktu yang cukup lama untuk dapat dipelajari dan
dipraktekkan dengan baik. Tentunya, dengan hanya membaca buku ajar yang singkat
ini tidaklah mungkin mencakup keseluruhan hal mengenai psikoterapi, namun
setidaknya prinsip-prinsip dasar psikoterapi dapat dipahami, untuk dapat
diaplikasikan dalam praktek sehari-hari, sehingga dapat turut menunjang upaya
peningkatan mutu pelayanan kepada pasien. Secara non spesifik, psikoterapi
dapat menambah efektivitas terapi lain; sebagai suatu yang spesifik atau
khusus, sebagaimana telah disebutkan di atas, psikoterapi merupakan rangkaian
teknik yang digunakan untuk mengubah perilaku (catatan: teknik merupakan
rangkaian tindakan yang dibakukan untuk mendapatkan perubahan tertentu, bukan
urutan perubahan alamiah, sehingga harus dilatih untuk mencapai ketrampilan
optimal). Dengan psikoterapi, seorang dokter akan dapat memanfaatkan
teknik-teknik untuk meningkatkan hasil yang ingin dicapainya. Bila seorang
dokter tidak mengerti atau memahaminya, sebetulnya bukan hanya tidak akan menambah
efektivitas terapinya, melainkan setidaknya dapat menghindarkan hal-hal yang
dapat merugikan pasiennya.
Unsur-unsur psikoterapi
Menurut
Masserman (dalam Maulany, 1997) telah melaporkan delapan “parameter pengaruh”
dasar yang mencakup unsur-unsur lazim pada semua jenis psikoterapi. Dalam
hal ini termasuk :
a. Peran sosial
psikoterapis
b. Hubungan
c. Hak
d. Retrospeksi
e. Re-edukasi
f. Rehabilitasi
g. Resosialisasi
h. Rekapitulasi
Sumber Referensi
Buku Psikologi
Klinis, Suprapti Slamet I.S- Sumarmo Markam.
Gunarsa, S.D,dkk. (2007). Konseling
dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia
Mujib, A.2002.Nuansa-Nuansa Psikologi Islam.Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Prof. DR. H. Muhammad Surya. (2003). Buku Psikologi
Konseling. Bandung: Pustaka Bani Quraisy
Prof. DR.
Singgih D. Gunarsa. 1996. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: PT BPK gunung
mulia
Buku Andi Mappiane, AT. Pengantar
konseling dan psikoterapi. Jakarta PT. Raja Grafindo Persada 1996.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar