Cari Blog Ini

Kamis, 23 Januari 2014

RESENSI BUKU (PSIKOLOGI PENDIDIKAN INOVATIF)



resensi buku
 
“PENDIDIKAN BERMUTU UNTUK SEMUA”

Judul                                                  : Psikologi Pendidikan Inovatif
Penulis                                                : Dr. Eti Nurhayati, M.Si.
Penerbit                                              : Pustaka Pelajar
Cetakan                                              : I, Juni 2009
Tebal Buku dan jumlah halaman    : 2,2 cm/442 halaman
ISBN                                                   : 978-602-9033-82-3

Kebutuhan pendidikan berbasis masyarakat. Tentunya, kenyataan menunjukan praktik pendidikan selama ini masih cenderung berjalan monoton, indoktrinatif, teacher-centered, top down, mekanis, verbalisme, lebih besar menekankan aspek kognitif dan misi pendidikan telah misleading. Indikator-indikator inilah yang menurut Freire, bahwa sekolah itu memang menindas dan membelenggu, tidak dipungkiri angka partisipasi masyarakat dalam berpendidikan semakin meningkat, tetapi itu semata karena didasari motivasi yang diciptakan oleh sisitem kapitalis borjuis. Hampir sebagian besar petani, nelayan, dan buruh didesa, “memaksakan diri” untuk menyekolahkan anak-anaknya, dengan menjual hartanya yang terbatas, seperti sawah, ladang, kerbau dan sebagainya demi anak dengan menyimpan harapan agar masa depan anak lebih baik kehidupan ekonomi daripada orang tuanya.
Sepintas tidak ada yang salah dengan tekad dan pengorbanan orang tua kepada anaknya, karena telah sedemikian rupa sisitem kapitalis borjuis tercipta, yang memaksakan siapapun bertaruh dengan sistem tersebut, dan siapa yang sanggup melawan dan meruntuhkan sistem tersebut?! Alih-alih bermaksud meruntuhkan sistem kapitalis, kita sendiri mungkin hidup konyol jika tidak siap betul menghadapinya. Tulisan ini mengajak berbagai pihak yang peduli untuk melakukan pembelaan terhadap anggota atau masyarakat yang tertindas maupun yang kurang memiliki akses ekonomi, sosial, dan politik melalui pendidikan, setiap personal dan elemen masyarakat, sesungguhnya memiliki kemampuan unuk berbuat sesuatu yang berarti dan bermanfaat bagi masyarakatnya. Pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah atau swasta dikota, dapat diikuti oleh masyarakat sepanjang tidak termotivasi oleh sistem kapitalis borjuisdan sambil terus mengkritisi, bukan sebatas soal keuangan saja tetapi menyangkut soal lain seperti mutu, output, dan outcome pendidikan yang diselenggarakan selama ini. Untuk melakukan fungsi kritis itumasyarakat perlu pendampingan, agar mereka tumbuh rasa percaya terhadap kemampuannya sendiri, karena pada dasarnya masyarakat memiliki kehebatan yang belum disadarinya, sehingga patut digali dan dimunculkan. Sementara itu, pendidikan yang diselengarakan ditengah masyarakat dapat diformat menjadi pendidikan berbasis masyarakat.
Setidaknya ada empat istilah pendidikan itu berbasis masyarakat, yaitu : pendidikan emansipatori, pendidikan populer, pendidikan partisipatif, dan pendidikan rakyat. Pendidikan berbasis masyarakat dalam sistem pendidikan di Indonesia adalah pendidikan yang dinisiasi oleh masyarakat dengan tidak mengikuti kurikulum/silabus pendidikan formal atau non-fomal dan lebih mengikuti perkembangan sosial masyarakat, menjawab kebutuhan masyarakat dan difasilitasi oleh masyarakat.
Pendidikan berbasis masyarakat merupakan aliran dalam pendidikan untuk pembelaan, pemberdayaan, dan kebebasan. Pendidkan berbasis masyarakat haruslah berbentuk suatu usaha yang mengarah pada cita-cita ideal dan positif bagi masyarakat. Ia berfungsi sebagai usaha refleksi kritis, terhadap ideologi dominan kearah transformasi sosial. Tugas utama pendidikan masyarakat adalah menciptakan ruang agar masyarakat dapat dan tetap bersikap kritis terhadap sistem. Dan untuk mengembangkan masyarakat, ada berapa prinsip yang harus ditumbuhkan keberadaannya dalam menelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat, yaitu : pemerataan atau kesetaraan, berkelanjutan, produktivitas, dan pemberdayaan.
Sedangkan implementasinya, pendidikan berbasis masyarakat samapi sekarang masih terbatas mendapat pengakuan sebagai jenjang formal dan non-formal dalam sistem pendidikan diindonesia. Berbeda dengan sisitem pendidikan di skandinavia. Denmark, yang mengakui sekolah yang berbasis masyarakat yaitu ‘hojskol’ (highschools). Dalam pendidikan tersebut, seseorang bebas menentukan minatnya dalam bidang budaya, sosial dan keterampilan. Bagi seorang yang teah dengan baik mengikuto pendidkan ‘hojskol’ dan dinyatakan telah mengikutinya akan diterima disekolah formal sebagai seorang yang ‘lulus’ dari pendidikan tersebut. Dalam proses pembelajarannya, misalnya seorang pembelajar dapat belajar kepada tukang kayu yang tanpa bergelar sarjana, atau lulusan pendidikan formal lainnya, yang bisa mengajarkan bagaimana cara bertukang kayu yang baik dan dia tetap disebut sebagai pengajar atau guru.
Berbeda dengan seorang guru atau pengajar di Indonesia harus mempunyai pengkuan lulusan dari pendidikan formal tertentu untuk mengajarkan keterampilan tertentu. Pada akhir masa pembelajaran tidak dilaksanakan evaluasi, validitas instrumen evaluasi, dan kelulusan yang dinyatakan dengan surat kelulusan. Kualitas pendidikan bukan karena seorang pembelajar itu mempunyai nilai sembilan atau sepuluh dalam ijazahnya, tetapi kalau mereka sanggup memcahkan persoalan kehidupan, kreatif, mandiri, beretika, dan bersemangat mengembangkan pengetahuannya, sehingga merasa hidup sejahtera dan berguna bagi orang lain.

Kelemahan
            Dalam buku ini tidak dijelaskan spesifik upaya-upaya yang lebih mendalam untuk menggunakan sistem pendidikan berbasis masyarakat terhadap masyarakat yang tinggal didaerah, karena pada dasarnya pendidikan berbasis masyarakat adalah pendidikan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang ada dipelosok negeri indonesia, selain itu dalam buku ini tidak dijelaskan pentingnya peranan pemerintah dalam mewujudkan upaya pendidikan berbasis masyarakat karena jika tidak adanya peranan pemerintah dalam mewujudkan pendidikan berbasis masyarakat tentunya pendidikan berbasis masyarakat akan sulit untuk diwujudkan. Alih-alih tetap menggunakan sistem kapitalis borjuis juga yang tentunya tidak berpihak kepada masyarakat.

Kelebihan
            Buku psikologi pendidikan inovatif layak dibaca oleh siapapun untuk memperoleh bahan masukan, dan stimulan guna memformulasikan model ideal pendidikan dan pembelajaran dalam rangka mengoptimalkan capaian tujuan pendidikan yang diidealkan.
Selain itu, buku ini sangat rinci menjelaskan bagaimana cara pendidikan berbasis masyarakat dapat digunakan atau diwujudkan dalam kehidupan nyata terlebih lagi buku ini memberikan contoh nyata dan sederhana bagaimana mewujudkan pendidikan berbasis masyarakat, walaupun tidak adanya peranan pemerintah. namun, buku ini lebih mengoptimalkan peranan masyarakat dalam mewujudkan pendidikan tersebut. Sebuah buku yang patut dibaca untuk mengkritisi pendidikan kita yang sebenarnya belum berpihak kepada sebagian besar masyarakat Indonesia.

Kesimpulan
            Pendidikan berbasis masyarakat berusaha menghapus kelas dan diskriminasi gender dalam masyarakat yang tercermin dalam dunia pendidikan dengan melakukan refleksi kritis terhadap the ideology dominant ke arah transformasi sosial.
            Pendidikn berbasis masyarakat ingin merubah masyarakat dari penderitaan melalui perlawanan terhadap perbudakan dan penindasan. Pendidikan tidak mungkin dan tidak bisa bersikap netral, bersikap objektif, maupun berjarak dengan masyarakat. Tugas utama pendidikan adalah memanusiakan kembali manusia yang mengalmi dehumanisasi karena sistem dan struktur yang tidak adil.
            Pendidikan harus menekankan pilihan bebas dan penentuan nasib sendiri dalam sebuah latar belakang sosial yang humanistik sebagai salah satu ciri penting pendidikan emansipatori. Pendidikan berbasis masyarakat memiliki minat praktis untuk memperbaiki kehidupan masyarakat, membantu masyarakat memahami kehidupan sosial dan politik yang mengungkungnya, sehingga masyarakat menyadari bahwa dirinya sebagai subjek dan aktif menentukan pandangan hidupnya.  
Pendidikan berbasis masyarakat berupaya melakukan pemberdayaan kepada masyarakat dengan menyentuh pada tataran kesadaran dan kebebasan individu untuk berbuat, guna membangun dirinya sendiri, memperbaiki keadaan dari segala penderitaan dan keburukan, dengan melawan segala bentuk penindasan, perbudakan, dan ketidak-adilan.
Praktik pembelajaran pendidikan berbasis masyarakat menggunakan subjek aktif dengan menggunakan model pembelajaran aktif untuk dapat menciptakan ruang dan kesempatan bagi setiap individu terlibat dalam suatu proses penciptaan struktur yang secara fundamental baru dan lebih baik yang dilakukan secara menyenangkan dan tidak terpaksa.
           


Resensi Buku
Nama : Farid Hikmatullah
Kelas : 2PA01
NPM :12512773
JUDUL BUKU
“Psikologi Pendidikan Inovatif” 
http://diarymahasiswi.wordpress.com/ 
http://gittagputri.blogspot.com/

CSCW



Nama : Farid Hikmatullah 
Kelas : 2PA01
NPM : 12512773
Computer Supported Cooperative Work (CSCW)

Istilah Computer Supported Cooperative Work (CSCW) pertama kali digunakan oleh Irene Greif dan Paul M. Cashman pada tahun 1984, pada sebuah workshop yang dihadiri oleh mereka yang tertarik dalam menggunakan teknologi untuk memudahkan pekerjaan mereka. Pada kesempatan yang sama pada tahun 1987, Dr. Charles Findley mempresentasikan konsep collaborative learning-work. Menurut, CSCW mengangkat isu seputar bagaimana aktivitas-aktivitas kolaboratif dan koordinasi didalamnya dapat didukung teknologi komputer.

 Beberapa orang menyamakan CSCW dengan groupware, namun yang lain mengatakan bahwa groupware merujuk kepada wujud nyata dari sistem berbasis komputer, sedangkan CSCW berfokus pada studi mengenai kakas dan teknik dari groupware itu sendiri, termasuk didalamnya efek yang timbul baik secara psikologi maupun sosial. Definisi yang diajukan  mempertegas perbedaan di antara dua konsep ini :


CSCW adalah sebuah istilah generik, yang menggabungkan pengertian bagaimana orang bekerja dalam sebuah kelompok dengan teknologi pendukung berupa jaringan komputer, Perangkat keras, Perangkat lunak terkait, layanan, dan teknik.

Dalam definisi lain dijelaskan yaitu Computer-Supported Cooperative Work (CSCW) adalah bidang studi yang berfokus pada perancangan dan evaluasi teknologi baru untuk mendukung proses sosial kerja, sering di antara mitra yang berjauhan. Hasil CSCW biasanya disebut Groupware. Sedangkan Groupware adalah jenis software yang membantu kelompok kerja (workgroup) yang terhubung ke jaringan untuk mengelola aktivitas mereka.

CSCW Matrix



Salah satu bentuk umum konseptualisasi sistem CSCW adalah dengan mengamati konteks dari penggunaan sistem tersebut. Contohnya adalah matriks CSCW, yang diperkenalkan pertama kali pada tahun 1988 oleh Johansen; dan juga muncul pada Matriks dimaksud membagi konteks sebuah "work" ke dalam dua dimensi yakni waktu dan lokasi. Dimensi waktu dibagi menjadi kolaborasi yang dilakukan pada waktu yang bersamaan (sinkron), atau berbeda (asinkron). Dimensi lokasi dibagi menjadi kolaborasi yang dilakukan pada tempat yang sama, atau tempat yang terdistribusi.

Pengelompokan Sistem Kerja Sama

Asinkron Tersebar: Tempat dan Waktu Berbeda

Email : Sifat: struktur terlalu bebas, terlalu membuat kewalahan, dan transien.
Tools:

  • ·         Filtering (Message rules pada Microsoft Outlook Express).

  • ·         Archiving (menyimpan pesan lalu).

  • ·         Forwarding (meneruskan pesan).

·         Mailing lists.

  • Dapat mengandung gambar, suara, animasi, attachments berupa file dsb.

  • ·         Dampak negatif: virus.
  • Membuat email menjadi universal membutuhkan (Anderson et al., 1995):
  • ·         Peningkatan penyederhanaan.
  • ·         Peningkatan pelatihan.
  • ·         Pemfilteran yang lebih mudah.
  • ·         Hardware berbiaya murah.
  • ·         Jasa jaringan
Newsgroups dan komunitas jaringan

Diskusi elektronik terfokus oleh kelompok.
USENET newsgroups
  • ·         Pemakai membaca catatan sebelumnya dan menanggapi.
  • ·         Terbuka bagi umum.
  • ·         Dapat di-search melalui web.
Mailing list services

  • ·         Pemakai harus berlangganan.
  • ·         Menggunakan email.
  • ·         Bisa ditengahi moderator.
Online conferences
  • ·         Mempunyai alat bantu untuk voting, direktori online pemakai dan dokumen.
Web discussion board
  • ·         Online newsletters Komunitas jaringan bisa kontroversial: hacker, teroris, kegiatan rasis.
Sinkron Tersebar: Tempat Berbeda, Waktu Sama
  • ·         Group editor: mengedit dokumen bersama. Contoh: GROVE.
  • ·         Shared workspace: menulis atau menggambar bersama (whiteboard), desain bersama, membuat dokumen bersama, mendukung kerja sama tim yang fleksibel. Contoh: TeamRooms, SEPIA.
  • ·         Shared screen: Melihat layar dan mengoperasikan sistem yang sama. Contoh: Timbuktu, PC Anywhere, Windows XP Remote Assistance.
  • ·         Interactive game networks: Bermain game yang sama melalui jaringan. Contoh: StarCraft, WarCraft, Counter Strike.
  • ·         Chat: Diskusi melalui antarmuka teks. Contoh: IRC, ICQ.
  • ·         Video conferencing & teleconferencing: Konferensi real-time dengan kemampuan audio dan video. Contoh: NetMeeting, CU-SeeMe, Polycom DTVC products (dulu PictureTel).
Tempat dan Waktu Sama

·         Tampilan bersama dari komputer dosen: penggunaan proyektor untuk menayangkan presentasi.
  • ·         Audience response units. Menjawab pertanyaan pilihan ganda dengan piranti khusus pada meja peserta.

  • ·         Text-submission workstations. Bercakap-cakap menggunakan keyboard dan software sederhana.
  • ·         Brainstorming, voting, and ranking. Digunakan pada electronic classroom atau meeting room. Mis. GroupSystems.

  • ·         File sharing. Penggunaan komputer dalam jaringan untuk memakai file secara bersama.

  • ·         Shared workspace. Ruang kerja yang sama yang dapat diakses oleh semua pemakai.

  • ·         Group activities. Para pemakai dapat mengerjakan soal, dan yang butuh bantuan dapat “mengangkat tangan” untuk menampilkan tampilannya pada shared display atau pada tampilan pemimpin.

Penerapan CSCW pada Pendidikan

Koordinasi siswa dalam kelas virtual adalah proses yang rumit namun dapat memungkinkan pengalaman pendidikan yang mendorong bagi orang-orang yang tak dapat bepergian ke kelas biasa.

Penerapan CSCW pada Pendidikan
Pengalaman belajar oleh individu yang lebih aktif termasuk menggunakan software di jam pelajaran, misalnya untuk:
  • ·         Menulis esai atau puisi.
  • ·         Mencari peristiwa-peristiwa penting dalam kelas sejarah.
  • ·         Menjalankan simulasi bisnis untuk meningkatkan kualitas produk.
  • ·         Melakukan analisis statistik.
  • ·         Melakukan landscaping dengan CAD dan paket grafik.
  • ·         Menulis program komputer.
  • ·         Mencari di Internet.

Daftar makalah CSCW yang paling sering digunakan sebagai rujukan
  1. Dourish, P.; Bellotti, V. (1992). "Awareness and coordination in shared workspaces". Proceedings of the 1992 ACM conference on Computer-supported cooperative work: 107-114,, ACM Press New York, NY, USA. 
  2. Grudin, J. (1988). "Why CSCW applications fail: problems in the design and evaluation of organization of organizational interfaces". Proceedings of the 1988 ACM conference on Computer-supported cooperative work: 85-93, ACM Press New York, NY, USA. 

Kesimpulan

Dengan CSCW maka groupware dapat dimaksimalkan dengan kakas dan teknik yang dikembangkan oleh CSCW tersebut. Sehingga sistem kerja kelompok yang terkoneksi internet bisa dimaksimalkan serta dicari pengembangannya lebih lanjut.

Daftar Pustaka

http://id.wikipedia.org/wiki/Computer_supported_cooperative_work

coba lah
http://diarymahasiswi.wordpress.com/
Dila
http://gittagputri.blogspot.com/