KESEHATAN MENTAL
Kita mengetahui bahwa banyak sekali faktor yang mempengaruhi
kesehatan manusia , bahkan ada sebuah statistik dari WHO yang menggambarkan
bahwa di dunia hanya 15% orang yang benar-benar sakit dan harus dirawat di
rumah sakit, 15% lagi adalah orang yang benar-benar sehat, dan 60% selebihnya
adalah orang yang sehat tetapi gampang terserang penyakit.
Kesehatan
manusia
dipengaruhi oleh 6 faktor yaitu :
1. Udara
2. Air
3. Makanan dan Minuman
4. Keseimbangan Emosi
5. Olahraga Teratur
6. Istirahat Cukup
Apabila ke enam faktor tersebut terganggu atau bermasalah
maka otomatis kesehatan kita juga akan terganggu , mau atau tidak mau, sadar
atau tidak, kita hidup dizaman penuh polusi dari zat kimia baik itu air, udara
maupun makanan dan minuman yang kita konsumsi sehari-hari.
Kesehatan menurut World Health
Organization (WHO), yaitu :
“Kesehatan Adalah suatu kondisi Sejahtera Jasmani Rohani
serta Sosial Ekonomi”
Sedangkan
menurut UU No.23 tahun1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa : Kesehatan
adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup
produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus
dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental
dan sosial dan di dalamnya. Kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan.
Dalam pengertian yang paling luas sehat merupakan suatu keadaan yang dinamis
dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan
internal (psikologis, intelektual, spiritual dan penyakit) dan eksternal (lingkungan
fisik, social, dan ekonomi) dalam mempertahankan kesehatannya. Istilah sehat
dalam kehidupan sehari-hari sering dipakai untuk menyatakan bahwa sesuatu dapat
bekerja secara normal.
CIRI-CIRI
SEHAT
Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa
dan mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif
tidak tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak
mengalami gangguan. Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni pikiran,
emosional, dan spiritual.
1.Pikiran sehat tercermin dari cara
berpikir atau jalan pikiran.
2.Emosional sehat tercermin dari
kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya, misalnya takut,
gembira, kuatir, sedih dan sebagainya.
3.Spiritual sehat tercermin dari cara
seseorang dalam mengekspresikan rasasyukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya
terhadap sesuatu di luar alam fanaini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa. Misalnya
sehat spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaan seseorang.
SEJARAH PERKEMBANGAN KESEHATAN MENTAL
Seperti kesehatan fisik, kesehatan mental merupakan
aspek yang sangat penting bagi setiap fase kehidupan manusia.Kesehatan mental
terkadang mengalami siklus baik dan buruk. Setiap orang, dalam hidupnya
mengalami kedua sisi tersebut.Kadang mentalnya sehat, terkadang sebaliknya.
Pada saat mengalami masalah kesehatan mental, seseorang membutuhkan pertolongan
orang lain untuk mengatasi masalah yang dihadapinya. Kesalahan mental dapat
memberikan dampak terhadap kehidupan sehari-hari atau masa depan seseorang,
termasuk anak-anak dan remaja. Merawat dan melindungi kesehatan mental
anak-anak merupakan aspek yang sangat penting, yang dapat membantu perkembangan
anak yang lebih baik di masa depan. Seperti disiplin ilmu-ilmu yang telah ada, ”Kesehatan
Mental” berawal dari fenomena atau realita yang terjadi pada diri manusia sejak zaman pra
Ilmiah. Menurut Max
Weber, manusia memasuki zaman atau era sejarah ketika mentalitas dari individu-individu
itu sendiri telah tertata dengan rapi dan didukung dari segala aspek lingkungan
yang memungkinkan. Oleh karena itu, manusia dapat menghasilkan kebudayaan untuk
pertama kalinya sebagai penanda adanya era baru (sejarah).
Hal itu berarti tanpa kesehatan mental yang tertata dengan
rapi, maka tidak akan ada kebudayaan yang lahir. Tanpa kebudayaan tersebut,
maka manusia pun tidak akan pernah memasuki era ini. Kesehatan mental adalah
kunci dari mobilitas personal dan sosial manusia. Klasifikasi, sebaran,
dan banyaknya versi tentang sejarah perkembangan kesehatan mental membuat
makalah ini dibatasi atas garis besar haluan sejarahnya saja, yaitu dari era
pra ilmiah, kemunculan naturalisme (era Yunani dan Romawi kuno), era Ilmiah
(modern) dan tidak lupa tentang perkembangan serta peranan dari peradaban Islam sendiri tentang Kesehatan Mental,
yang kesemuanya terangkum pada bagan klasifikasi sejarah yang ada.
PERKEMBANGAN
KESEHATAN MENTAL PRA ILMIAH
Masa Animisme
Sejak
zaman dulu, sikap terhadap gangguan kepribadian atau mental telah muncul dalam
konsep primitif animisme. Ada kepercayaan bahwa dunia
ini diawasi atau dikuasai oleh roh-roh atau dewa-dewa.
Orang primitive
percaya bahwa angin bertiup, ombak
mengalun, batu berguling, dan pohon
tumbuh karena pengaruh roh yang tinggal dalam benda-benda tersebut. Orang
Yunani percaya bahwa gangguan mental terjadi karena dewa marah dan membawa
pergi jiwanya. Untuk menghindari kemarahannya, maka mereka mengadakan
perjamuan pesta (sesaji) dengan mantra dari korban yang mereka
persembahkan.Praktik-praktik semacam tersebut berlangsung mulai dari abad 7-5
SM. Setelah kemunculan naturalisme, maka praktik semacam itupun kian
berkurang, walaupun kepercayaan tentang penyakit mental tersebut berasal dari
roh-roh jahat tetap bertahan sampai abad pertengahan.
Kemunculan Naturalisme
Perubahan sikap terhadap tradisi animisme terjadi pada zaman
Hipocrates (460-467). Dia dan pengikutnya mengembangkan pandangan revolusioner
dalam pengobatan, yaitu dengan menggunakan pendekatan ”Naturalisme”. Aliran ini
berpendapat bahwa gangguan mental atau fisik merupakan akibat dari
alam. Hipocrates menolak pengaruh roh, dewa, setan atau hantu sebagai penyebab
sakit. Dia menyatakan ”Jika Anda memotong batok kepala, maka Anda akan
menemukan otak yang basah, dan memicu bau yang amis, tetapi Anda tidak akan
melihat roh, dewa atau hantu yang melukai badan Anda.”Ide naturalistik ini
kemudian dikembangkan oleh Galen,
seorang tabib dalam lapangan pekerjaan pemeriksaan atau pembedahan hewan. Dalam
perkembangan selanjutnya, pendekatan naturalistik ini tidak dipergunakan lagi
di kalangan orang-orang Kristen. Seorang dokter Perancis, Philipe Pinel (1745-1826)
menggunakan filasafat politik dan sosial yang baru untuk memecahkan problem
penyakit mental. Dia telah terpilih menjadi kepala Rumah Sakit Bicetre di Paris.
Di rumah sakit ini, para pasiennya (yang maniak) dirantai, diikat di tembok dan
di tempat tidur. Para pasien yang telah dirantai selama 20 tahun atau lebih karena
dipandang sangat berbahaya dibawa jalan-jalan di sekitar rumah sakit.
PERKEMBANGAN KESEHATAN MENTAL ERA MODERN
Perubahan
yang sangat berarti dalam sikap dan pengobatan gangguan mental, yaitu dari
animisme (irrasional) dan tradisional ke sikap dan cara yang
rasional (ilmiah), terjadi pada saat berkembangnya psikologi abnormal dan
psikiatri di Amerika
Serikat, yaitu pada tahun 1783.
Ketika itu, Benyamin Rush (1745-1813) menjadi anggota staff medis di rumah sakit
Pensylvania. Di rumah sakit ini, ada 24 pasien yang dianggap
sebagai lunatics (orang-orang gila atau sakit ingatan). Pada waktu itu,
sedikit sekali pengetahuan tentang penyakit kegilaan tersebut, dan kurang
mengetahui cara menyembuhkannya. Sebagai akibatnya, pasien-pasien tersebut
didukung dalam sel yang kurang sekali alat ventilasinya, dan mereka
sekali-sekali diguyur dengan air.Rush melakukan usaha yang sangat berguna untuk
memahami orang-orang yang menderita gangguan mental tersebut.Cara yang
ditempuhnya adalah dengan melalui penulisan artikel-artikel dalam koran,
ceramah, dan pertemuan-pertemuan lainnya. Akhirnya, setelah usaha itu dilakukan
(selama 13tahun), yaitu pada tahun 1796, di rumah mental, ruangan ini dibedakan
untuk pasien wanita dan pria. Secara berkesenimbungan, Rush mengadakan
pengobatan kepada para pasiendengan memberikan dorongan (motivasi) untuk mau
bekerja, rekreasi, dan mencari kesenangan. Perkembangan psikologi abnormal dan
pskiatri ini memberikan pengaruh kepada lahirnya ”mentalhygiene”
yang berkembang menjadi suatu ”Body of Knowledge”
beserta gerakan-gerakan yang terorganisir.
Perkembangan kesehatan mental dipengaruhi oleh gagasan, pemikiran dan inspirasi
para ahli, terutama dari dua tokoh perintis, yaitu Dorothea Lynde Dixdan Clifford Whittingham Beers. Kedua orang ini
banyak mendedikasikan hidupnya dalam bidang
pencegahan gangguan mental dan pertolongan bagi
orang-orang miskin dan lemah. Dorthea Lynde Dix lahir pada tahun
1802 dan meninggal dunia tanggal 17 Juli 1887. Dia adalah seorang guru sekolah
di Massachussets, yang menaruhperhatian terhadap orang-orang yang mengalami
gangguan mental. Sebagian perintis (pioneer), selama 40 tahun,
dia berjuang untuk memberikan pengorbanan terhadap orang-orang gila secara lebih manusiawi.
Usahanya,
mula-mula diarahkan pada para pasien mental di rumah sakit. Kemudian diperluas
kepada para penderitagangguan mental yang dikurung di rumah-rumah penjara.
Pekerjaan Dix ini merupakan faktor penting dalam membangun kesadaran
masyarakat umum untuk memperhatikan kebutuhan para penderita gangguan mental.
Berkat usahanya yang tak kenal lelah, di Amerika Serikat didirikan 32
rumah sakit jiwa. Dia layak mendapat pujian sebagai salah seorang wanita besar
diabad ke-19. Pada tahun 1909, gerakan kesehatan mental secara formal mulai
muncul. Selama dekade 1900-1909, beberapa organisasi kesehatan mental
telah didirikan, seperti American Social Hygiene Associatin (ASHA),
Dan American Federation for Sex Hygiene.
Perkembangan
gerakan-gerakan di bidang kesehatan mental ini tidak lepas dari jasa
Clifford Whittingham Beers (1876-1943). Bahkan, karena jasa-jasanya itulah, dia
dinobatkan sebagai “The Founder Of The Mental Hygiene Movement” . Dia
terkenal karena pengalamannya yang luas dalam bidang pencegahan dan pengobatan
gangguan mental dengan cara yang sangat manusiawi. Dedikasi Beers yang begitu
kuat dalam kesehatan mental dipengaruhi oleh pengalamannya sebagai pasien di
beberapa rumah sakit jiwa yang berbeda. Selama di rumah sakit, dia mendapatkan
pelayanan atau pengobatan yang keras dan kasar (kurang manusiawi).
Kondisi seperti ini terjadi karena pada masa
itu belum ada perhatian terhadap masalah gangguan mental, apalagi
pengobatannya.Setelah dua tahun mendapatkan perawatan di rumah sakit, dia mulai
memperbaiki dirinya. Selama tahun terakhirnya sebagai pasien, dia mulai
mengembangkan gagasan untuk membuat gerakan untuk melindungi orang-orang yang
mengalamigangguan mental atau orang gila (insane). Setelah dia kembali dalam
kehidupan yang normal (sembuh dari penyakitnya),pada tahun 1908, dia
menindaklanjuti gagasannya dengan mempublikasikan tulisan autobiografinya yang
berjudul A Mind That Found It Self .
Kehadiran
buku ini disambut baik oleh Willian James, sebagai seorang pakar psikologi.
Dalam buku ini, diamemberikan koreksi terhadap program pelayanan, perlakuan
atau ”treatment” yang diberikan kepada para pasien di rumah
sakit yang dipandangnya kurang manusiawi. Di samping itu, dia merupakan
reformator terhadap lembaga yang memberikan perawatan gangguan mental.
Beers
meyakini bahwa penyakit atau gangguan mental dapat dicegah atau disembuhkan.
Dia merancang suatu
program yang bersifat nasional, yang tujuannya adalah:
1. Mereformasi program perawatan dan
pengobatan terhadap pengidap penyakit jiwa;
2. Melakukan penyebaran informasi
kepada masyarakat agar mereka memiliki pemahaman dan sikap yang
positif terhadap para pasien yang mengidap gangguan atau penyakit jiwa;
3. Mendorong dilakukannya berbagai penelitiantentang kasus-kasus dan obat
gangguan mental dan
4. Mengembangkan praktik-praktik
untuk mencegah gangguan mental.
Program
Beers ini ternyata mendapat respon positif dari kalangan masyarakat, terutama
kalangan para ahli seperti William
James dan seorang psikiatris ternama, Adolf Mayer.
Begitu tertariknya terhadap gagasan Beers, Adolf Mayermenyarankan
untuk menamai gerakan itu dengan nama ”Mental Hygiene”.
Dengan demikian, yangmempopulerkan istilah”Mental Hygiene” adalah Mayer.
Belum lama setelah buku itu diterbitkan pada tahun 1908,
sebuah organisasi pertama didirikan,
bernama”Connectievt Society For Mental Hygiene”.Satu
tahu kemudian, didirikanlah”National Commite Society For Mental Hygiene” ,
dan Beers diangkat menjadi sekretarisnya. Organisasi ini bertujuan:
1.
Melindungi kesehatan mental masyarakat;
2.
Menyusun
standard perawatan para pengidap gangguan mental;
3. Meningkatkan studi
tentang gangguan mental dalam segala bentuknya dan berbagi aspek
yang terkait dengannya;
4.
Menyebarkan
pengetahuan tentang kasus gangguan mental, pencegahan dan penobatannya; dan
5.
Mengkoordinasikan lembaga-lembaga perawatan yang ada.
Terkait dengan perkembangan gerakan kesehatan mental ini,
Deutsch mengemukakan bahwa pada masanya dan pasca Perang Dunia I, gerakan
kesehatan mental ini mengkonsentarsikan programnya untuk membantu mereka yang
mengalami masalah serius. Setelah perang usai, gerakan kesehatan mental semakin
berkembang dan cakupan garapannya meliputi berbagai bidang kegiatan,
seperti pendidikan, kesehatan masyarakat, pengobatan umum, industri,
kriminologi, dan kerjasosial. Secara hukum, gerakan kesehatan mental ini
mendapatkan pengukuhannya pada tanggal 3 Juli 1946, yaitu ketika presiden
Amerika Serikat menandatangani ”The National Mental Helath Act.
Beberapa
tujuan yang terkandung dalam dokumen tersebut meliputi:
11.Meningkatkan kesehatan mental seluruh warga
masyarakat Amerika Serikat, melalui penelitian, inevestigasi,eksperimen
penanganan kasus-kasus, diagnosis dan pengobatan;
2.Membantu lembaga-lembaga pemerintah
dan swasta yang melakukan kegiatan penelitian dan
meningkatkankoordinasi antara para peneliti dalam melakukan kegiatan penelitian
dan meningkatkan kegiatan dan mengaplikasikan hasil-hasil penelitiannya;
3. Memberikan
latihan terhadap para personel tentang kesehatan mental; dan
4,4. Mengembangkan dan
membantu negara dalam menerapkan
berbagai metode pencegahan, diagnosis, dan obat terhadap para
pengidap gangguan mental. Pada tahun 1950, organisasi kesehatan mental terus
bertambah, yaitu dengan berdirinya ”National AssociationFor Mental Health” yang bekerjasama dengan tiga organisasi swadaya masyarakat lainnya, yaitu ”National
Committee For Mental Hygiene”, ”National Mental
Health Foundation”,dan ”Psychiatric Foundation” . Gerakan
kesehatan mental ini terus berkembang sehingga di Amerika Serikat terdapat
lebih dari seribu tempat perkumpulan kesehatan mental. Di belahan dunia
lainnya, gerakan ini dikembangkan melalui ”The World
Federation For Mental Health” dan “The World Health
Organization”.
TEORI KEPRIBADIAN SEHAT
Kepribadian Sehat Menurut Psikoanalisa
Dari anggapan
Freud bahwa kesadaran hanyalah sebagian kecil dari pada seluruh kehidupan psikis.
Freud memisahkan psyche itu sebagai gunung
es ditengah lautan, yang ada diatas permukaan laut itu menggambarkan kesadaran,
sedangkan yang dibawah permukaan air laut
menggambarkan ketidak sadaran. Didalam kesadaran-kesadaran terdapat
ketakutan-ketakutan dasar yang mendorong pribadi.
Pokok-pokok teori freud
Teori Freud mengenai kepribadian
dapat diikhtisarkan dalam rangka struktur, dinamika dan perkembangan
kepribadian. Struktur kepribadian tersebut mencakup tiga aspek yaitu:
Das Es (the id), yaitu
aspek Biologis
Das Ich (the ego), yaitu
aspek psikologis
Das Ueber Ich (the super
ego), yaitu aspek sosiologis
The
Id merupakan sistem kepribadian yang asli dan merupakan sumber
energi utama bagi hidup manusia. Id merupakan rahim
tempat ego dan superego berkembang. Freud
menyebut id “kenyataan psikis yang sebenarnya”, karena id
mempresentasikan dunia batin pengalaman subjektif dan tidak mengenal kenyataan
objektif. Id terdiri dari dorongan-dorongan biologis dasar seperti kebutuhan
makan, minum, seks, dan agresifitas. Dorongan ini dibawa sejak lahir.
Dalam Id terdapat
dua jenis energi yang saling bertentangan dan sangat mempengaruhi kehidupan
individu, yaitu insting kehidupan dan insting mati. Dorongan-dorongan
dalam Id selalu ingin dipuaskan, dan dalam pemuasannya Id selalu
berupaya menghindari pengalaman-pengalaman yang tidak menyenangkan (prinsip
kesenangan atau Pleasure Principle). Kecemasan realita adalah rasa
takut akan bahaya yang datang dari dunia luar dan derajat kecemasan semacam itu
sangat tergantung kepada ancaman nyata. Untuk menghilangkan ketidak-enakan dan
mencapai kenikmatan itu The Id mempunyai dua proses yaitu:
Refleks dan
reaksi-reaksi otomatis, seperti misalnya bersin, berkedip dan sebagainya.
Proses primer misalnya orang lapar membayangkan makan. Namun jelas dengan cara
ini kebutuhan akan makan tidak dapat terpenuhi karena itu dibutuhkan ego.
The Ego merupakan
energi yang mendorong untuk mengikuti prinsip kenyataan. Ego menjalankan
fungsi pengendalian agar upaya pemuasan dorongan Id itu
realistis atau sesuai dengan kenyataan. Misalnya orang yang lapar harus
mencari, menemukan, dan memakan makanan sampai tegangan karena merasa lapar
dapat dihilangkan.
Dalam
fungsinya ego berpegang dalam prinsip kenyataan adau realitas
dan bereaksi pada proses sekunder. Terkadang ego juga
dipandang sebagai aspek eksekutif
kepribadian, karena ego mengatur jalan-jalan yang ditempuh, memilih kebutuhan-kebutuhan yang dapat dipenuhi serta cara-cara memenuhinya., dapat juga memilih obyek yang dapat memenuhi kebutuhan.
kepribadian, karena ego mengatur jalan-jalan yang ditempuh, memilih kebutuhan-kebutuhan yang dapat dipenuhi serta cara-cara memenuhinya., dapat juga memilih obyek yang dapat memenuhi kebutuhan.
The Superego Sistem
kepribadian ketiga dan yang terakhir dikembangkan adalah superego. Superego adalah
gambaran kesadaran akan nilai-nilai dan moral masyarakat yang ditanamkan oleh
adat istiadat, agama, orangtua, guru, dan orang lain kepada anak. Karena itu pada
dasarnya superego adalah hati nurani seseorang yang menilai benar atau salahnya
tindakan seseorang. Itu berarti superego mewakili nilai-nilai
ideal dan selalu berorientasi pada kesempurnaan.
Freud juga membagi aktivitas mental individu dalam beberapa tingkatan berdasarkan sejauh mana individu menyadari gejala-gejala psikis yang timbul, yaitu :
1). Tingkat sadar atau kesadaran
(conscious level)
Pada tingkat ini aktivitas
mental dapat disadari setiap saat seperti berpikir, persepsi, dan lain-lain.
2). Tingkat prasadar (preconscious
level)
Pada tingkat ini aktivitas
mental dan gejala-gejala psikis yang timbul bias disadari hanya apabila
individu memperhatikannya, misalnya memori, pengetahuan-pengetahuan yang telah
dipelajari, dan lain-lain.
3). Tingkat tidak disadari (unconscious
level)
Pada tingkat
ini aktivitas mental dan gejala-gejala psikis tidak disadari oleh individu.
Gejala-gejala ini muncul misalnya dalam dorongan-dorongan immoral,
pengalaman-pengalaman yang memalukan, harapan-harapan yang irasional,
dorongan-dorongan seksual yang tidak sesuai dengan norma masyarakat, dan
lain-lain.
Kepribadian
yang baik menurut psikoanalisis adalah jika individu bergerak menurut pola
perkembangan yang ilmiah. Belajar mengatasi tekanan dan kecemasan, serta
keseimbangan antara kinerja super ego terhadap id dan ego.
Kepribadian Sehat
Behavioristik
Behaviorisme
merupakan sebuah aliran dalam psikologi yang didirikan oleh J.B. Watson. Sama
halnya dengan psikoanalisis, behaviorisme juga merupakan aliran yang
revolusioner, kuat dan berpengaruh serta memiliki akar sejarah yang cukup
dalam. Selain Watson ada beberapa orang yang dipandang sebagai tokoh
behaviorsime, diantaranya adalah Ivan Pavlov, E.L. Thorndika, B.F. Skinner,
dll. Namun demikian bila orang berbicara kepribadian atas dasar orientasi
behevioristik maka nama yang senantiasa disebut adalah Skinner mengingat dia
adalah tokoh behaviorisme yang paling produktif dalam mengemukakan gagasan dan
penelitian, paling berpengaruh, serta paling berani dan tegas dalam menjawab
tantangan dan kritik-kritik atas behaviorisme
Teori
behavioristik adalah proses belajar serta peranan lingkungan yang merupakan
kondisi langsung belajar dalam menjelaskan perilaku dan semua bentuk tingkah
laku manusia. Pavlov, Skinner, dan Watson dalam berbagai eksperimen mencoba
menunjukkan betapa besarnya pengaruh lingkungan terhadap tingkah laku. Semua
tingkah laku termasuk tingkah laku yang tidak dikehendaki, menurut mereka,
diperoleh melalui belajar dari lingkungan.
Namun perlu di sadari bahwa kelemahan dari Behavioristik adalah
dalam teori clasical conditioning, manusia disamakan dengan “hewan”
dan dalan operan conditioning manusia dianggap sebagai “robot”
yang dapat dikondisikan sehingga manusia dapat di program. Dalam teori-teori
ini manusia dianggap sebagai satu kesatuan yang sama. Pada kenyataannya manusia
adalah mahluk yang unik (Teori Humanistik). Maka untuk mengetahui keseluruhan
tentang kepribadian sehat kita tetap perlu mengetahui tentang teori Humanistik
Kepribadian Sehat Humanistik
Humanistik
mulai muncul sebagai sebuah gerakan besar psikologi dalam tahun 1950-an.
Aliran Humanistik merupakan konstribusi dari psikolog-psikolog terkenal seperti
Gordon Allport, Abraham Maslow dan Carl Rogers.
Menurut aliran
humanistik kepribadian yang sehat, individu dituntut untuk mengembangkan
potensi yang terdapat didalam dirinya sendiri. Bukan saja mengandalakan pengalaman-pengalaman
yang terbentuk pada masa lalu dan memberikan diri untuk belajar mengenai suatu
pola mengenai yang baik dan benar sehingga menghasilkan respon individu yang
bersifat pasif.
Ciri dari
kepribadian sehat adalah mengatualisasikan diri, bukan respon pasif buatan atau
individu yang terimajinasikan oleh pengalaman-pengalaman masa lalu. Aktualisasi
diri adalah mampu mengedepankan keunikan dalam pribadi setiap individu, karena
setiap individu memiliki hati nurani dan kognisi untuk menimbang-nimbang segala
sesuatu yang menjadi kebutuhannya. Humanistik menegaskan adanya keseluruhan
kapasitas martabat dan nilai kemanusiaan untuk menyatakan diri. Bagi ahli-ahli
psikologi humanistik, manusia jauh lebih banyak memiliki potensi. Manusia harus
dapat mengatasi masa lampau, kodrat biologis, dan ciri-ciri lingkungan. Manusia
juga harus berkembang dan tumbuh melampaui kekuatan-kekuatan negatif yang
secara potensial menghambat.
Gambaran ahli
psikologi humanistik tentang kodrat manusia adalah optimis dan penuh harapan.
Mereka percaya terhadap kapasitas manusia untuk memperluas, memperkaya,
mengembangkan, dan memenuhi dirinya, untuk menjadi semuanya menurut kemampuan
yang ada. Aliran Humanistik juga memfokuskan diri pada kemampuan manusia untuk
berfikir secara sadar dan rasional dalam mengendalikan hasrat biologisnya guna
meraih potensi maksimal. Manusia bertanggung jawab terhadap hidup dan
perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap dan
perilaku mereka.
Dasar dan Tujuan Mempelajari Kesehatan Mental
Kesanggupan seseorang untuk hidup rela dan gembira
bergantung pada sejauh mana ia menikmati kesehatan mental. Kesehatan mental
yang wajar adalah yang sanggup menikmati hidup ini, rela kepadanya, menerimanya
dan sanggup membentuknya sesuai dengan kehendaknya.
Pemahaman terhadap kesehatan mental yang wajar memestikan
akan pengetahuan tentang konsep dasar kesehatan mental, seperti yang telah
dijelaskan oleh para psikolog, yaitu motivasi (motivation), pertarungan
psikologikal (psychologgical conflict), kerisauan (anciety), dan
cara membela diri
Motivasi adalah keadaan psikologis yang merangsang dan
memberi arah terhadap aktivitas manusia. Dialah kekuatan yang menggerakkan dan
mendorong aktivitas seseorang. Motivasi dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu
motivasi primer (biologis) yang mempunyai kaitan dengan dengan proses organik
atau yang timbul dari kekurangan atau kelebihan pada sesuatu yang berkaitan
dengan struktur organik manusia. Kedua, motivasi sekunder (psikologi)
yang jelas tidak ada kaitannya dengan organ-organ manusia.
Pertarungan
psikologis adalah terdedahnya (tercegahnya) seseorang kepada kekuatan-kekuatan
yang sama besarnya yang mendorongnya kepada berbagai hal dimana ia tidak
sanggup memilih salah satu hal tersebut.
Kerisauan, secara umum, adalah pengalaman emosional yang
tidak menggembirakan yang dialami seseorang ketika merasa takut atau terancam
sesuatu yang tidak dapat ditentukannya dengan jelas. Biasanya keadaan ini
disertai perubahan keadaan fisiologis, seperti cepatnya debaran jantung, hilang
selera makan, rasa sesak nafas, dan lain sebagainya.
Cara membela diri merupakan cara yang dibuat dan dilakukan
oleh seseorang secara tidak sadar untuk menghindarkan dirinya menghadapi
pergolakan kerisauan yang dihadapi dan kekuatan-kekuatan yang bertarung dengan
nilai-nilai, sikap dan tuntutan masyarakat.
Ada juga tujuan mempelajari
Kesehatan mental yaitu :
1.
Memahami
makna kesehatan mental dan faktor-faktor penyebabnya.
2.
Memahami
pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam penanganan kesehatan mental.
3.
Memiliki
kemampuan dasar dalam usaha peningkatan dan pencegahan kesehatan mental
masayarakat.
4.
Meningkatkan
kesehatan mental masyarakat dan mengurangi timbulnya gangguan mental
masyarakat.
Sumber :
Sarwono, Sarlito W. (2010).
Pengantar psikologi umum. Jakarta:Rajawali Pers.
Schultz, Duane. (2011). psikologi pertumbuhan:model-model kepribadian
sehat.Yogyakarta: Kanisius
Puspitawati, I. Dwi Riyanti, Hendro Prabowo.(1996). Seri Diktat Kuliah
Psikologi Umum I. Jakarta.Gunadarma.
Riyanti, Dwi B.P., Prabowo, Hendro. (1998). Seri diktat kuliah psikologi
umum 2. Depok: Universitas Gunadarma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar