Nama : Farid Hikmatullah artikel
5 pertemuan 2
Kelas : 3PA01
NPM : 12512773
Konsep DASAR Pendekatan Humanistik Eksistensial
1.
Kesadaran diri Manusia memiliki kesanggupan untuk menyadari dirinya
sendiri,suatu kesanggupan yang unik dan nyata yang memungkinkan manusia mampu
berpikir dan memutuskan. Kesadaran diri membedakan manusia dengan mahluk-mahluk
lain. Pada hakikatnya semakin tinggi kesadaran seseorang, semakin ia hidup
sebagai pribadi. Meningkatkan kesadaran berarti meningkatkan kesanggupan
seseorang untuk mengalami hidup secara penuh sebagai manusia.Peningkatan kesadaran
diri yang mencakup kesadaran atas alternatif-alternatif, motivasi-motivasi,
faktor-faktor yang membentuk pribadi, dan atas tujuan-tujuan pribadi, adalah
tujuan segenap konseling. Kesadaran diri banyak terdapat pada akar kesanggupan
manusia, maka putusan untuk meningkatkan kesadaran diri adalah fundamental bagi
pertumbuhan manusia.
2.
Kebebasan tanggung jawab, kecemasanKesadaran atas kebebasan dan tangung jawab
bisa menimbulkan kecemasan yang menjadi atribut dasar bagi manusia. Kecemasan
adalah suatu karakteristik dasar manusia yang mana merupakan sesuatu yang
patologis, sebab ia bisa menjadi suatu tenaga motivasional yang kuat untuk
pertumbuhan kepribadian.
3.
Penciptaan makna
Manusia itu unik, dalam arti
bahwa dia berusaha untuk menemukan tujuan hidup dan menciptakan nilai-nilai
yang akan memberikan makna bagi kehidupan. Manusia pada dasarnya selalu dalam
pencarian makna dan identitas diri. Manusia memiliki kebutuhan untuk
berhubungan dengan sesamanya dalam suatu cara yang bermakna, sebab manusia
adalah mahluk yang rasional.
Unsur-unsur
terapi
munculnya
gangguan ---> Model humanistik kepribadian, psikopatologi, dan psikoterapi
awalnya menarik sebagian besar konsep-konsep dari filsafat eksistensial,
menekankan kebebasan bawaan manusia untuk memilih, bertanggung jawab atas
pilihan mereka, dan hidup sangat banyak pada saat ini. Hidup sehat di sini dan
sekarang menghadapkan kita dengan realitas eksistensial menjadi, kebebasan,
tanggung jawab, dan pilihan, serta merenungkan eksistensi yang pada gilirannya
memaksa kita untuk menghadapi kemungkinan pernah hadir ketiadaan. Pencarian
makna dalam kehidupan masing-masing individu adalah tujuan utama dan aspirasi
tertinggi. Pendekatan humanistik kontemporer psikoterapi berasal dari tiga
sekolah pemikiran yang muncul pada 1950-an, eksistensial, Gestalt, dan klien
berpusat terapi.
Tujuan-tujuan terapi :
•
Menyajikan kondisi-kondisi untuk memaksimalkan kesadaran diri dan pertumbuhan.
•
Menghapus penghambat-penghambat aktualisasi potensi pribadi.
•
Membantu klien agar mampu menghadapi kecemasan sehubungan dengan tindakan
memilih diri, dan menerima kenyataan bahwa dirinya lebih dari sekedar korban
kekuatan-kekuatan deterministik di luar dirinya.
•
Membantu klien menemukan dan menggunakan kebebasan memilih dan memperluas
kesadaran diri.
•
Membantu klien agar bebas dan bertanggung jawab atas arah kehidupan sendiri.
Fungsi dan Peran Terapis
Menurut Buhler dan Allen, para
ahli psikologi humanistik memiliki orientasi bersama yang mencakup hal-hal
berikut :
1.
Mengakui pentingnya pendekatan dari pribadi ke pribadi
2.
Menyadari peran dari tanggung jawab terapis
3.
Mengakui sifat timbal balik dari hubungan terapeutik
4.
Berorientasi pada pertumbuhan
5.
Menekankan keharusan terapis terlibat dengan klien sebagai suatu pribadi
6.
Mengakui bahwa putusan dan pilihan akhir terletak ditangan klien.
7.
Memandang terapis sebagai model, dalam arti bahwa terapis dengan gaya hidup dan
pandangan humanistiknya tentang manusia secara implisit menunjukkan kepada
klien potensi bagi tindakan kreatif dan positif
8.
Mengakui kebebasan klien untuk mengungkapkan pandangan dan untuk mengembangkan
tujuan-tujuan dan nilainya sendiri.
9.
Bekerja ke arah mengurangi ketergantungan klien serta meningkatkan kebebasan
klien.
Teknik Terapi
Teori
humanistik eksistensial tidak memiliki teknik-teknik yang ditentukan secara
ketat. Prosedur-prosedur konseling bisa dipungut dari beberapa teori konseling
lainnya separti teori Gestalt dan Analisis Transaksional. Tugas konselor disini
adalah menyadarkan konseli bahwa ia masih ada di dunia ini dan hidupnya dapat
bermakna apabila ia memaknainya.
Daftar Pustaka :
Abidin, Zaenal. 2007. Analisis Eksistensial.
Jakarta: PT Raja Grafindo.
Corey, Gerald. 2007. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi.
Bandung: PT Refika Aditama.
Poduska, Bernard. 2000. 4 Teori
Kepribadian. Jakarta: Restu Agung.
Sabri, M. Alisuf. 2001. Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan.
Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar