Nama : Farid Hikmatullah artikel 1
pertemuan 2
Kelas : 3PA01
NPM : 12512773
TERAPI
PSIKOANALISIS
(SIGMUND
FREUD)
Psikoanalisis adalah sebuah model perkembangan
kepribadian, filsafat tentang sifat manusia dan metode psikoterapi.
Secara historis → aliran pertama dari 3 aliran
utama psikologi
Sumbangan utama psikoanalisis :
1.
kehidupan mental individu menjadi bisa dipahami, dan
pemahaman terhadap sifat manusia bias diterapkan pada perbedaan penderitaan
manusia
2.
tingkah laku diketahui sering ditentukan oleh factor
tak sadar
3.
perkembangan pada masa dini kanak-kanak memiliki
pengaruh yg kuat thd kepribadian dimasa dewasa
4.
teori psikpanalisis menyediakan kerangka kerja yg
berharga untuk memahami cara-cara yg di use oleh individu dalam mengatasi
kecemasan
5.
terapi psikoanalisis telah memberikan cara2 mencari
keterangan dari ketidaksadaran melalui analisis atas mimpi2
Konsep utama terapi psikoanalisis
1.
struktur kepribadian
·
id
·
ego
·
super ego
2.
pandangan ttg sifat manusia
· pandangan freud ttg sifat manusia pd
dasarnya pesimistik, deterministic, mekanistik dan reduksionistik
3.
kesadaran & ketidaksadaran
·
konsep ketaksadaran
Ø
mimpi2 → merupakan representative simbolik dari
kebutuhan2, hasrat2 konflik
Ø
salah ucap / lupa → thd nama yg dikenal
Ø
sugesti pascahipnotik
Ø
bahan2 yg berasal dari teknik2 asosiasi bebas
Ø bahan2 yg berasal dari teknik proyektif
4.
Kecemasan
·
Adalah suatu keadaan yg memotifasi kita untuk
berbuat sesuatu
Fungsi → memperingatkan adanya ancaman bahaya
·
3 macam kecemasan
Ø
Kecemasan realistis
Ø
Kecemasan neurotic
Ø
Kecemasan moral
Tujuan terapi Psikoanalisis
·
Membentuk kembali struktur karakter individu dg
jalan membuat kesadaran yg tak disadari didalam diri klien
·
Focus pd uapaya mengalami kembali pengalaman
masa anak2
Fungsi & peran Terapis
·
Terapis / analis membiarkan dirinya anonym serta
hny berbagi sedikit perasaan & pengalaman shg klien memproyeksikan dirinya
kepada teapis / analis
·
Peran terapis
Ø
Membantu klien dalam mencapai kesadaran diri,
kejujuran, keefektifan dalam melakukan hub personal dlm menangani kecemasan secara
realistis
Ø
Membangun hub kerja dg klien, dg byk mendengar
& menafsirkan
Ø Terapis memberikan perhatian khusus pada
penolakan2 klien
Ø Mendengarkan kesenjangan2 &
pertentangan2 pd cerita klien
Pengalaman klien dlm terapi
·
Bersedia melibatkan diri kedalam proses terapi
yg intensif & berjangka panjang
·
Mengembangkan hub dg analis / terapis
·
Mengalami krisis treatment
·
Memperoleh pemahamn atas masa lampau klien yg
tak disadari
·
Mengembangkan resistensi2 untuk belajar lbh byk
ttg diri sendiri
·
Mengembangkan suatu hub transferensi yg
tersingkap
·
Memperdalam terapi
·
Menangani resistensi2 & masalah yg terungkap
·
Mengakhiri terapi
Hub terapis & klien
·
Hub dikonseptualkan dalam proses tranferensi yg
menjadi inti Terapi Psikoanalisis
·
Transferensi mendorong klien untuk mengalamatkan
pd terapis “ urusan yg belum selesai” yg terdapat dalam hub klien dimasa lalu
dg org yg berpengaruh
·
Sejumlah perasaan klien timbul dari konflik2
seperti percaya lawan tak percaya, cinta lawan benci
·
Transferensi terjadi pada saat klien membangkitkan
kembali konflik masa dininya yg menyangkut cinta, seksualitas, kebencian,
kecemasan & dendamnya
· Jika analis mengembangkan pandangan yg
tidak selaras yg berasal dari konflik2 sendiri, mk akan terjadi kontra
transferensi
Ø
Bentuk kontratransferensi
→ perasaan tdk suka / keterikatan & keterlibatan yg berlebihan
Ø
Kontratransferensi dapat mengganngu kemajuan
terapi
Teknik dasar Terapi Psikoanalisis
1.
Asosiasi bebas
→ adalah suatu metode pemanggilan kembali pengalaman2 masa lalu &
pelepasan emosi2 yg berkaitan dg situasi2 traumatik di masa lalu.
Asosiasi bebas sebagai teknik utama dalam
psikoanalisis. Salah satu pasien Freud, menyebut metode free
association sebagai “penyembuhan dengan bicara”. Maksudnya suatu
metode terapi yang dirancang untuk memberikan kebebasan secara total kepada
pasien dalam mengungkapkan segala apa yang terlintas dibenaknya, termasuk
mimpi-mimpi, berbagai fantasi, dan hal-hal konflik dalam dirinya tanpa
diagenda, dikomentari, ataupun banyak dipotong, apalagi disensor. Asosiasi
bebas merupakan suatu metode pemanggilan kembali
pengalaman-pengalaman masa lampau dan pelepasan emosi-emosi yang
berkaitan dengan situasi traumatis masa lalu, yang kemudian dikenal dengan
katarsis. Asosiasi merupakan salah satu dari peralatan dasar sebagai
pembuka pintu keinginan, khayalan, konflik, serta motivasi yang tidak disadari.
Dalam tehnik ini Freud menggunakan Hipnotis untuk mendapatkan data-data dari
klien mengenai hal-hal yang dia pikirkan dialam bawah sadarnya, dengan tehnik
ini klien dapat mengutarakan apapun yang dia rasakan tanpa ada yang
disembunyikan sehingga psikoterapis dapat menganalisis masalah apa yang
sebenarnya terjadi pada klien. Penerapan metode ini dilakukan dengan posisi klien
berbaring diatas dipan/sofa sementara terapis duduk dibelakangnya,
sehingga tidak mengalihkan perhatian klien pada saat-saat
asosiasinya mengalir dengan bebas. Dalam hal ini terapis fokus bertugas
untuk mendengarkan, mencatat, menganalisis bahan yang direpres,
memberitahu/membimbing pasien memperoleh insight (dinamika yang
mendasari perilaku yang tidak disadari).
2.
Penafsiran
→ Adalah suatu prosedur dalam menganalisa asosiasi2 bebas, mimpi2,
resistensi2 dan transferensi
* bentuk nya = tindakan analis
yg menyatakan, menerangkan, bahkan mengajari klien makna2 t.l
3.
Analisis Mimpi
→ Suatu prosedur yg penting untuk menyingkap bahan2 yg tidak disadari dan
memberikan kpd klien atas beberapa area masalah yg tak terselesaikan.
Studi Freud yang mendalam tentang mimpi melahirkan
pandangan-pandangan kritisnya tentang hal ini. Baginya mimpi merupakan
perwujudan dari materi atau isi yang tidak disadari, yang memasuki kesadaran
lewat yang tersamar dan bersifat halusinasi atas keinginan-keinginan yang
terpaksa ditekan. Mimpi memiliki dua taraf, yaitu isi laten dan isi manifes.
Isi laten terdiri atas motif-motif yang disamarkan, tersembunyi,
simbolik, dan tidak disadari. Karena begitu menyakitkan dan mengancam, maka
dorongan-dorongan seksual dan perilaku agresif tak sadar ditransformasikan ke
dalam isi manifes yang lebih dapat diterima, yaitu impian yang tampil pada si
pemimpi sebagaimana adanya. Bagian teori tentang mimpi yang paling hakiki dan
vital bagi Freud adalah adanya kaitan antara distorsi mimpi dengan suatu
konflik batiniah atau semacam ketidakjujuran batiniah. Oleh karena itu Freud
mencetuskan teknik analisis mimpi. Analisis mimpi merupakan prosedur yang
penting untuk membuka hal-hal yang tidak disadari dan membantu klien
untuk memperoleh pemahaman kepada masalah-masalah yang belum terpecahkan.
Selama tidur, pertahanan-pertahanan melemah, sehingga
perasaan-perasaan yang direpres akan muncul ke permukaan,
meski dalam bentuk lain. Freud memandang bahwa mimpi merupakan “jalan istimewa
menuju ketidaksadaran”, karena melalui mimpi tersebut hasrat-hasrat,
kebutuhan-kebutuhan, dan ketakutan tak sadar dapat diungkapkan. Pada teknik ini
biasanya para psikoterapis memfokuskan mimpi-mimpi yang bersifat berulang,
menakutkan dan sudah pada taraf mengganggu. Tugas terapis adalah mengungkap
makna-makna yang disamarkan dengan mempelajari simbol-simbol yang terdapat
dalam isi manifes. Di dalam proses terapi, terapis juga dapat meminta
klien untuk mengasosiasikan secara bebas sejumlah aspek isi manifes impian
untuk mengungkap makna-makna yang terselubung.
4.
Analisis dan Penafsiran Resistensi
→ Ditujukan untuk membantu klien agar menyadari alasan2 yg ada dibalik
resistensi shg dia bias menanganinya.
Resistensi adalah sesuatu yang melawan kelangsungan
terapi dan mencegah klien mengemukakan bahan yang tidak disadari. Selama
asosiasi bebas dan analisis mimpi, klien dapat menunjukkan
ketidaksediaan untuk menghubungkan pikiran, perasaan, dan
pengalaman tertentu. Freud memandang bahwa resistensi dianggap sebagai
dinamika tak sadar yang digunakan oleh klien sebagai pertahanan terhadap
kecemasan yang tidak bisa dibiarkan, yang akan meningkat jika klien menjadi
sadar atas dorongan atau perasaan yang direpres tersebut. Analisis dan
penafsiran resistensi, ditujukan untuk membantu klien agar menyadari alasan-alasan
yang ada dibalik resistensi sehingga dia bisa menanganinya, terapis meminta
klien menafsirkan resistensi. Tujuannya adalah mencegah material-material
mengancam yang akan memasuki kesadaran klien, dengan cara mencegah klien
mengungkapkan hal-hal yang tidak disadarinya.
5.
Analisis & Penafsiran Transferensi
→ Adalah teknik utama dalam Psikoanalisis krn mendorong klien untuk
menghidupkan kembali masa lalu nya dalam terapi.
Transferensi adalah pengalihan sikap, perasaan dan
khayalan pasien. Transferensi muncul dengan sendirinya dalam proses terapeutik
pada saat dimana kegiatan-kegiatan klien masa lalu yang tak terselesaikan
dengan orang lain, menyebabkan dia mengubah masa kini dan mereaksi kepada
analisis sebagai yang dia lakukan kepada ibunya atau ayahnya ataupun siapapun.
Transferensi berarti proses pemindahan emosi-emosi yang terpendam atau ditekan
sejak awal masa kanak-kanak oleh pasien kepada terapis. Dalam keadaan
neurosis, merupakan pemuasan libido klien yang diperoleh melalui mekanisme
pengganti atau lewat kasih sayang yang melekat dan kasih sayang pengganti.
Transferensi dinilai sebagai alat yang sangat berharga bagi terapis untuk
menyelidiki ketidaksadaran pasien karena alat ini mendorong klien untuk
menghidupkan kembali berbagai pengalaman emosional dari tahun-tahun awal
kehidupannya. Teknik analisis transferensi dilakukan agar klien mampu
mengembangkan tranferensinya guna mengungkap kecemasan-kecemasan yang dialami
pada masa lalunya (masa anak-anak), sehingga terapis punya kesempatan untuk menginterpretasi
tranferen. Dan pada teknik ini terapis menggunakan sifat-sifat netral,
objektif, anonim, dan pasif serta tidak memberikan saran.
Terapi psikoanalisa ini
dapat dihentikan atau dianggap selesai saat klien mengerti akan kenyataan yang
sesungguhnya, alasan mengapa mereka melakukan perilaku abnormal, dan menyadari
bahwa perilaku tersebut tidak seharusnya mereka lakukan, lalu mereka sadar
untuk menghentikan perilaku itu. Terapi psikoanalisa bertujuan untuk mengubah
kesadaran individu, sehingga segala sumber permasalahan yang ada didalam diri
individu yang semulanya tidak sadar menjadi sadar, mengatasi tahap-tahap
perkembangan tidak terpecahkan, membantu klien menyesuaikan dan mengatasi
masalahnya, rekonstruksi kepribadian serta meningkatkan kontrol ego sehingga
dapat menghadapi kehidupan yang realita, dan mengubah perilaku klien menjadi
lebih positif.
Terapi psikoanalisa ini
lebih efektif digunakan untuk mengetahui masalah pada diri klien, karena
prosesnya dimulai dari mencari tahu pengalaman-pengalaman masa lalu pada diri
klien. Apalagi terapi ini memiliki dasar teori yang kuat. Terapi ini bisa
membuat klien mengetahui masalah apa yang selama ini tidak disadarinya. Namun
terapi ini tetap memiliki kekurangan seperti diperlukan waktu yang panjang
dalam melaksanakan terapi, memakan biaya yang banyak, dan memungkinkan klien
menjadi jenuh saat terapi.
DAFTAR PUSTAKA
- Gerald, Corey. (2005). Theory and Practice of Counseling and Psychoterapy. Thompson learning: USA.
- Palmer, Stephen. (2011). Konseling Psikoterapi diterjemahkan dari Introduction to Counselling and Psychotherapy. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
- D.Gunarsa, Prof.DR.Singgih. (1992). Konseling dan Psikoterapi. Gunung Mulia: Jakarta.
- Hartosujono. Diktat Psikologi. Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa: Yogyaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar