Nama : Farid Hikmatullah pembahasan pertama
NPM : 12512773
Kelas : 1PA08
Tugas : Matematika dan ilmu alamiah dasar
1.1. PENGERTIAN ILMU ALAMIAH DASAR
Ilmu alamiah dasar atau sering disebut ilmu
pengetahuan alam (natural science) merupakan ilmu pengetahuan yang menjelaskan
tentang gejala-gejala dalam alam semesta, termasuk di muka bumi ini, sehingga
terbentuk konsep dan prinsip. IAD hanya mengkaji konsep-konsep dan
prinsip-prinsip dasar yang esensial saja dan ilmu yang hanya berbicara tentang
bagaimna metode-metode ilmu kealaman dalam menjelaskan gejala-gejala alam lebih
secara filosofi.
IAD merumuskan pemikiran yang selalu di landasi oleh realisme, karena ilmu sains ini berbicara tentang metode-metode alamiah dan gejala-gejala alamiah sehingga tidak dapat lepas dari realitas objek-objek materi yang dapat dilihat oleh indra.
Sedangkan ilmu alamiah dasar menurut Abdulah Aly dan Eny Rahma (2006: V) “Ilmu Alamiah Dasar” merupakan kumpulan pengetahuan tentang konsep-konsep dasar dalam
bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Teknologi”.
Ilmu alamiah dasar yang mempelajari dasar-dasar alamiah secara universal atau keselururan tapi yang mencakup dasar-dasarnya saja. Ilmu alamiah selalu merumuskan masalahnya dari gejala-gejala yang realitas sehingga metode yang dapat digunakan dalam ilmu alamiah dasar adalah metode-metode yang tidak lepas dari objek-objek materi yang dapat dilihat dan dirasa oleh panca indra.
Metode-metode yang digunakan dalam menapsirkan Ilmu Alamiah Dasar adalah metode-metode alamiah yang dapat di lihat oleh indra sehingga,tidak dapat dengan mudah untuk mengambil keputusan untuk membuat prinsip mengenai ilmu alamiah dasar jika tidak ada realitanya.
IAD merumuskan pemikiran yang selalu di landasi oleh realisme, karena ilmu sains ini berbicara tentang metode-metode alamiah dan gejala-gejala alamiah sehingga tidak dapat lepas dari realitas objek-objek materi yang dapat dilihat oleh indra.
Sedangkan ilmu alamiah dasar menurut Abdulah Aly dan Eny Rahma (2006: V) “Ilmu Alamiah Dasar” merupakan kumpulan pengetahuan tentang konsep-konsep dasar dalam
bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Teknologi”.
Ilmu alamiah dasar yang mempelajari dasar-dasar alamiah secara universal atau keselururan tapi yang mencakup dasar-dasarnya saja. Ilmu alamiah selalu merumuskan masalahnya dari gejala-gejala yang realitas sehingga metode yang dapat digunakan dalam ilmu alamiah dasar adalah metode-metode yang tidak lepas dari objek-objek materi yang dapat dilihat dan dirasa oleh panca indra.
Metode-metode yang digunakan dalam menapsirkan Ilmu Alamiah Dasar adalah metode-metode alamiah yang dapat di lihat oleh indra sehingga,tidak dapat dengan mudah untuk mengambil keputusan untuk membuat prinsip mengenai ilmu alamiah dasar jika tidak ada realitanya.
1.2.PERKEMBANGAN
ALAM PIKIRAN MANUSIA
Manusia yang mempunyai rasa ingin tahu
terhadap rahasia alam mencoba menjawab dengan menggunakan pengamatan dan
penggunaan pengalaman, tetapi sering upaya itu tidak terjawab secara memuaskan.
Pada manusia kuno untuk memuaskan mereka menjawab sendiri. Misalnya kenapa ada
pelangi mereka membuat jawaban, pelangi adalah selendang bidadari atau kenapa
gunung meletus jawabannya karena yang berkuasa marah. Dari hal ini timbulnya
pengetahuan tentang bidadari dan sesuatu yang berkuasa. Pengetahuan baru itu
muncul dari kombinasi antara pengalaman dan kepercayaan yang disebut mitos.
Cerita-cerita mitos disebut legenda. Mitos dapat diterima karena keterbatasan
penginderaan, penalaran, dan hasrat ingin tahu yang harus dipenuhi. Sehubungan
dengan dengan kemajuan zaman, maka lahirlah ilmu pengetahuan dan metode ilmiah.
Puncak pemikiran mitos adalah pada zaman
Babilonia yati kira-kira 700-600 SM. Orang Babilonia berpendapat bahwa alam
semesta itu sebagai ruangan setengah bola dengan bumi yang datar sebagai
lantainya dan langit dan bintang-bintang sebagai atapnya. Namun yang
menakjubkan mereka telah mengenal bidang ekleptika sebagai bidang edar matahari
dan menetapkan perhitungan satu tahun yaitu satu kali matahari beredar ketempat
semula, yaitu 365,25 hari. Pengetahuan dan ajaran tentang orang Babilonia
setengahnya merupakan dugaan, imajinasi, kepercayaan atau mitos pengetahuan
semacam ini disebut Pseudo science (sains palsu)
Tokoh-tokoh Yunani dan lainnya yang memberikan sumbangan perubahan pemikiran pada waktu itu adalah :
a.Anaximander, langit yang kita lihat adalah setengah saja, langit dan isinya beredar mengelilingi bumi ia juga mengajarkan membuat jam dengan tongkat.
b.Anaximenes, (560-520) mengatakan unsur-unsur pembentukan semua benda adalah air, seperti pendapat Thales. Air merupakan salah satu bentuk benda bila merenggang menjadi api dan bila memadat menjadi tanah.
c.Herakleitos, (560-470) pengkoreksi pendapat Anaximenes, justru apilah yang menyebabkan transmutasi, tanpa ada api benda-benda akan seperti apa adanya.
d.Pythagoras (500 SM) mengatakan unsur semua benda adalah empat : yaitu tanah, api, udara dan air. Ia juga mengungkapkan dalil Pythagoras C2 = A2 + B2, sehubungan dengan alam semesta ia mengatakan bahwa bumi adalah bulat dan seolah-olah benda lain mengitari bumi termasuk matahari.
e.Demokritos (460-370) bila benda dibagi terus, maka pada suatu saat akan sampai pada bagian terkecil yang disebut Atomos atau atom, istilah atom tetap dipakai sampai saat ini namun ada perubahan konsep.
f.Empedokles (480-430 SM) menyempurnakan pendapat Pythagoras, ia memperkenalkan tentang tenaga penyekat atau daya tarik-menarik dan data tolak-menolak. Kedua tenaga ini dapat mempersatukan atau memisahkan unsur-unsur.
g.Plato (427-345) yang mempunyai pemikiran yang berbeda dengan orang sebelumnya, ia mengatakan bahwa keanekaragaman yang tampak ini sebenarnya hanya suatu duplikat saja dari semua yang kekal dan immatrial. Seperti serangga yang beranekaragam itu merupakan duplikat yang tidak sempurna, yang benar adalah idea serangga.
h.Aristoteles merupakan ahli pikir, ia membuat intisari dari ajaran orang sebelumnya ia membuang ajaran yang tidak masuk akal dan memasukkan pendapatnya sendiri. Ia mengajarkan unsur dasar alam yang disebut Hule. Zat ini tergantung kondisi sehingga dapat berwujud tanah, air, udara atau api. Terjadi transmutasi disebabkan oleh kondisi, dingin, lembah, panas dan kering. Dalam kondisi lembab hule akan berwujud sebagai api, sedang dalam kondisi kering ia berwujud tanah. Ia juga mengajarkan bahwa tidak ada ruang yang hampa, jika ruang itu tidak terisi suatu benda maka ruang itu diisi oleh ether. Aristoteles juga mengajarkan tentang klasifikasi hewan yang ada dimuka bumi ini.
i.Ptolomeus (127-151) SM, mengatakan bahwa bumi adalah pusat tata surya (geosentris), berbentuk bulat diam seimbang tanpa tiang penyangga.
j.Avicenna (ibn-Shina abad 11), merupakan ahli dibidang kedokteran, selain itu ahli lain dari dunia Islam yaitu Al-Biruni seorang ahli ilmu pengetahuan asli dan komtemporer. Pada abab 9-11 ilmu pengetahuan dan filasafat Yunani banyak yang diterjemahkan dan dikembangkan dalam bahasa Arab. Kebudayaan Arab berkembang menjadi kebudayaan Internasional.
Tokoh-tokoh Yunani dan lainnya yang memberikan sumbangan perubahan pemikiran pada waktu itu adalah :
a.Anaximander, langit yang kita lihat adalah setengah saja, langit dan isinya beredar mengelilingi bumi ia juga mengajarkan membuat jam dengan tongkat.
b.Anaximenes, (560-520) mengatakan unsur-unsur pembentukan semua benda adalah air, seperti pendapat Thales. Air merupakan salah satu bentuk benda bila merenggang menjadi api dan bila memadat menjadi tanah.
c.Herakleitos, (560-470) pengkoreksi pendapat Anaximenes, justru apilah yang menyebabkan transmutasi, tanpa ada api benda-benda akan seperti apa adanya.
d.Pythagoras (500 SM) mengatakan unsur semua benda adalah empat : yaitu tanah, api, udara dan air. Ia juga mengungkapkan dalil Pythagoras C2 = A2 + B2, sehubungan dengan alam semesta ia mengatakan bahwa bumi adalah bulat dan seolah-olah benda lain mengitari bumi termasuk matahari.
e.Demokritos (460-370) bila benda dibagi terus, maka pada suatu saat akan sampai pada bagian terkecil yang disebut Atomos atau atom, istilah atom tetap dipakai sampai saat ini namun ada perubahan konsep.
f.Empedokles (480-430 SM) menyempurnakan pendapat Pythagoras, ia memperkenalkan tentang tenaga penyekat atau daya tarik-menarik dan data tolak-menolak. Kedua tenaga ini dapat mempersatukan atau memisahkan unsur-unsur.
g.Plato (427-345) yang mempunyai pemikiran yang berbeda dengan orang sebelumnya, ia mengatakan bahwa keanekaragaman yang tampak ini sebenarnya hanya suatu duplikat saja dari semua yang kekal dan immatrial. Seperti serangga yang beranekaragam itu merupakan duplikat yang tidak sempurna, yang benar adalah idea serangga.
h.Aristoteles merupakan ahli pikir, ia membuat intisari dari ajaran orang sebelumnya ia membuang ajaran yang tidak masuk akal dan memasukkan pendapatnya sendiri. Ia mengajarkan unsur dasar alam yang disebut Hule. Zat ini tergantung kondisi sehingga dapat berwujud tanah, air, udara atau api. Terjadi transmutasi disebabkan oleh kondisi, dingin, lembah, panas dan kering. Dalam kondisi lembab hule akan berwujud sebagai api, sedang dalam kondisi kering ia berwujud tanah. Ia juga mengajarkan bahwa tidak ada ruang yang hampa, jika ruang itu tidak terisi suatu benda maka ruang itu diisi oleh ether. Aristoteles juga mengajarkan tentang klasifikasi hewan yang ada dimuka bumi ini.
i.Ptolomeus (127-151) SM, mengatakan bahwa bumi adalah pusat tata surya (geosentris), berbentuk bulat diam seimbang tanpa tiang penyangga.
j.Avicenna (ibn-Shina abad 11), merupakan ahli dibidang kedokteran, selain itu ahli lain dari dunia Islam yaitu Al-Biruni seorang ahli ilmu pengetahuan asli dan komtemporer. Pada abab 9-11 ilmu pengetahuan dan filasafat Yunani banyak yang diterjemahkan dan dikembangkan dalam bahasa Arab. Kebudayaan Arab berkembang menjadi kebudayaan Internasional.
Pengertian Mitos, Legenda,
dan Cerita Rakyat
Pengertian
Mitos
Mitos atau mite (myth)
adalah cerita prosa rakyat yang ditokohi oleh para dewa atau makhluk
setengah dewa yang terjadi di dunia lain (kahyangan) pada masa lampau dan
dianggap benar-benar terjadi oleh yang empunya cerita atau penganutnya.
Mitos juga disebut Mitologi, yang kadang diartikan Mitologi adalah cerita
rakyat yang dianggap benar-benar terjadi dan bertalian dengan terjadinya
tempat, alam semesta, para dewa, adat istiadat, dan konsep dongeng suci. Jadi,
mitos adalah cerita tentang asal-usul alam semesta, manusia, atau bangsa yang
diungkapkan dengan cara-cara gaib dan mengandung arti yang dalam. Mitos
juga mengisahkan petualangan para dewa, kisah percintaan mereka, kisah
perang mereka dan sebagainya.
sumber : http://www.sentra-edukasi.com/2011/06/pengertian-dan-contoh-contoh-mitos-di.html
Pengertian Legenda
Legenda adalah cerita prosa
rakyat yang mirip dengan mite, yaitu dianggap benar-benar terjadi tetapi tidak
dianggap suci dan oleh yang empu- nya cerita sebagai suatu yang benar-benar
terjadi dan juga telah dibumbui dengan keajaiban, kesaktian, dan keistimewaan
tokohnya. Berbeda dengan mite, legenda ditokohi oleh manusia, ada kalanya
mempunyai sifat-sifat luar biasa dan sering kali juga dihubungkan dengan
makhluk ajaib. Peristiwanya bersifat sekuler (keduniawian), dan sering
dipandang sebagai sejarah kolektif. Oleh karena itu, legenda seringkali
dipandang sebagai ”sejarah” kolektif (folkstory). Walaupun demikian,
karena tidak tertulis maka kisah tersebut telah mengalami distorsi
sehingga seringkali jauh berbeda dengan kisah aslinya. Oleh karena itu,
jika legenda hendak dipergunakan sebagai bahan untuk merekonstruksi
sejarah maka legenda harus bersih dari unsur-unsur yang mengandung
sifat-sifat folklor.
sumber : http://www.sentra-edukasi.com/2011/06/pengertian-ciri-ciri-dan-jenis-jenis.html
Pengertian Cerita Rakyat
Cerita rakyat adalah
sebagian kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki Bangsa Indonesia. Pada
umumnya, cerita rakyat mengisahkan tentang suatu kejadian di suatu tempat atau
asal muasal suatu tempat. Tokoh-tokoh yang dimunculkan dalam cerita rakyat
umumnya diwujudkan dalam bentuk binatang, manusia maupun dewa. Fungsi Cerita
rakyat selain sebagai hiburan juga bisa dijadikan suri tauladan terutama cerita
rakyat yang mengandung pesan-pesan pendidikan moral. Banyak yang tidak
menyadari kalo negeri kita tercinta ini mempunyai banyak Cerita Rakyat
Indonesia yang belum kita dengar, bisa dimaklumi karena cerita rakyat menyebar
dari mulut – ke mulut yang diwariskan secara turun – temurun. Namun sekarang
banyak Cerita rakyat yang ditulis dan dipublikasikan sehingga cerita rakyat
Indonesia bisa dijaga dan tidak sampai hilang dan punah.
sumber :
http://aldicasciscus.blogspot.com/2012/03/bab-vi-pengertian-mitos-legenda-dan.html
- Contoh-contoh Mitos
Begitu banyak contoh-contoh mitos yang ada di
dindonesia. karena kita tahu sendiri bahwa memang Mitos sangat berhubungan
dengan terjadinya tempat, alam semesta, para dewa, adat istiadat, dan konsep
dongen suci. ini adalah beberapa contoh Mitos yang ada di Indonesia.
1. Cerita terjadinya mado-mado atau marga di
Nias (Sumatra Utara)
2. Cerita barong di Bali.
3. Cerita pemindahan Gunung Suci Mahameru di
India oleh para dewa ke Gunung Semeru yang dianggap suci oleh orang Jawa dan
Bali.
4. Cerita Nyai Roro Kidul (Ratu Laut Selatan)
5. Cerita Joko Tarub
6. Cerita Dewi Nawangwulan
7.
Dan lain sebagainya.
- Contoh-contoh Legenda
- Sangkuriang
- La Madukelleng
- William Tell
- Lutung Kasarung
- Dan lain sebagainya.
- Contoh
Cerita Rakyat
- Sangkuriang,
- LEGENDA CANDI PRAMBANAN
- Terjadinya Danau Toba
- Asal Usul Danau Lipan
- Cindelaras
- Kancil si pencuri Timun
- Keong Mas
- Loro Jonggrang
- Lutung Kasarung
- Malin Kundang
- Si Pitung
- Dan masih banyak lagi..
PENGERTIAN EPISTEMOLOGI
Manusia dengan latar
belakang, kebutuhan-kebutuhan dan kepentingan-kepentingan yang berbeda mesti
akan berhadapan dengan pertanyaan-pertanyaan seperti, dari manakah saya
berasal? Bagaimana terjadinya proses penciptaan alam? Apa hakikat manusia?
Tolok ukur kebaikan dan keburukan bagi manusia? Apa faktor kesempurnaan jiwa
manusia? Mana pemerintahan yang benar dan adil? Mengapa keadilan itu ialah
baik? Pada derajat berapa air mendidih? Apakah bumi mengelilingi matahari atau
sebaliknya? Dan pertanyaan-pertanyaan yang lain. Tuntutan fitrah manusia dan
rasa ingin tahunya yang mendalam niscaya mencari jawaban dan solusi atas
permasalahan-permasalahan tersebut dan hal-hal yang akan dihadapinya.
·
Pada dasarnya, manusia ingin menggapai suatu
hakikat dan berupaya mengetahui sesuatu yang tidak diketahuinya. Manusia sangat
memahami dan menyadari bahwa:
1.
Hakikat itu ada dan nyata;
2.
Kita bisa mengajukan pertanyaan tentang hakikat itu;
3.
Hakikat itu bisa dicapai, diketahui, dan dipahami;
4.
Manusia bisa memiliki ilmu, pengetahuan, dan makrifat atas hakikat itu.
·
Akal dan pikiran manusia bisa menjawab
persoalan-persoalan yang dihadapinya, dan jalan menuju ilmu dan pengetahuan
tidak tertutup bagi manusia.
·
Apabila manusia melontarkan suatu pertanyaan
yang baru, misalnya bagaimana kita bisa memahami dan meyakini bahwa hakikat itu
benar-benar ada? Mungkin hakikat itu memang tiada dan semuanya hanyalah
bersumber dari khayalan kita belaka? Kalau pun hakikat itu ada, lantas
bagaimana kita bisa meyakini bahwa apa yang kita ketahui tentang hakikat itu
bersesuaian dengan hakikat eksternal itu sebagaimana adanya? Apakah kita yakin
bisa menggapai hakikat dan realitas eksternal itu? Sangat mungkin pikiran kita
tidak memiliki kemampuan memadai untuk mencapai hakikat sebagaimana adanya,
keraguan ini akan menguat khususnya apabila kita mengamati kesalahan-kesalahan
yang terjadi pada indra lahir dan kontradiksi-kontradiksi yang ada di antara
para pemikir di sepanjang sejarah manusia?Persoalan-persoalan terakhir ini
berbeda dengan persoalan-persoalan sebelumnya, yakni persoalan-persoalan
sebelumnya berpijak pada suatu asumsi bahwa hakikat itu ada, akan tetapi pada
persoalan-persoalan terakhir ini, keberadaan hakikat itu justru masih menjadi
masalah yang diperdebatkan.
·
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh
berikut ini. Seseorang sedang melihat suatu pemandangan yang jauh dengan
teropong dan melihat berbagai benda dengan bentuk-bentuk dan warna-warna yang
berbeda, lantas iameneliti benda-benda tersebut dengan melontarkan berbagai
pertanyaan-pertanyaan tentangnya. Dengan perantara teropong itu sendiri, ia
berupaya menjawab dan menjelaskan tentang realitas benda-benda yang dilihatnya.
Namun, apabila seseorang bertanya kepadanya: Dari mana Anda yakin bahwa
teropong ini memiliki ketepatan dalam menampilkan warna, bentuk, dan ukuran
benda-benda tersebut? Mungkin benda-benda yang ditampakkan oleh teropong itu
memiliki ukuran besar atau kecil?. Keraguan-keraguan ini akan semakin kuat
dengan adanya kemungkinan kesalahan penampakan oleh teropong. Pertanyaan-pertanyaan
ini berkaitan dengan keabsahan dan kebenaran yang dihasilkan oleh teropong.
Dengan ungkapan lain, tidak ditanyakan tentang keberadaan realitas eksternal,
akan tetapi, yang dipersoalkan adalah keabsahan teropong itu sendiri sebagai alat
yang digunakan untuk melihat benda-benda yang jauh.
·
Keraguan-keraguan tentang hakikat pikiran,
persepsi-persepsi pikiran, nilai dan keabsahan pikiran, kualitas pencerapan
pikiran terhdap objek dan realitas eksternal, tolok ukur kebenaran hasil
pikiran, dan sejauh mana kemampuan akal-pikiran dan indra mencapai hakikat dan
mencerap objek eksternal, masih merupakan persoalan-persoalan aktual dan
kekinian bagi manusia. Terkadang kita mempersoalkan ilmu dan makrifat tentang
benda-benda hakiki dan kenyataan eksternal, dan terkadang kita membahas tentang
ilmu dan makrifat yang diperoleh oleh akal-pikiran dan indra. Semua persoalan
ini dibahas dalam bidang ilmu epistemologi.
·
Dengan demikian, definisi epistemologi adalah
suatu cabang dari filsafat yang mengkaji dan membahas tentang batasan, dasar
dan pondasi, alat, tolok ukur, keabsahan, validitas, dan kebenaran ilmu,
makrifat, dan pengetahuan manusia.
Pengetahuan Ilmiah
Yang membedakan
manusia dengan makhluk lain adalah, akal. Manusia dibekali akal untuk berfikir.
Berfikir adalah kegiatan mental yang menghasilkan pengetahuan. Pada dasarnya
pengetahuan dibagi menjadi dua; pengetahuan ilmiah dan
nonilmiah. Pengetahuan nonilmiah adalah pengetahuan yang didapat dari suatu
pengalaman dan tidak dapat diuji.
Kebenarannya, kalau pun dapat dibuktikan harus melalui
tahapan-tahapan keilmuan, misalkan: keampuhan suatu benda yang bisa memanggil
roh halus. Sedangkan sesuatu yang dapat diuji kebenarannya maka termasuk dalam
pengetahuan ilmiah, misalkan: manfaat oralit sebagai obat penyembuh diare, manfaat susu untuk memperbaiki kerusakan tulang.
Pengetahuan adalah khazanah kekayaan mental yang
memperkaya kehidupan manusia, sebab pengetahuan adalah sumber jawaban terhadap
berbagai macam pertanyaan di kehidupan manusia,
pengalaman yang dirasakan oleh panca indra, diolah melalui akal.
Pengetahuan sifatnya spontan, subjektif, dan intuitif.
Pengetahuan berkaitan dengan kebenaran dan informasi mengenai
suatu realitas. Manusia mampu mengembangkan pengetahuan, sebab manusia
mempunyai bahasa yang mampu
mengkomunikasikan informasi dan jalan pikirannya, dan dapat mengembangkan
pengetahuannya.
Pengetahuan memiliki ciri-ciri yang spesifik mengenai apa (ontologi), bagaimana (epistemologi) dan untuk apa (aksiologi). Ketiga ciri-ciri tersebut disusun sehingga menjadi ontologi ilmu berkaitan dengan epistemologi ilmu dan epistemologi ilmu akan berkaitan dengan aksiologi ilmu dan seterusnya.
Pengetahuan memiliki ciri-ciri yang spesifik mengenai apa (ontologi), bagaimana (epistemologi) dan untuk apa (aksiologi). Ketiga ciri-ciri tersebut disusun sehingga menjadi ontologi ilmu berkaitan dengan epistemologi ilmu dan epistemologi ilmu akan berkaitan dengan aksiologi ilmu dan seterusnya.
Pengetahuan ilmiah atau pengetahuan sebagai ilmu diperlukan
manusia untuk menawarkan berbagai kemudahan dalam mencari jawaban atas pertanyaan, maka
diperlukan ketiga landasan. Persoalan yang dihadapi oleh epistemologi adalah
dengan memperhitungkan aspek ontologi dan aksiologi mana yang cocok. Misalnya:
apa yang menjadi penyebab daerah sering mengalami bencana tanah longsor?
Kita mengenal pengetahuan sebagai ilmu atau ilmu pengetahuan. Ilmu(sains) berasal dari bahasa latin Scientia yang berarti knowledge,adalah ilmu dipahami sebagai proses penyelidikan yang berdisiplin, yang memiliki tujuan untuk meramalkan dan memahami gejala-gejala yang terjadi; bisa berupa fenomena sosial atau pun fenomena-fenomena alam.
Pengetahuan ilmiah atau ilmu pengetahuan dibedakan menjadi:
Kita mengenal pengetahuan sebagai ilmu atau ilmu pengetahuan. Ilmu(sains) berasal dari bahasa latin Scientia yang berarti knowledge,adalah ilmu dipahami sebagai proses penyelidikan yang berdisiplin, yang memiliki tujuan untuk meramalkan dan memahami gejala-gejala yang terjadi; bisa berupa fenomena sosial atau pun fenomena-fenomena alam.
Pengetahuan ilmiah atau ilmu pengetahuan dibedakan menjadi:
1. Ilmu Pengetahuan Fisis-Kuantitatif
Adalah pengetahuan empiris, yang diperoleh melalui
pengalaman pancaindra dan dilakukan memalui tahapan observasi dengan
melakukan analisis dari
data yang diperoleh dari fenomena empiris. Yang termasuk dalam kelompok
Fisis-Kuantitatif adalah geologi, biologi, antropologi, sosiologi,
komunikasi, ekonomi, psikologi dan lain sebagainya.
2. Ilmu Pengetahuan Formal-Kuantitatif
Adalah ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan cara
melakukan analisis refleksi yaitu dengan cara mencari hubungan antara
konsep-konsep. Yang termasuk dalam kelompok Formal-Kuantitatif adalah logika
formal; matematika, fisika, kimia, dan lain sebagainya.
3. Ilmu Pengetahuan Metafisis-Substansial
Adalah ilmu pengetahuan filsafat, yaitu ilmu yang didapat dengan cara melakukan
analisis refleksi berupa pemahaman, penafsiran, spekulasi, penilaian kritis dan
logis rasional. Dengan mencari hakikat prinsip yang melandasi keberadaan dari
keseluruhan yang nyata.
Pengetahuan Non Ilmiah
Pengetahuan non ilmiah adalah serapan indera terhadap
pengalaman hidup sehari-hari yang tidak perlu dan tidak mungkin diuji
kebenarannya sehingga tidak dapat dikembangkan menjadi pengetahuan ilmiah.
Contoh Pengetahuan Non Ilmiah :
Dilarang berdiri di tengah lapangan saat hujan.
Dilarang memakai baju berwarna hijau di pantai selatan.
Dilarang mengunakan payung di dalam rumah.
Contoh Pengetahuan Non Ilmiah :
Dilarang berdiri di tengah lapangan saat hujan.
Dilarang memakai baju berwarna hijau di pantai selatan.
Dilarang mengunakan payung di dalam rumah.
metode ilmiah
pengetahuan diperoleh dengan berbagai cara :
Prasangka : yaitu suatu anggapan benar padahal baru merupakan kemungkinan benar atau kadang- kadang, malah tidak mungkin benar.
Intuisi : yaitu suatu pendapat seseorang yang diangkat dari perbendaharaan pengetahuannya terdahulu melalui proses yang tidak disadari.
Trial and error : yaitu metode coba- coba atau untung untungan.
Pengetahuan dapat dikatakan ilmiah bila pengetahuan itu memenuhi 4 syarat :
Objektif : artinya pengetahuan itu sesuai dengan objeknya yaitu bahwa kesesuaian atau dibuktikan dengan hasil pengindraan atau empiri
Metodik : artinya pengetahuan itu diperoleh dengan menggunakan cara cara tertentu yang teratur dan terkontrol .
Sistematik : pengetahuan ilmiah itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri; satu dengan yang lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh.
Langkah langkah operasional metode ilmiah
Perumusan masalah : yang dimaksud dengan masalah disini adalah merupakan pertanyaan apa,mengapa,ataupun bagaimana tentang objek yang diteliti;
Penyusunan hipotesis:yang dimaksud dengan hipotesis adalah suatu pernyataan yang menunjukkan kemungkinan-kemungkinan jawaban untuk memecahkan masalah yang di tetapkan. Dengan kata lain hipotesis merupakan dugaan yang tentu saja di dukung oleh pengetahuan yang ada. Hipotesis juga dapat di pandang sebagai jawaban sementara dari permasalahan yang harus di uji kebenarannya dalam suatu observasi atau ekperimentasi.
Pengujian hipotesis: yaitu berbagai usaha pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang telah di ajukan untuk dapat memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak. fakta-fakta ini dapat di peroleh melalui pengamatan langsung dengan mata atau teleskop atau dapat juga melalui uji coba atau ekperimentasi. kemudian fakta-fakta itu dikumpulkan melalui pengindraan.
Penarikan kesimpulan : Penarikan kesimpilan ini didasarkan atas penilaian melalui analisis dari fakta-fakta. Untuk melihat untuk apakah hipotesis yang di ajukan itu di terima atau tidak. Hipotesis itu dapat diterima apa bila fakta-fakta yang terkumpul itu mendukung pernyataan hipotesis. Bila fakta-fakta tidak mendukung maka hipotesis itu di tolak. Hipotesis yang diterima merupakan suatu pengetahuan yang kebenarannya telah diuji secara ilmiah dan merupkan bagian dari ilmu pengetahuan
pengetahuan diperoleh dengan berbagai cara :
Prasangka : yaitu suatu anggapan benar padahal baru merupakan kemungkinan benar atau kadang- kadang, malah tidak mungkin benar.
Intuisi : yaitu suatu pendapat seseorang yang diangkat dari perbendaharaan pengetahuannya terdahulu melalui proses yang tidak disadari.
Trial and error : yaitu metode coba- coba atau untung untungan.
Pengetahuan dapat dikatakan ilmiah bila pengetahuan itu memenuhi 4 syarat :
Objektif : artinya pengetahuan itu sesuai dengan objeknya yaitu bahwa kesesuaian atau dibuktikan dengan hasil pengindraan atau empiri
Metodik : artinya pengetahuan itu diperoleh dengan menggunakan cara cara tertentu yang teratur dan terkontrol .
Sistematik : pengetahuan ilmiah itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri; satu dengan yang lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh.
Langkah langkah operasional metode ilmiah
Perumusan masalah : yang dimaksud dengan masalah disini adalah merupakan pertanyaan apa,mengapa,ataupun bagaimana tentang objek yang diteliti;
Penyusunan hipotesis:yang dimaksud dengan hipotesis adalah suatu pernyataan yang menunjukkan kemungkinan-kemungkinan jawaban untuk memecahkan masalah yang di tetapkan. Dengan kata lain hipotesis merupakan dugaan yang tentu saja di dukung oleh pengetahuan yang ada. Hipotesis juga dapat di pandang sebagai jawaban sementara dari permasalahan yang harus di uji kebenarannya dalam suatu observasi atau ekperimentasi.
Pengujian hipotesis: yaitu berbagai usaha pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang telah di ajukan untuk dapat memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak. fakta-fakta ini dapat di peroleh melalui pengamatan langsung dengan mata atau teleskop atau dapat juga melalui uji coba atau ekperimentasi. kemudian fakta-fakta itu dikumpulkan melalui pengindraan.
Penarikan kesimpulan : Penarikan kesimpilan ini didasarkan atas penilaian melalui analisis dari fakta-fakta. Untuk melihat untuk apakah hipotesis yang di ajukan itu di terima atau tidak. Hipotesis itu dapat diterima apa bila fakta-fakta yang terkumpul itu mendukung pernyataan hipotesis. Bila fakta-fakta tidak mendukung maka hipotesis itu di tolak. Hipotesis yang diterima merupakan suatu pengetahuan yang kebenarannya telah diuji secara ilmiah dan merupkan bagian dari ilmu pengetahuan
Keterbatasan dan Keunggulan
Metode Ilmiah
A.Keterbatasan
Dengan metode ilmiah dapat
dihasilkan ilmu atau pengetahuanyang ilmiah. Dalam pengujian hipotesis,
diperlukan data. Data iniberasal dari pengamatan yang dilakukan oleh
pancaindera. Kitamengetahui bahwa panca indera mempunyai keterbatasan untukmenangkap
sesuatu fakta. Dengan demikian maka data yang terkumpul juga tidak sesuai
dengan yang sebenarnya. Kesimpulan yang diambilberdasarkan data tidak benar,
tentu saja juga tidak akan benar. Jadi,peluang terjadinya kekeliruan suatu
kesimpulan yang diambilberdasarskan metode ilmiah tetap ada. Oleh karena itu
semuakesimpulan ilmiah, atau kebenaran ilmu bersifat tentatif, artinya kesimpulan itu
dianggap benar selama belum ada kebenaran ilmu yangdapat menolak kesimpulan
itu. Sedangkan kesimpulan ilmiah yangdapat menolak kesimpulan ilmiah yang
terdahulu, menjadi kebenaranilmu yang baru.Keterbatasan lain yaitu tidak dapat
menjangkau untuk membuatkesimpulan yang bersangkutan dengan baik dan buruk atau
sistim nilai,tentang seni dan keindahan, dan juga tidak dapat menjangkau
untukmenguji adanya Tuhan.
B.Keunggulan
Ciri ilmiah yaitu obyektif,
metodik, sistimatik dan berlaku umum olehkarena itu orang akan terbimbing
sedemikian hingga padanyaterkembangkan suatu sikap ilmiah.Sikap ilmiah yaitu :
1). Mencintai kebenaran yang
obyektif, dan bersikap adil
2). Menyadari bahwa kebenaran
ilmu tidak absolut
3). Tidak percaya pada takhyul,
astrologi maupun untung-untungan.
4). Ingin tahu lebih banyak
5). Tidak berpikir secara
prasangka
6). Tidak percaya begitu saja
pada suatu kesimpulan tanpa adanyabukti-bukti yang nyata.
7). Optimis, teliti dan berani
menyatakan kesimpulan yang menurutkeyakinan ilmiahnya adalah benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar