Cari Blog Ini

Rabu, 31 Juli 2013

materi faal hormon dan perkembangan seksual



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hormon dalam tubuh manusia sangat penting peranannya. Banyak sekali hormon-hormon yang terdapat dalam tubuh manusia. Masing-masing hormon memiliki fungsi yang berbeda-beda. Hormon juga salah satu penentu dan faktor dalam perkembangan manusia. Tanpa hormon manusia tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Salah satu perkembangan dalam diri manusia yang membutuhkahkan dan bergantung dengan hormon adalah perkembangan seksual.
Untuk itulah kita sebagai seorang psikolog hendaknya memahami hormon-hormon dalam tubuh beserta fungsinya sebab permasalahan yang ditimbulkan oleh hormon juga tidak sedikit saat ini. Manusia bisa mengalami gangguan pada perkembangan seksualnya dan perilaku seksualnya akibat hormon. 

B. Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian atau definisi dari hormon?
2. Apa saja hormon-hormon manusia beserta letaknya dan fungsinya?
3. Bagaimana kerja hormon dalam perkembangan seksual manusia?
4. Apa saja kasus-kasus gangguan pada hormon dan perkembangan seksual?


C. Tujuan
1. Agar kita lebih memahami apa itu hormon.
2. Agar mengetahui berapa banyak jumlah hormon.
3. Agar bisa membedakan setiap hormon dari fungsinya.
4. Mengetahui perkembangan seksual pada manusia.
5. Mengenal kasus-kasus gangguan pada hormon dan perkembangan seksual manusia.
 


                                               


BAB II
PEMBAHASAN
                                                           
2.1 Definisi Hormon
Hormon (dari bahasa Yunani, horman - "yang menggerakkan") adalah pembawa pesan kimiawi antar sel atau antar kelompok sel.
Hormon merupakan zat kimia yang diproduksi oleh sel-sel kelenjar (kelenjar endokrin) dan mempunyai peranan strategis bagi kelangsungan hidup mahkluk hidup tak terkecuali manusia.
2.2 Hormon-Hormon Manusia
Di dalam tubuh manusia terdiri dari berbagai macam hormon yang sangat berfungsi dalam kerja organ manusia sesuai dengan peranannya masing-masing. Semua hormon harus dalam porsi (jumlah) yang seimbang agar tidak menimbulkan efek buruk bagi tubuh.
Hormon dapat diklasifikasikan melalui berbagai cara yaitu menurut sifat kelarutan, lokasi reseptor dan sifat sinyal yang mengantarai kerja hormon di dalam sel.
• Berdasarkan sifat kelarutan molekul hormon
1.      Lipofilik          : kelompok hormon yang dapat larut dalam lemak.
2.      Hidrofilik        : Kelompok hormon yang dapat larut dalam air.
• Berdasarkan lokasi reseptor hormon
1.      Hormon yang berikatan dengan hormon dengan reseptor intraseluler.
2.      Hormon yang berikatan dengan reseptor permukaan sel (plasma membran).
• Berdasarkan sifat sinyal yang mengantarai kerja hormon di dalam sel
1.      Hormon Melatonin
2.      Hormon Serotonin
3.      Hormon Tiroksin
4.      Hormon Parathormon
5.      Hormon Adrenalin
6.      Hormon Dopamin
7.      Hormon Kortin
8.      Hormon Gastrin
9.      Hormon Sekretin dan Hormon Kolsistokinin
10.  Hormon Pertumbuhan (HGH)
11.  Hormon Vasopresin dan Hormon Pretesin
12.  Hormon Oksitosin
13.  Hormon Insulin
14.  Hormon Glukagon
15.  Hormon Testosteron
16.  Hormon Progesteron
17.  Hormon Estrogen

2.3 Fungsi Hormon-Hormon Manusia
Secara umum , hormon di dalam tubuh berfungsi dalam mengkoordinasi kan proses-proses fisiologis dalam tubuh kita. Setidaknya ada 3 fungsi utama dari sistem hormon, yaitu :
1.      Mempertahankan keseimbangan tubuh.
2.      Merespons stres pada tubuh secara tepat.
3.      Mengatur pertumbuhan dan perkembangan tubuh.
Ada banyak jenis hormon yang disekresi kan oleh kelenjar endokrin, dengan beragam funggsi serta peranan masing-masing. Di antara hormon-hormon tersebut dijelaskan masing-masing fungsi dan peranannya adalah sebagai berikut :
1. Melatonin
Hormon ini diproduksi di kelenjar pineal dan berfungsi sebagai antioksidan dan mengontrol tidur. Meskipun hormon ini diproduksi secara alami oleh tubuh, tapi kelebihan maupun kekurangan hormon ini dapat berakibat buruk bagi tubuh.
Kelebihan hormon melatonin dapat menyebabkan lesu, gangguan hati, gangguan mata, kelelahan, disorientasi, pikiran dan perilaku psikotik, kebingungan, mengantuk, gangguan berbicara, gemetar, sakit kepala dan pusing.
Sedangkan defisiensi atau kekurangan hormon melatonin akan menyebabkan kesulitan tidur atau insomnia, tidur tidak nyenyak, pembesaran prostat, depresi, kelelahan, siklus haid tidak teratur, gelisah, sindrom premenstruasi (PMS), katarak, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, gangguan irama jantung (aritmia).

2. Serotonin
Hormon serotonin diproduksi di saluran pencernaan. Hormon ini berfungsi mengontrol mood atau suasana hati, nafsu makan dan tidur.
Kelebihan hormon serotonin bisa menyebabkan kegelisahan, kebingungan, peningkatan denyut jantung, pupil melebar, kehilangan koordinasi otot, berkeringat, diare, sakit kepala, menggigil, mual, muntah, kejang, demam tinggi, detak jantung tak teratur, gerakan tidak terkendali dan hilangnya kesadaran.
Kekurangan hormon serotonin dapat menyebabkan kecemasan, tertekan, fobia, pesimistis, gelisah, tidak percaya diri, mudah marah, gangguan tidur, PMS, sakit kepala dan sakit punggung.

3. Tiroksin
Hormon tiroksin diproduksi di kelenjar tiroid. Hormon ini berfungsi untuk peningkatan tingkat metabolisme basal dan mempengaruhi sintesis protein.
Kelebihan hormon tiroksin dapat menyebabkan diare, denyut jantung tidak teratur, sakit kepala, menggigil, gugup, kejang perut, demam, sakit dada, atau kesulitan tidur.
Sedangkan kekurangan hormon tiroksin dapat menyebabkan lelah, lesu, sembelit, nyeri sendi dan otot, ramput atau kuku tipis dan rapuh, kurang dorongan seksual, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, detak jantung lambat, gangguan konsentrasi dan memori. Bahkan beberapa dapat menyebabkan depresi dan gangguan jiwa lainnya.

4. Parathormon
Hormon parathormon diproduksi di kelenjar paratiroid. Hormon parathormon berfungsi dalam pengaturan pemakaian ion kalsium (Ca2+) dan fosfat (PO43+) pada jaringan.
Kelebihan hormon parathormon atau yang disebut dengan hiperparathormon dapat menimbulkan berbagai gejala seperti tulang menjadi rapuh, lemah, dan berbentuk abnormal. Selain itu, kadar ion Ca2+ yang berlebihan dalam darah dapat masuk ke air seni dan mengendap bersama ion fosfat. Endapan ini dapat membentuk batu ginjal sehingga menyumbat saluran air seni.
Sedangkan kekurangan hormon parathormon atau yang disebut dengan hipoparathormon. Namun manusia jarang sekali mengalaminya, kalaupun mengalaminya, seseorang dapat kejang otot atau tetani.

5. Adrenalin
Hormon adrenalin diproduksi di medula adrenal. Hormon ini berfungsi untuk meningkatkan pasokan oksigen dan glukosa ke otak dan otot (dengan meningkatkan denyut jantung), meningkatkan katalisis dari glikogen dalam hati, kerusakan lipid dalam sel lemak, serta menekan sistem kekebalan.
Kekurangan hormon adrenalin dapat menyebabkan pening, pusing, kelelahan, penurunan berat badan. Beberapa mengalami gangguan usus, peningkatan pigmentasi kulit, depresi, nyeri otot dan sakit pinggang akut.


6. Dopamin
Hormon ini diproduksi di ginjal dan hipotalamus. Hormon ini berfungsi untuk meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, menghambat pelepasan prolaktin dan TRH dari hipofisis anterior.
Kelebihan dopamin dapat menyebabkan mual, muntah, sakit kepala, detak jantung tidak teratur, sakit dada, kesulitan bernapas, perubahan jumlah urin, perubahan warna kulit, sakit di kaki dan lengan.
Kekurangan hormon dopamin dapat menyebabkan tertekan, motivasi rendah, kesulitan memberikan perhatian dan berkonsentrasi, berpikir lambat, rendah libido dan impotensi, mudah lelah, berat badan cepat naik, dan mengalami gangguan tidur.

7. Kortin
Hormon ini diproduksi oleh bagian korteks adrenal, yang tersusun atas kortison dan deoksikortison. Hormon kortin dapat memudahkan perubahan protein menjadi karbohidrat, kemudian juga berfungsi mengatur metabolisme garam dan air.
Kekurangan hormon kortin dapat menyebabkan penyakit manusia yaitu penyakit Addison. Gejala yang timbul pada penderita penyakit ini antara lain tekanan darah rendah, kelemahan otot, gangguan pencernaan, peningkatan retensi kalium dalam cairan tubuh dan sel, kulit kecoklatan, dan nafsu makan hilang. Penderitanya dapat diobati dengan pemberian hormon kortin melalui mulut atau intramuskular.

8. Gastrin
Hormon ini diproduksi di duodenum (usus 12 jari), yang befungsi untuk sekresi asam lambung oleh sel parietal. Kelebihan gastrin dapat menyebabkan penyakit gastrinoma yaitu tumor jinak.


9. Sekretin dan Kolsistokinin
Hormon sekretin dan hormon kolsistokinin disekresikan oleh kelenjar pada usus. Masing-masing fungsi hormon ini adalah merangsang sekresi getah pankreas dan getah empedu.

10. Hormon pertumbuhan (HGH)
Hormon ini diproduksi di pituitari anterior dan juga di timus, dan berfungsi merangsang pertumbuhan dan reproduksi sel, melepaskan faktor pertumbuhan 1 mirip insulin dari hati.
Kelebihan hormon pertumbuhan dapat menyebabkan tumor hipofisis yang jinak dan tumbuh secara perlahan. Juga dapat menyebabkan sakit kepala, gangguan penglihatan, tekanan saraf optik, kelebihan tulang rahang, jari tangan dan kaki, kelemahan otot, resistensi insulin. Bahkan dapat menyebabkan diabetes tipe 2 dan berkurangnya fungsi seksual.
Kekurangan hormon ini pada anak-anak dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan dan tubuh pendek dan tertundanya kematangan seksual. Sedangkan pada orang dewasa kekurangan hormon pertumbuhan jarang terjadi, tapi dalam beberapa kasus dapat menyebabkan obesitas, penurunan massa otot dan pengurangan energi dan kualitas hidup.

11. Vasopresin (ADH) dan Pretesin
Kedua hormon ini diproduksi oleh kelenjar pituitari posterior, merupakan hasil dari perluasan otak. Vasopresin dan pretesin berfungsi mengurangi jumlah air yang hilang dari ginjal saat keluar sebagai urine. Selain itu, kedua hormon tersebut berfungsi menaikkan tekanan darah dengan mengecilkan arteriol.

12. Oksitosin
Hormon ini juga diproduksi oleh kelenjar pituitari posterior. Oksitosin berfungsi dalam membantu proses kelahiran dengan kontraksi uterus. Oksitosin juga membantu sekresi susu dari payudara ibu.

13. Insulin
Hormon ini diproduksi di pankreas dan berfungsi untuk pengambilan glukosa, glikogenesis dan glikolisis di hati dan otot dari darah.
Kelebihan insulin dapat menyebabkan kadar gula darah sangat rendah, detak jantung tidak teratur, berkeringat, gemetaran, mual, kelaparan berat dan kecemasan. Kadang-kadang juga menyebabkan hipoglikemia (gula darah rendah).
Kekurangan insulin dapat menyebabkan hiperglisemia (peningkatan kadar gula darah) yang dapat mengakibatkan penyakit diabetes mellitus.

14. Glukagon
Hormon ini diproduksi oleh pankreas atau juga disebut dengan kelenjar Langerhans. Hormon glukagon adalah hormon yang fungsinya berperan dalam mengubah glikogen menjadi glukosa.

15. Testosteron
Hormon ini diproduksi di testis dan berfungsi sebagai hormon seks pria. Hormon ini merangsang pematangan organ-organ seks pria, skrotum, pertumbuhan jenggot, pertumbuhan massa otot dan kekuatan, dan peningkatan kepadatan tulang.
Kelebihan hormon ini dapat menyebabkan peningkatan libido berlebihan dan mudah marah. Kekurangan testosteron dapat menyebabkan penyakit atau kerusakan pada hipotalamus (kelenjar di bawah otak) atau testis yang menghambat sekresi hormon dan produksi testosteron (hipogonadisme).
Kekurangan testoreton juga dapat membuat kerutan di wajah, kehilangan otot tubuh, pinggang menggendut, kelelahan yang kronis, penurunan libido, disfungsi ereksi dan kesulitan mencapai orgasme ini bisa terjadi pada pria juga wanita.

16. Progesteron
Hormon ini diproduksi di ovarium, kelenjar adrenal dan plasenta (saat hamil). Hormon progesteron berfungsi menaikkan faktor pertumbuhan epidermal, meningkatkan temperatur inti selama ovulasi, mengurangi kejang dan rileks otot polos (memperluas saluran pernapasan dan mengatur lendir), anti-inflamasi, mengurangi kandung empedu kegiatan, normalisasi darah dan pembekuan pembuluh darah.
Hormon progesteron juga membantu fungsi tiroid dan pertumbuhan tulang dengan osteoblast Relsilience di tulang, gigi, gusi, sendi, tendon, ligamen dan kulit. Penyembuhan dengan mengatur fungsi kolagen saraf dan penyembuhan dengan mengatur mielin, serta mencegah kanker endometrium dengan mengatur efek estrogen.
Kekurangan progesteron bisa membuat kecemasan, susah tidur, susah beristirahat, panik, gelisah, kekurangan cairan dan payudara membengkak.

17. Estrogen
Hormon estrogen dan disekresikan atau diproduksi oleh ovarium. Estrogen dihasilkan oleh folikel de Graff dan dirangsang oleh hormon FSH. Hormon estrogen berfungsi saat pembentukan kelamin sekunder wanita, seperti bahu mulai berisi, tumbuhnya payudara, pinggul menjadi lebar, dan rambut mulai tumbuh di ketiak dan kemaluan. Di samping itu, hormon enstrogen juga berfungsi membantu dalam pembentukan lapisan endometrium.

2.4    Perkembangan Seksual
Sampai saat ini masalah perkembangan seksual remaja masih menjadi topik yang menarik untuk dibicarakan. Pada masa remaja rasa ingin tahu terhadap masalah  seksual sangat penting dalam pembentukan hubungan baru yang lebih matang dengan lawan jenis.  Padahal pada masa remaja informasi tentang masalah seksual sudah seharusnya mulai diberikan, agar remaja tidak mencari informasi dari orang lain atau dari sumber-sumber yang tidak jelas atau bahkan keliru sama sekali.
Pemberian informasi masalah seksual menjadi penting terlebih lagi mengingat  remaja berada dalam potensi seksual yang aktif, karena berkaitan dengan dorongan seksual yang dipengaruhi hormon dan sering tidak memiliki informasi yang cukup mengenai aktivitas seksual mereka sendiri.
Tentu saja hal tersebut akan sangat berbahaya bagi perkembangan jiwa remaja bila ia tidak memiliki pengetahuan dan informasi yang tepat. Fakta menunjukkan bahwa sebagian besar remaja kita tidak mengetahui dampak dari perilaku seksual yang mereka lakukan, seringkali remaja sangat tidak matang untuk melakukan hubungan seksual terlebih lagi jika harus menanggung resiko dari hubungan seksual tersebut.
Karena meningkatnya minat remaja pada masalah seksual dan sedang berada  dalam potensi seksual yang aktif, maka remaja berusaha mencari berbagai informasi mengenai hal tersebut. Dari sumber informasi yang  berhasil mereka dapatkan, pada umumnya hanya sedikit remaja yang mendapatkan  seluk beluk seksual dari orang tuanya. Oleh karena itu remaja mencari atau mendapatkan dari berbagai sumber informasi yang mungkin dapat diperoleh, misalnya seperti di sekolah atau perguruan tinggi, membahas dengan teman-teman, buku-buku tentang seks, media massa atau internet.
Memasuki Milenium baru ini sudah selayaknya bila orang tua dan kaum pendidik bersikap lebih tanggap dalam menjaga dan mendidik anak dan remaja agar ekstra berhati-hati terhadap gejala-gejala sosial, terutama yang berkaitan dengan masalah seksual, yang berlangsung saat ini.
Seiring perkembangan yang terjadi sudah saatnya pemberian penerangan dan pengetahuan masalah seksualitas pada anak dan remaja ditingkatkan. Pandangan sebagian besar masyarakat yang menganggap seksualitas merupakan suatu hal yang alamiah, yang nantinya akan diketahui dengan sendirinya setelah mereka menikah sehingga dianggap suatu hal tabu untuk dibicarakan secara terbuka, nampaknya secara perlahan-lahan harus diubah.
Sudah saatnya pandangan semacam ini harus diluruskan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan membahayakan bagi anak dan remaja sebagai generasi penerus bangsa. Remaja yang hamil di luar nikah, aborsi, penyakit kelamin, dll, adalah contoh dari beberapa kenyataan pahit yang sering terjadi pada remaja sebagai akibat pemahaman yang keliru mengenai seksualitas.

Karakteristik Seksual Remaja

Pengertian seksual secara umum adalah sesuatu yang berkaitan dengan alat kelamin atau hal-hal yang berhubungan dengan perkara-perkara hubungan intim antara laki-laki dengan perempuan.  Karakter seksual masing-masing jenis kelamin memiliki spesifikasi yang berbeda hal ini seperti yang pendapat berikut ini : Sexual characteristics are divided into two types. Primary sexual characteristics are directly related to reproduction and include the sex organs (genitalia). Secondary sexual characteristics are attributes other than the sex organs that generally distinguish one sex from the other but are not essential to reproduction, such as the larger breasts characteristic of women and the facial hair and deeper voices characteristic of men (Microsoft Encarta Encyclopedia 2002)
Pendapat tersebut seiring dengan pendapat Hurlock (1991), seorang ahli psikologi perkembangan, yang mengemukakan tanda-tanda kelamin sekunder yang penting pada laki-laki dan perempuan. Menurut Hurlock,  pada remaja putra : tumbuh rambut kemaluan, kulit menjadi kasar, otot bertambah besar dan kuat, suara membesar dan lain,lain. Sedangkan pada remaja putri : pinggul melebar, payudara mulai tumbuh, tumbuh rambut kemaluan, mulai mengalami haid, dan lain-lain.
Seiring dengan pertumbuhan primer dan sekunder pada remaja ke arah kematangan yang sempurna, muncul juga hasrat dan dorongan untuk menyalurkan keinginan seksualnya. Hal tersebut merupakan suatu yang wajar karena secara alamiah dorongan seksual ini memang harus terjadi untuk menyalurkan kasih sayang antara dua insan, sebagai fungsi pengembangbiakan dan mempertahankan keturunan.

Perilaku Seksual

Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku ini dapat beraneka ragam, mulai dari perasaan tertarik hingga tingkah laku berkencan, bercumbu dan senggama. Obyek seksual dapat berupa orang, baik sejenis maupun lawan jenis, orang dalam khayalan atau diri sendiri. Sebagian tingkah laku ini memang tidak memiliki dampak, terutama bila tidak menimbulkan dampak fisik bagi orang yang bersangkutan atau lingkungan sosial. Tetapi sebagian perilaku seksual (yang dilakukan sebelum waktunya) justru dapat memiliki dampak psikologis yang sangat serius, seperti rasa bersalah, depresi, marah, dan agresi.
Sementara akibat psikososial yang timbul akibat perilaku seksual antara lain adalah ketegangan mental dan kebingungan akan peran sosial yang tiba-tiba berubah, misalnya pada kasus remaja yang hamil di luar nikah. Belum lagi tekanan dari masyarakat yang mencela  dan menolak keadaan tersebut. Selain itu resiko yang lain adalah terganggunya kesehatan yang bersangkutan, resiko kelainan janin dan tingkat kematian bayi yang tinggi. Disamping itu tingkat putus sekolah remaja hamil juga sangat tinggi, hal ini disebabkan rasa malu remaja dan penolakan sekolah menerima kenyataan adanya murid yang hamil diluar nikah. Masalah ekonomi juga akan membuat permasalahan ini menjadi semakin rumit dan kompleks.
Berbagai perilaku seksual pada remaja yang belum saatnya untuk melakukan hubungan seksual antara lain dikenal sebagai :
  • Masturbasi atau onani yaitu suatu kebiasaan buruk berupa manipulasi terhadap alat genital dalam rangka menyalurkan hasrat seksual untuk pemenuhan kenikmatan yang seringkali menimbulkan goncangan pribadi dan emosi.
  • Berpacaran dengan berbagai perilaku seksual yang ringan seperti sentuhan, pegangan tangan sampai pada ciuman dan sentuhan-sentuhan seks yang pada dasarnya adalah keinginan untuk menikmati dan memuaskan dorongan seksual.
  • Berbagai kegiatan yang mengarah pada pemuasan dorongan seksual yang pada dasarnya menunjukan tidak berhasilnya seseorang dalam mengendalikannya atau kegagalan untuk mengalihkan dorongan tersebut ke kegiatan lain yang sebenarnya masih dapat dikerjakan.
Dorongan atau hasrat untuk melakukan hubungan seksual selalu muncul pada remaja, oleh karena itu bila tidak ada penyaluran yang sesuai (menikah) maka harus dilakukan usaha untuk memberi pengertian dan pengetahuan mengenai hal tersebut.
Adapun faktor-faktor yang dianggap berperan dalam munculnya permasalahan seksual pada remaja, menurut Sarlito W. Sarwono (Psikologi Remaja,1994) adalah sebagai berikut :
  • Perubahan-perubahan hormonal yang meningkatkan hasrat seksual remaja. Peningkatan hormon ini menyebabkan remaja membutuhkan penyaluran dalam bentuk tingkah laku tertentu
  • Penyaluran tersebut tidak dapat segera dilakukan karena adanya penundaan usia perkawinan, baik secara hukum oleh karena adanya undang-undang tentang perkawinan, maupun karena norma sosial yang semakin lama semakin menuntut persyaratan yang terus meningkat untuk perkawinan (pendidikan, pekerjaan, persiapan mental dan lain-lain)
  • Norma-norma agama yang berlaku, dimana seseorang dilarang untuk melakukan hubungan seksual sebelum menikah. Untuk remaja yang tidak dapat menahan diri memiliki kecenderungan untuk melanggar hal-hal tersebut.
  • Kecenderungan pelanggaran makin meningkat karena adanya penyebaran informasi dan rangsangan melalui media masa yang dengan teknologi yang canggih (VCD/DVD, buku stensilan, Photo, majalah, internet, dan lain-lain) menjadi tidak terbendung lagi. Remaja yang sedang dalam periode ingin tahu dan ingin mencoba, akan meniru apa dilihat atau didengar dari media massa, karena pada umumnya mereka belum pernah mengetahui masalah seksual secara lengkap dari orangtuanya.
  • Orangtua sendiri, baik karena ketidaktahuannya maupun karena sikapnya yang masih mentabukan pembicaraan mengenai seks dengan anak, menjadikan mereka tidak terbuka pada anak, bahkan cenderung membuat jarak dengan anak dalam masalah ini.
  • Adanya kecenderungan yang makin bebas antara pria dan wanita dalam masyarakat, sebagai akibat berkembangnya peran dan pendidikan wanita, sehingga kedudukan wanita semakin sejajar dengan pria.
Dengan mengetahui faktor-faktor tersebut di atas, maka orang tua bisa mengambil langkah-langkah antisipatif terbaik sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan akibat perkembangan seksualitas pada remaja tersebut.

Aspek– aspek perubahan pada fase remaja :
a.         Aspek fisik
            Meliputi perubahan hormonal :
- Fungsi reproduksi
- Ciri seksual sekunder
- Perubahan fisik (tidak seimbang)
- Perubahan suara
- Peningkatan energi

b.          Aspek psikologis
-  Meningginya dorongan perasaan kaku atau ego, sehingga cenderung menentang terhadap otoritas, senang protes, membangkang, mengkritik, egois dan egosentris.
- Emosi mudah meluap, perasaan diri merasa“super ”
- Konflik emosional, suasana hati mudah berubah
- Mencari identitas atau jati diri, senang tampil beda, suka mode, mulai merokok, suka      kebut-kebutan,membual,berpetualang.
-Meningkatnya fungsi kognisi, besar rasa ingin tahu, idealisme tinggi
-Ketertarikan terhadap lawan jenis
-Kebutuhan narsistik (cinta pada diri sendiri)

Aspek– aspek perkembangan remaja.

Semua individu khususnya remaja akan mengalami perkembangan baik fisik maupun psikis yang meliputi aspek-aspek intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral dan agama.


Ciri– ciri sekunder

   Berikut ini adalah bagian ciri-ciri seks sekunder pada pria dan wanita.

Wanita                                                                                                 Pria
1.Tumbuhnya rambut pubik /                                      1.Tumbuhnya rambut pubik/kapok halus
kapok halus disekitar                                                  disekitar kemaluan dan ketiak
kemaluan dan ketiak.
2. Bertambah besarnya buah                                       2. Terjadi perubahan suara
dada
3. Bertambah besarnya pinggul                                   3. Tumbuh kumis/ tumbuh jakun

      




Sebagaimana disebutkan pada bagian awal bahwa kematangan seksual selain dipengaruhi faktor keindividuan ( genitas ) sesorang,juga di pengaruhi  oleh 3 faktor utama yaitu :

A.    Unsur biologis yang meliputi cara hidup seperti pola makan,tidur,dll

B.    Unsur sosiologis yang meliputi keadaan masyarakat lingkungan berkenaan dengan cara pandang tentang kehidupan seks

C.    Unsur psikologis yang meliputi gangguan-gangguan bathin.

Dari hasil berbagai penelitian yang sering kali menimbulkan reaksi hebat pada Menerche atau haid pertama putri serta pengeluaran sperma atau mmpi basah pertama kalinya bagi remaja putra.Bentuk-bentuk reaksi yang di timbulkan atas peristiwa tersebut adalah :

1        Reaksi positif : reaksi yang memberikan suatu tanda menghargai tercapainya peristiwa  pendewasaan.
2        Reaksi negatif  : reaksi yang di hubungkan dengan keluhan-keluhan dan caci maki yang menyertai datangnya haid pertama karena di sertai sakit kepala,sakit perut dan sakit pinggang dan sebagainya.

Perilaku Seksual Yang Menyimpang

Tidak dapat di pungkiri sering kali di temukan seseorang yang tidak memperlihatkan peranan  atau sifatnya sesuai jenis kelaminnya. Mengapa hal tersebut dapat terjadi ?

a.       Transvestim                      : Gejala di mana orang senang memakai pakaian lawan  jenisnya.

b.      Homoseksualitas               : Ketertarikan kepada jenis kelamin yang sama,dalam hal ini terdapat istilah yang di kenal dengan Homofilia.

Homofilia adalah hubungan tarik menarik antara 2 individu yang sama jenisnya,mencakup berbagai segi, termasuk seks, di mana terlihat beberapa tahap meliputi perbuatan yang bersifat cinta dan berdasarkan dorongan kejiwaan dan kebutuhan di tujukan pada individu-individu yang sama jenis kelaminnya.
Secara khusus orang tua dan orang-orang dewasa lainnya perlu memahami fase-fase perkembangan seks anak yang harus di lalui dan di alaminya.
a.       Fase Oral
Dimana pada tahun-tahun pertama,anak merasakan daerah yang  paling peka adalah pada bagian mulut.
b.      Fase Anal
Pada tahun-tahun kedua dan ketiga,daerah / bagian anus merupakan bagian yang paling peka.
c.       Fase Falik
Dimana alat kelamin menjadi bagian yang peka.
d.      Fase Genital
Telah tercapainya kebangkitan dan atau peningkatan dorongan seks.



BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Hormon dalam tubuh manusia sangat penting peranannya. Banyak sekali hormon-hormon yang terdapat dalam tubuh manusia. Masing-masing hormon memiliki fungsi yang berbeda-beda. Hormon juga salah satu penentu dan faktor dalam perkembangan manusia. Tanpa hormon manusia tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Salah satu perkembangan dalam diri manusia yang membutuhkahkan dan bergantung dengan hormon adalah perkembangan seksual.
SARAN
Adanya pengetahuan lebih mengenai hormon sangatlah penting untuk kita saat ini. Bagaimanapun hormon adalah bagian dari dalam tubuh kita yang membantu proses perkembangan dan pertumbuhan kita sampai dengan saat ini. Terlebih lagi mengenai perkembangan seksual dikalangan remaja.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar