BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hormon
dalam tubuh manusia sangat penting peranannya. Banyak sekali hormon-hormon yang
terdapat dalam tubuh manusia. Masing-masing hormon memiliki fungsi yang
berbeda-beda. Hormon juga salah satu penentu dan faktor dalam perkembangan
manusia. Tanpa hormon manusia tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
Salah satu perkembangan dalam diri manusia yang membutuhkahkan dan bergantung
dengan hormon adalah perkembangan seksual.
Untuk
itulah kita sebagai seorang psikolog hendaknya memahami hormon-hormon dalam
tubuh beserta fungsinya sebab permasalahan yang ditimbulkan oleh hormon juga
tidak sedikit saat ini. Manusia bisa mengalami gangguan pada perkembangan
seksualnya dan perilaku seksualnya akibat hormon.
B. Rumusan Masalah
Berangkat
dari latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.
Apa pengertian atau definisi dari hormon?
2.
Apa saja hormon-hormon manusia beserta letaknya dan fungsinya?
3.
Bagaimana kerja hormon dalam perkembangan seksual manusia?
4.
Apa saja kasus-kasus gangguan pada hormon dan perkembangan seksual?
C. Tujuan
1.
Agar kita lebih memahami apa itu hormon.
2.
Agar mengetahui berapa banyak jumlah hormon.
3.
Agar bisa membedakan setiap hormon dari fungsinya.
4.
Mengetahui perkembangan seksual pada manusia.
5.
Mengenal kasus-kasus gangguan pada hormon dan perkembangan seksual manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Hormon
Hormon
(dari bahasa Yunani, horman - "yang menggerakkan") adalah pembawa
pesan kimiawi antar sel atau antar kelompok sel.
Hormon
merupakan zat kimia yang diproduksi oleh sel-sel kelenjar (kelenjar endokrin)
dan mempunyai peranan strategis bagi kelangsungan hidup mahkluk hidup tak terkecuali
manusia.
2.2
Hormon-Hormon Manusia
Di
dalam tubuh manusia terdiri dari berbagai macam hormon yang sangat berfungsi
dalam kerja organ manusia sesuai dengan peranannya masing-masing. Semua hormon
harus dalam porsi (jumlah) yang seimbang agar tidak menimbulkan efek buruk bagi
tubuh.
Hormon dapat diklasifikasikan melalui berbagai cara yaitu menurut sifat kelarutan, lokasi reseptor dan sifat sinyal yang mengantarai kerja hormon di dalam sel.
Hormon dapat diklasifikasikan melalui berbagai cara yaitu menurut sifat kelarutan, lokasi reseptor dan sifat sinyal yang mengantarai kerja hormon di dalam sel.
•
Berdasarkan sifat kelarutan molekul hormon
1.
Lipofilik : kelompok hormon yang dapat larut
dalam lemak.
2.
Hidrofilik : Kelompok hormon yang dapat larut dalam
air.
•
Berdasarkan lokasi reseptor hormon
1.
Hormon yang berikatan
dengan hormon dengan reseptor intraseluler.
2.
Hormon yang berikatan
dengan reseptor permukaan sel (plasma membran).
•
Berdasarkan sifat sinyal yang mengantarai kerja hormon di dalam sel
1.
Hormon Melatonin
2. Hormon
Serotonin
3. Hormon
Tiroksin
4. Hormon
Parathormon
5. Hormon
Adrenalin
6. Hormon
Dopamin
7. Hormon
Kortin
8. Hormon
Gastrin
9. Hormon
Sekretin dan Hormon Kolsistokinin
10. Hormon
Pertumbuhan (HGH)
11. Hormon
Vasopresin dan Hormon Pretesin
12. Hormon
Oksitosin
13. Hormon
Insulin
14. Hormon
Glukagon
15. Hormon
Testosteron
16. Hormon
Progesteron
17.
Hormon Estrogen
2.3 Fungsi Hormon-Hormon Manusia
Secara
umum , hormon di dalam tubuh berfungsi dalam mengkoordinasi kan proses-proses
fisiologis dalam tubuh kita. Setidaknya ada 3 fungsi utama dari sistem hormon,
yaitu :
1. Mempertahankan
keseimbangan tubuh.
2. Merespons
stres pada tubuh secara tepat.
3. Mengatur
pertumbuhan dan perkembangan tubuh.
Ada
banyak jenis hormon yang disekresi kan oleh kelenjar endokrin, dengan beragam
funggsi serta peranan masing-masing. Di antara hormon-hormon tersebut
dijelaskan masing-masing fungsi dan peranannya adalah sebagai berikut :
1. Melatonin
1. Melatonin
Hormon
ini diproduksi di kelenjar pineal dan berfungsi sebagai antioksidan dan
mengontrol tidur. Meskipun hormon ini diproduksi secara alami oleh tubuh, tapi
kelebihan maupun kekurangan hormon ini dapat berakibat buruk bagi tubuh.
Kelebihan
hormon melatonin dapat menyebabkan lesu, gangguan hati, gangguan mata,
kelelahan, disorientasi, pikiran dan perilaku psikotik, kebingungan, mengantuk,
gangguan berbicara, gemetar, sakit kepala dan pusing.
Sedangkan
defisiensi atau kekurangan hormon melatonin akan menyebabkan kesulitan tidur
atau insomnia, tidur tidak nyenyak, pembesaran prostat, depresi, kelelahan,
siklus haid tidak teratur, gelisah, sindrom premenstruasi (PMS), katarak,
kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, gangguan irama jantung (aritmia).
2. Serotonin
Hormon
serotonin diproduksi di saluran pencernaan. Hormon ini berfungsi mengontrol
mood atau suasana hati, nafsu makan dan tidur.
Kelebihan
hormon serotonin bisa menyebabkan kegelisahan, kebingungan, peningkatan denyut
jantung, pupil melebar, kehilangan koordinasi otot, berkeringat, diare, sakit
kepala, menggigil, mual, muntah, kejang, demam tinggi, detak jantung tak
teratur, gerakan tidak terkendali dan hilangnya kesadaran.
Kekurangan
hormon serotonin dapat menyebabkan kecemasan, tertekan, fobia, pesimistis,
gelisah, tidak percaya diri, mudah marah, gangguan tidur, PMS, sakit kepala dan
sakit punggung.
3. Tiroksin
Hormon
tiroksin diproduksi di kelenjar tiroid. Hormon ini berfungsi untuk peningkatan
tingkat metabolisme basal dan mempengaruhi sintesis protein.
Kelebihan
hormon tiroksin dapat menyebabkan diare, denyut jantung tidak teratur, sakit
kepala, menggigil, gugup, kejang perut, demam, sakit dada, atau kesulitan
tidur.
Sedangkan
kekurangan hormon tiroksin dapat menyebabkan lelah, lesu, sembelit, nyeri sendi
dan otot, ramput atau kuku tipis dan rapuh, kurang dorongan seksual, tekanan
darah tinggi, kolesterol tinggi, detak jantung lambat, gangguan konsentrasi dan
memori. Bahkan beberapa dapat menyebabkan depresi dan gangguan jiwa lainnya.
4. Parathormon
Hormon
parathormon diproduksi di kelenjar paratiroid. Hormon parathormon berfungsi
dalam pengaturan pemakaian ion kalsium (Ca2+) dan fosfat (PO43+) pada jaringan.
Kelebihan
hormon parathormon atau yang disebut dengan hiperparathormon dapat menimbulkan
berbagai gejala seperti tulang menjadi rapuh, lemah, dan berbentuk abnormal.
Selain itu, kadar ion Ca2+ yang berlebihan dalam darah dapat masuk ke air seni
dan mengendap bersama ion fosfat. Endapan ini dapat membentuk batu ginjal sehingga
menyumbat saluran air seni.
Sedangkan
kekurangan hormon parathormon atau yang disebut dengan hipoparathormon. Namun
manusia jarang sekali mengalaminya, kalaupun mengalaminya, seseorang dapat
kejang otot atau tetani.
5. Adrenalin
Hormon
adrenalin diproduksi di medula adrenal. Hormon ini berfungsi untuk meningkatkan
pasokan oksigen dan glukosa ke otak dan otot (dengan meningkatkan denyut
jantung), meningkatkan katalisis dari glikogen dalam hati, kerusakan lipid
dalam sel lemak, serta menekan sistem kekebalan.
Kekurangan
hormon adrenalin dapat menyebabkan pening, pusing, kelelahan, penurunan berat
badan. Beberapa mengalami gangguan usus, peningkatan pigmentasi kulit, depresi,
nyeri otot dan sakit pinggang akut.
6. Dopamin
Hormon
ini diproduksi di ginjal dan hipotalamus. Hormon ini berfungsi untuk
meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, menghambat pelepasan prolaktin
dan TRH dari hipofisis anterior.
Kelebihan
dopamin dapat menyebabkan mual, muntah, sakit kepala, detak jantung tidak
teratur, sakit dada, kesulitan bernapas, perubahan jumlah urin, perubahan warna
kulit, sakit di kaki dan lengan.
Kekurangan
hormon dopamin dapat menyebabkan tertekan, motivasi rendah, kesulitan
memberikan perhatian dan berkonsentrasi, berpikir lambat, rendah libido dan
impotensi, mudah lelah, berat badan cepat naik, dan mengalami gangguan tidur.
7. Kortin
Hormon
ini diproduksi oleh bagian korteks adrenal, yang tersusun atas kortison dan
deoksikortison. Hormon kortin dapat memudahkan perubahan protein menjadi
karbohidrat, kemudian juga berfungsi mengatur metabolisme garam dan air.
Kekurangan
hormon kortin dapat menyebabkan penyakit manusia yaitu penyakit Addison. Gejala
yang timbul pada penderita penyakit ini antara lain tekanan darah rendah,
kelemahan otot, gangguan pencernaan, peningkatan retensi kalium dalam cairan
tubuh dan sel, kulit kecoklatan, dan nafsu makan hilang. Penderitanya dapat
diobati dengan pemberian hormon kortin melalui mulut atau intramuskular.
8. Gastrin
Hormon
ini diproduksi di duodenum (usus 12 jari), yang befungsi untuk sekresi asam
lambung oleh sel parietal. Kelebihan gastrin dapat menyebabkan penyakit
gastrinoma yaitu tumor jinak.
9. Sekretin dan Kolsistokinin
Hormon
sekretin dan hormon kolsistokinin disekresikan oleh kelenjar pada usus.
Masing-masing fungsi hormon ini adalah merangsang sekresi getah pankreas dan
getah empedu.
10. Hormon pertumbuhan (HGH)
Hormon
ini diproduksi di pituitari anterior dan juga di timus, dan berfungsi
merangsang pertumbuhan dan reproduksi sel, melepaskan faktor pertumbuhan 1
mirip insulin dari hati.
Kelebihan
hormon pertumbuhan dapat menyebabkan tumor hipofisis yang jinak dan tumbuh
secara perlahan. Juga dapat menyebabkan sakit kepala, gangguan penglihatan,
tekanan saraf optik, kelebihan tulang rahang, jari tangan dan kaki, kelemahan
otot, resistensi insulin. Bahkan dapat menyebabkan diabetes tipe 2 dan
berkurangnya fungsi seksual.
Kekurangan
hormon ini pada anak-anak dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan dan tubuh
pendek dan tertundanya kematangan seksual. Sedangkan pada orang dewasa
kekurangan hormon pertumbuhan jarang terjadi, tapi dalam beberapa kasus dapat
menyebabkan obesitas, penurunan massa otot dan pengurangan energi dan kualitas
hidup.
11. Vasopresin (ADH) dan Pretesin
Kedua
hormon ini diproduksi oleh kelenjar pituitari posterior, merupakan hasil dari
perluasan otak. Vasopresin dan pretesin berfungsi mengurangi jumlah air yang
hilang dari ginjal saat keluar sebagai urine. Selain itu, kedua hormon tersebut
berfungsi menaikkan tekanan darah dengan mengecilkan arteriol.
12. Oksitosin
Hormon
ini juga diproduksi oleh kelenjar pituitari posterior. Oksitosin berfungsi
dalam membantu proses kelahiran dengan kontraksi uterus. Oksitosin juga
membantu sekresi susu dari payudara ibu.
13. Insulin
Hormon
ini diproduksi di pankreas dan berfungsi untuk pengambilan glukosa,
glikogenesis dan glikolisis di hati dan otot dari darah.
Kelebihan
insulin dapat menyebabkan kadar gula darah sangat rendah, detak jantung tidak
teratur, berkeringat, gemetaran, mual, kelaparan berat dan kecemasan.
Kadang-kadang juga menyebabkan hipoglikemia (gula darah rendah).
Kekurangan
insulin dapat menyebabkan hiperglisemia (peningkatan kadar gula darah) yang
dapat mengakibatkan penyakit diabetes mellitus.
14. Glukagon
Hormon
ini diproduksi oleh pankreas atau juga disebut dengan kelenjar Langerhans.
Hormon glukagon adalah hormon yang fungsinya berperan dalam mengubah glikogen
menjadi glukosa.
15. Testosteron
Hormon
ini diproduksi di testis dan berfungsi sebagai hormon seks pria. Hormon ini
merangsang pematangan organ-organ seks pria, skrotum, pertumbuhan jenggot,
pertumbuhan massa otot dan kekuatan, dan peningkatan kepadatan tulang.
Kelebihan
hormon ini dapat menyebabkan peningkatan libido berlebihan dan mudah marah.
Kekurangan testosteron dapat menyebabkan penyakit atau kerusakan pada
hipotalamus (kelenjar di bawah otak) atau testis yang menghambat sekresi hormon
dan produksi testosteron (hipogonadisme).
Kekurangan
testoreton juga dapat membuat kerutan di wajah, kehilangan otot tubuh, pinggang
menggendut, kelelahan yang kronis, penurunan libido, disfungsi ereksi dan
kesulitan mencapai orgasme ini bisa terjadi pada pria juga wanita.
16. Progesteron
Hormon
ini diproduksi di ovarium, kelenjar adrenal dan plasenta (saat hamil). Hormon
progesteron berfungsi menaikkan faktor pertumbuhan epidermal, meningkatkan
temperatur inti selama ovulasi, mengurangi kejang dan rileks otot polos
(memperluas saluran pernapasan dan mengatur lendir), anti-inflamasi, mengurangi
kandung empedu kegiatan, normalisasi darah dan pembekuan pembuluh darah.
Hormon
progesteron juga membantu fungsi tiroid dan pertumbuhan tulang dengan
osteoblast Relsilience di tulang, gigi, gusi, sendi, tendon, ligamen dan kulit.
Penyembuhan dengan mengatur fungsi kolagen saraf dan penyembuhan dengan
mengatur mielin, serta mencegah kanker endometrium dengan mengatur efek
estrogen.
Kekurangan
progesteron bisa membuat kecemasan, susah tidur, susah beristirahat, panik,
gelisah, kekurangan cairan dan payudara membengkak.
17.
Estrogen
Hormon
estrogen dan disekresikan atau diproduksi oleh ovarium. Estrogen dihasilkan
oleh folikel de Graff dan dirangsang oleh hormon FSH. Hormon estrogen berfungsi
saat pembentukan kelamin sekunder wanita, seperti bahu mulai berisi, tumbuhnya
payudara, pinggul menjadi lebar, dan rambut mulai tumbuh di ketiak dan
kemaluan. Di samping itu, hormon enstrogen juga berfungsi membantu dalam
pembentukan lapisan endometrium.
2.4 Perkembangan
Seksual
Sampai saat ini masalah perkembangan seksual remaja
masih menjadi topik yang menarik untuk dibicarakan. Pada masa remaja rasa ingin
tahu terhadap masalah seksual sangat penting dalam pembentukan hubungan
baru yang lebih matang dengan lawan jenis. Padahal pada masa remaja
informasi tentang masalah seksual sudah seharusnya mulai diberikan, agar remaja
tidak mencari informasi dari orang lain atau dari sumber-sumber yang tidak
jelas atau bahkan keliru sama sekali.
Pemberian informasi masalah seksual menjadi penting
terlebih lagi mengingat remaja berada dalam potensi seksual yang aktif,
karena berkaitan dengan dorongan seksual yang dipengaruhi hormon dan sering
tidak memiliki informasi yang cukup mengenai aktivitas seksual mereka sendiri.
Tentu saja hal tersebut akan sangat berbahaya bagi
perkembangan jiwa remaja bila ia tidak memiliki pengetahuan dan informasi yang
tepat. Fakta menunjukkan bahwa sebagian besar remaja kita tidak mengetahui
dampak dari perilaku seksual yang mereka lakukan, seringkali remaja sangat
tidak matang untuk melakukan hubungan seksual terlebih lagi jika harus
menanggung resiko dari hubungan seksual tersebut.
Karena meningkatnya minat remaja pada masalah seksual
dan sedang berada dalam potensi seksual yang aktif, maka remaja berusaha
mencari berbagai informasi mengenai hal tersebut. Dari sumber informasi
yang berhasil mereka dapatkan, pada umumnya hanya sedikit remaja yang
mendapatkan seluk beluk seksual dari orang tuanya. Oleh karena itu remaja
mencari atau mendapatkan dari berbagai sumber informasi yang mungkin dapat
diperoleh, misalnya seperti di sekolah atau perguruan tinggi, membahas dengan
teman-teman, buku-buku tentang seks, media massa atau internet.
Memasuki Milenium baru ini sudah selayaknya bila orang
tua dan kaum pendidik bersikap lebih tanggap dalam menjaga dan mendidik anak
dan remaja agar ekstra berhati-hati terhadap gejala-gejala sosial, terutama
yang berkaitan dengan masalah seksual, yang berlangsung saat ini.
Seiring perkembangan yang terjadi sudah saatnya
pemberian penerangan dan pengetahuan masalah seksualitas pada anak dan remaja
ditingkatkan. Pandangan sebagian besar masyarakat yang menganggap seksualitas
merupakan suatu hal yang alamiah, yang nantinya akan diketahui dengan
sendirinya setelah mereka menikah sehingga dianggap suatu hal tabu untuk
dibicarakan secara terbuka, nampaknya secara perlahan-lahan harus diubah.
Sudah saatnya pandangan semacam ini harus diluruskan
agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan membahayakan bagi anak dan
remaja sebagai generasi penerus bangsa. Remaja yang hamil di luar nikah,
aborsi, penyakit kelamin, dll, adalah contoh dari beberapa kenyataan pahit yang
sering terjadi pada remaja sebagai akibat pemahaman yang keliru mengenai
seksualitas.
Karakteristik Seksual Remaja
Pengertian seksual secara umum adalah sesuatu yang
berkaitan dengan alat kelamin atau hal-hal yang berhubungan dengan
perkara-perkara hubungan intim antara laki-laki dengan perempuan.
Karakter seksual masing-masing jenis kelamin memiliki spesifikasi yang berbeda
hal ini seperti yang pendapat berikut ini : Sexual characteristics are
divided into two types. Primary sexual characteristics are directly related to
reproduction and include the sex organs (genitalia). Secondary sexual
characteristics are attributes other than the sex organs that generally
distinguish one sex from the other but are not essential to reproduction, such
as the larger breasts characteristic of women and the facial hair and deeper
voices characteristic of men (Microsoft Encarta Encyclopedia 2002)
Pendapat tersebut seiring dengan pendapat Hurlock
(1991), seorang ahli psikologi perkembangan, yang mengemukakan tanda-tanda
kelamin sekunder yang penting pada laki-laki dan perempuan. Menurut
Hurlock, pada remaja putra : tumbuh rambut kemaluan, kulit menjadi kasar,
otot bertambah besar dan kuat, suara membesar dan lain,lain. Sedangkan pada
remaja putri : pinggul melebar, payudara mulai tumbuh, tumbuh rambut kemaluan,
mulai mengalami haid, dan lain-lain.
Seiring dengan pertumbuhan primer dan sekunder pada
remaja ke arah kematangan yang sempurna, muncul juga hasrat dan dorongan untuk
menyalurkan keinginan seksualnya. Hal tersebut merupakan suatu yang wajar
karena secara alamiah dorongan seksual ini memang harus terjadi untuk
menyalurkan kasih sayang antara dua insan, sebagai fungsi pengembangbiakan dan
mempertahankan keturunan.
Perilaku Seksual
Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang
didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis.
Bentuk-bentuk tingkah laku ini dapat beraneka ragam, mulai dari perasaan
tertarik hingga tingkah laku berkencan, bercumbu dan senggama. Obyek seksual
dapat berupa orang, baik sejenis maupun lawan jenis, orang dalam khayalan atau
diri sendiri. Sebagian tingkah laku ini memang tidak memiliki dampak, terutama
bila tidak menimbulkan dampak fisik bagi orang yang bersangkutan atau
lingkungan sosial. Tetapi sebagian perilaku seksual (yang dilakukan sebelum
waktunya) justru dapat memiliki dampak psikologis yang sangat serius, seperti
rasa bersalah, depresi, marah, dan agresi.
Sementara akibat psikososial yang timbul akibat
perilaku seksual antara lain adalah ketegangan mental dan kebingungan akan
peran sosial yang tiba-tiba berubah, misalnya pada kasus remaja yang hamil di
luar nikah. Belum lagi tekanan dari masyarakat yang mencela dan menolak
keadaan tersebut. Selain itu resiko yang lain adalah terganggunya kesehatan
yang bersangkutan, resiko kelainan janin dan tingkat kematian bayi yang tinggi.
Disamping itu tingkat putus sekolah remaja hamil juga sangat tinggi, hal ini
disebabkan rasa malu remaja dan penolakan sekolah menerima kenyataan adanya
murid yang hamil diluar nikah. Masalah ekonomi juga akan membuat permasalahan
ini menjadi semakin rumit dan kompleks.
Berbagai perilaku seksual pada remaja yang belum
saatnya untuk melakukan hubungan seksual antara lain dikenal sebagai :
- Masturbasi atau onani yaitu suatu kebiasaan buruk berupa manipulasi terhadap alat genital dalam rangka menyalurkan hasrat seksual untuk pemenuhan kenikmatan yang seringkali menimbulkan goncangan pribadi dan emosi.
- Berpacaran dengan berbagai perilaku seksual yang ringan seperti sentuhan, pegangan tangan sampai pada ciuman dan sentuhan-sentuhan seks yang pada dasarnya adalah keinginan untuk menikmati dan memuaskan dorongan seksual.
- Berbagai kegiatan yang mengarah pada pemuasan dorongan seksual yang pada dasarnya menunjukan tidak berhasilnya seseorang dalam mengendalikannya atau kegagalan untuk mengalihkan dorongan tersebut ke kegiatan lain yang sebenarnya masih dapat dikerjakan.
Dorongan
atau hasrat untuk melakukan hubungan seksual selalu muncul pada remaja, oleh
karena itu bila tidak ada penyaluran yang sesuai (menikah) maka harus dilakukan
usaha untuk memberi pengertian dan pengetahuan mengenai hal tersebut.
Adapun faktor-faktor
yang dianggap berperan dalam munculnya permasalahan seksual pada remaja,
menurut Sarlito W. Sarwono (Psikologi Remaja,1994) adalah sebagai berikut :
- Perubahan-perubahan hormonal yang meningkatkan hasrat seksual remaja. Peningkatan hormon ini menyebabkan remaja membutuhkan penyaluran dalam bentuk tingkah laku tertentu
- Penyaluran tersebut tidak dapat segera dilakukan karena adanya penundaan usia perkawinan, baik secara hukum oleh karena adanya undang-undang tentang perkawinan, maupun karena norma sosial yang semakin lama semakin menuntut persyaratan yang terus meningkat untuk perkawinan (pendidikan, pekerjaan, persiapan mental dan lain-lain)
- Norma-norma agama yang berlaku, dimana seseorang dilarang untuk melakukan hubungan seksual sebelum menikah. Untuk remaja yang tidak dapat menahan diri memiliki kecenderungan untuk melanggar hal-hal tersebut.
- Kecenderungan pelanggaran makin meningkat karena adanya penyebaran informasi dan rangsangan melalui media masa yang dengan teknologi yang canggih (VCD/DVD, buku stensilan, Photo, majalah, internet, dan lain-lain) menjadi tidak terbendung lagi. Remaja yang sedang dalam periode ingin tahu dan ingin mencoba, akan meniru apa dilihat atau didengar dari media massa, karena pada umumnya mereka belum pernah mengetahui masalah seksual secara lengkap dari orangtuanya.
- Orangtua sendiri, baik karena ketidaktahuannya maupun karena sikapnya yang masih mentabukan pembicaraan mengenai seks dengan anak, menjadikan mereka tidak terbuka pada anak, bahkan cenderung membuat jarak dengan anak dalam masalah ini.
- Adanya kecenderungan yang makin bebas antara pria dan wanita dalam masyarakat, sebagai akibat berkembangnya peran dan pendidikan wanita, sehingga kedudukan wanita semakin sejajar dengan pria.
Dengan
mengetahui faktor-faktor tersebut di atas, maka orang tua bisa mengambil
langkah-langkah antisipatif terbaik sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan akibat perkembangan seksualitas pada remaja tersebut.
Aspek– aspek
perubahan pada fase remaja :
a.
Aspek fisik
Meliputi perubahan hormonal :
- Fungsi reproduksi
- Ciri seksual sekunder
- Perubahan fisik (tidak seimbang)
- Perubahan suara
- Peningkatan energi
b. Aspek psikologis
-
Meningginya dorongan perasaan kaku atau ego, sehingga cenderung menentang
terhadap otoritas, senang protes, membangkang, mengkritik, egois dan
egosentris.
- Emosi mudah meluap, perasaan diri merasa“super ”
- Konflik emosional, suasana hati mudah berubah
- Mencari
identitas atau jati diri, senang tampil beda, suka mode, mulai merokok, suka
kebut-kebutan,membual,berpetualang.
-Meningkatnya fungsi kognisi, besar rasa ingin tahu, idealisme tinggi
-Ketertarikan terhadap lawan jenis
-Meningkatnya fungsi kognisi, besar rasa ingin tahu, idealisme tinggi
-Ketertarikan terhadap lawan jenis
-Kebutuhan
narsistik (cinta pada diri sendiri)
Aspek– aspek perkembangan remaja.
Semua individu khususnya remaja akan mengalami
perkembangan baik fisik maupun psikis yang meliputi aspek-aspek intelektual,
sosial, emosi, bahasa, moral dan agama.
Ciri– ciri sekunder
Berikut ini
adalah bagian ciri-ciri seks sekunder pada pria dan wanita.
Wanita
Pria
1.Tumbuhnya
rambut pubik /
1.Tumbuhnya rambut pubik/kapok halus
kapok halus
disekitar
disekitar kemaluan dan ketiak
kemaluan dan
ketiak.
2. Bertambah
besarnya buah
2. Terjadi perubahan suara
dada
3. Bertambah
besarnya pinggul
3. Tumbuh kumis/ tumbuh jakun
Sebagaimana
disebutkan pada bagian awal bahwa kematangan seksual selain dipengaruhi faktor
keindividuan ( genitas ) sesorang,juga di pengaruhi oleh 3 faktor utama
yaitu :
A. Unsur
biologis yang meliputi cara hidup seperti pola makan,tidur,dll
B. Unsur
sosiologis yang meliputi keadaan masyarakat lingkungan berkenaan dengan cara
pandang tentang kehidupan seks
C. Unsur
psikologis yang meliputi gangguan-gangguan bathin.
Dari hasil berbagai penelitian yang sering kali menimbulkan
reaksi hebat pada Menerche atau haid pertama putri serta pengeluaran sperma
atau mmpi basah pertama kalinya bagi remaja putra.Bentuk-bentuk reaksi yang di
timbulkan atas peristiwa tersebut adalah :
1
Reaksi positif : reaksi yang
memberikan suatu tanda menghargai tercapainya peristiwa pendewasaan.
2
Reaksi negatif : reaksi yang
di hubungkan dengan keluhan-keluhan dan caci maki yang menyertai datangnya haid
pertama karena di sertai sakit kepala,sakit perut dan sakit pinggang dan
sebagainya.
Perilaku
Seksual Yang Menyimpang
Tidak dapat di pungkiri sering kali di temukan
seseorang yang tidak memperlihatkan peranan atau sifatnya sesuai jenis
kelaminnya. Mengapa hal tersebut dapat terjadi ?
a.
Transvestim : Gejala di mana orang senang memakai
pakaian lawan jenisnya.
b.
Homoseksualitas :
Ketertarikan kepada jenis kelamin yang sama,dalam hal ini terdapat istilah yang
di kenal dengan Homofilia.
Homofilia adalah hubungan tarik menarik antara 2
individu yang sama jenisnya,mencakup berbagai segi, termasuk seks, di mana
terlihat beberapa tahap meliputi perbuatan yang bersifat cinta dan berdasarkan
dorongan kejiwaan dan kebutuhan di tujukan pada individu-individu yang sama
jenis kelaminnya.
Secara khusus orang tua dan orang-orang dewasa lainnya
perlu memahami fase-fase perkembangan seks anak yang harus di lalui dan di
alaminya.
a.
Fase Oral
Dimana pada
tahun-tahun pertama,anak merasakan daerah yang paling peka adalah pada
bagian mulut.
b.
Fase Anal
Pada
tahun-tahun kedua dan ketiga,daerah / bagian anus merupakan bagian yang paling
peka.
c.
Fase Falik
Dimana alat kelamin menjadi bagian yang peka.
d.
Fase Genital
Telah tercapainya kebangkitan dan atau peningkatan
dorongan seks.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Hormon
dalam tubuh manusia sangat penting peranannya. Banyak sekali hormon-hormon yang
terdapat dalam tubuh manusia. Masing-masing hormon memiliki fungsi yang
berbeda-beda. Hormon juga salah satu penentu dan faktor dalam perkembangan
manusia. Tanpa hormon manusia tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
Salah satu perkembangan dalam diri manusia yang membutuhkahkan dan bergantung
dengan hormon adalah perkembangan seksual.
SARAN
Adanya
pengetahuan lebih mengenai hormon sangatlah penting untuk kita saat ini.
Bagaimanapun hormon adalah bagian dari dalam tubuh kita yang membantu proses
perkembangan dan pertumbuhan kita sampai dengan saat ini. Terlebih lagi
mengenai perkembangan seksual dikalangan remaja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar