BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG MASALAH
Indera penglihatan, kita sebagai manusia
memiliki 5 indera dalam tubuh kita, yang biasa kita sebut sebagai “panca
indera” Ke-5 indera tersebut memiliki peranan penting dalam kehidupan kita,
salah satunya mata, dengan mata kita bisa melihat semuanya, mata adalah jendela
dunia, dimana melalui mata kita mengenal dunia dan merekamnya dalam otak, semua
kejadian yang dilihat akan otomatis tersimpan dalam memori.
Mata manusia secara keseluruhan
berbentuk bulat. Sehingga, orang-orang sering menyebutnya dengan bola mata.
Media penglihatan terdiri dari kornea, aquos humor (diantara kornea dan lensa),
lensa dan vitrous humor yang merupakan sebagian dari keseluruhan bola mata dan
terletak diantara lensa dan retina
B.
TOPIK
BAHASAN
1.
Indera Penglihatan
2.
Teori-teori tentang Indera Penglihatan
3.
Gangguan pada Indera Penglihatan
4.
Contoh kasus tentang Indera Penglihatan
C.
TUJUAN
PENULISAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah memberikan pengetahuan tentang indera penglihatan yang sering kita sebut
mata. Tentang bagian-bagian yang terdapat pada mata, apa fungsinya, manfaat mata, teori-teori mengenai mata, contoh kasus
yang terjadi.
D.
MANFAAT
PENULISAN
Adapun manfaat dari pembuatan
makalah ini, yaitu menambah pengetahuan, dan semoga dengan adanya makalah ini,
kita semakin menghargai tidak hanya indera penglihatan namun keempat indera
lainnya yang telah dianugerahkan oleh Tuhan kepada kita.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
INDERA
PENGLIHATAN
Mata memiliki sejumlah reseptor
khusus untuk mengenali perubahan sinar dan warna. Sesungguhnya yang disebut
mata bukanlah hanya bola mata, tetapi termasuk otot-otot penggerak bola mata,
kotak mata (rongga tempat mata berada), kelopak, dan bulu mata.
Susunan
indera penglihatan dalam garis besar terdiri dari :
1. Kedua
Mata –the eye.
2. Saraf
Optik, yaitu saluran saraf yang menghubungkan mata dengan otak –the visual pathway.
3. Pusat
Penglihatan, berada dalam otak –visural
korteks.
Fungsi mata hanya sebatas menerima
dan menyiapkan rangsang agar dapat diteruskan ke pusat-pusat penglihatan yang
terletak dalam otak. Mata merupakan organ penglihat (apparatus visual) dan bersifat peka cahaya (foto sensitif). Bagian bola mata yang terpampang di permukaan
hanya 1/6 bagian saja, sisanya terlindung oleh orbita –tempat bola mata.
Bagian-bagian
mata :
1. Alis
: rambut rambut halus diatas mata, berfungsi untuk mencegah masuknya air atau
keringat dari dahi ke mata.
2. Bulu
Mata : rambut-rambut halus ditepi kelopak mata, berfungsi untuk menjaga mata
dari benda asing.
3. Aquaeos
Humor : atau cairan berair terdapat di balik kornea. Strukturnya sama dengan
cairan sel, mengandung nutrisi bagi kornea dan dapat melakukan difusi gas
dengan udara luar melalui kornea, menghasilkan cairan pada matadan menyangga
bentuk kantong depan bola mata.
4. Vitreous
Humor (Badan Bening Humor) : terletak dibelakang lensa. Bentuknya berupa Zat
transparan seperti agar-agar yang jernih. Zat ini mengisi bola
mata dan membuat bola mata
membulat. Dan juga untuk meneruskan cahaya dari lensa mata ke retina (selaput
jala).
5. Kelenjar
Air Mata : terletak dibagian dalam kelopak mata. Berfungsi untuk menghasilkan
cairan yang disebut air mata. Air Mata berguna untuk menjaga bola mata agar
tetap basah. Selain itu air mata berguna untuk membersihkan mata dari benda
asing yang masuk kemata sehingga mata tetap bersih.
6. Kelenjar
Lakrima : terletak diujung kelopak mata. Berfungsi menghasilkan air mata untuk
membasahi mata yang beguna menjaga kelembapan mata, membersihkan mata dari debu
dan membunuh
bibit penyakit yang masuk kedalam mata.
7. Kelopak
Mata : terdiri atas kelopak atas dan kelopak bawah. Bagian ini untuk membuka
dan meutup mata. Kelopak mata berfungsi untuk melindungi bola mata bagian depan
dari benda-benda asing dari luar. Kelopak mata juga berfungsi untuk menyapu
permukaan bola mata dengan cairan. Selain itu juga untuk mengatur intensitas
cahaya yang masuk
kemata.
8. Konjungtiva
Konjungtiva : membran tipis pelindung (lapisan jaringan) pada mata. Konjungtiva
berfungsi sebagai membran pelindung pada mata.
9. Saraf
Mata : berfungsi untuk meneruskan rangsang cahaya yang telah diterima. Rangsang cahaya
tersebut diteruskan kesusunan saraf pusat yang berada di otak. Dengan demikian
kita dapat melihat suatu benda. Saraf Optik atau saraf mata juga berfungsi
mengirim informasi visual ke otak atau meneruskan informasi tentang kuat cahaya dan warna
ke otak.
10. Suspensor
Ligamen : berfungsi untuk menjaga lensa agar selalu pada tempatnya.
Struktur
Anatomi Mata
Secara
anatomi bola mata dapat dibedakan menjadi 3 lapisan dari luar hingga paling
dalam.
Lapisan Terluar
1. Sklera
(Selaput Putih)
Sklera merupakan selaput jaringan
ikat yang kuat, dan berada pada lapisan terluar mata yang berwarna putih.
Sebagian besar sclera dibangun oleh jaringan fibrosa. Pada bagian sclera
terdapat kornea. Sklera berfungsi untuk bagian- bagian dalam bola mata dan
untuk mempertahankan kekakuan bola mata jugauntuk melindungi bola mata dari
kerusakan mekanis dan memungkinkan
melekatnya
otot.
2. Kornea
(Selaput Bening)
Kornea merupakan selaput bening
yang melapisi bagian anterior bola mata. Kornea juga merupakan jalan masuk
cahaya pada mata dengan menempatkannya pada retina. Lapisan luar kornea ditutup
oleh lapisan epitel yang berkesinambungan dengan epidermis yang disebut
konjungtiva, kornea berfungsi untuk memungkinkan lewatnya cahaya dan
merefleksikan cahaya.
Lapisan Vaskular
Lapisan
tengah dan sangat peka akan pembuluh darah. Lapisan ini menurut letaknya
terbagi atas 3 bagian yaitu :
1. Koroid
Koroid merupakan lapisan membran
tipis yang berwarna gelap. Lapisan ini banyak mengandung pigmen dan pembuluh
darah yang mengandung banyak pembuluh
darah yang menyalurkan nutrisi ke retina, juga melapisi permukaan sebelah dalam sklera.
Pada bagian depan koroid, dibelakang kornea terdapat suatu struktur yang
disebut Iris. Koroid berfungsi untuk menyerap cahaya dan melindungi refleksi
cahaya dalam mata.
2. Korpus
Siliaris
Korpus
Siliaris merupakan lapisan yang tebal terbentang mulai dari ora serata sampai
ke iris. Bentuk keseluruhan seperti cincin, korpus siliaris terdiri dari
obrikulus siliaris, korona siliaris dan muskulus siliaris terdapat pada bagian
korpus siliaris antara sclera dan korona siliaris. Fungsinya untuk terjadinya
akomodasi, pada proses melihat muskulus siliaris harus berkontraksi.
3. Iris
Iris merupakan diafragma yang
terletak diantara kornea dan mata. Pada iristerdapat dua perangkat otot polos
yang tersusun sirkuler dan radial. Iris berfungsi untuk mengatur jumlah cahaya
yang memasuki mata, dengan jalan
membesarkan
atau mengecilkan pupil, yaitu lubang yang terletak di tengah-tengah iris.
Ketika mata berakomodasi untuk
melihat benda yang dekat atau cahaya
yang
terang otot sirkuler berkontraksi sehingga pupil mengecil, begitu pula sebaliknya. Iris juga mempengaruhi
warna mata seseorang, yaitu terkait dengan jumlahdan sifat pigmen yang
terkandung di dalamnya. Bagian
belakang dari ujung iris menempel pada lensa mata., sedangkan ujung pinggirnya
melanjut sampai ke korpus siliaris.
Pada iris terdapat 2 buah otot;
Muskulus spinter pupila pada pinggir iris, dan muskulus dilator pupila terdapat
agak ke pangkal iris dan banyak mengandung pembuluh darah dan sangat mudah
terkena radang bisa menjalar ke korpus siliaris.
Lapisan Unika
Nervosa
Lapisan terdalam bola
mata, di sebut retina, retina di bagi atas 3 bagian;
1. Pars
Optika Retina, di mulai dari kutub belakang bola mata sampai di depan
khatulistiwa bola mata.
2. Pars
Silaris. Merupakan lapisan yang di lapisi bagian dalam siliar.
3. Pers
iridika melapisi bagian permukaan belakang iris.
Retina,
terdapat di bagian belakang melanjut sampai ke nervus optikus, secara
histologis retina terdiri dari 10 lapisan, pembagian lapisannya.
-
Lapisan 1 lapisan
berpigment,
-
Lapisan 2,4 dan
sebagian 5 lapisan fotoreseptika.
-
Lapisan 5 (sisa)
6,7,8,9, merupakan lapisan neuron.
-
Lapisan 3 dan 10
sebagai lapisan penunjang.
Pada
daerah makila luteam retina mengalami penyederhanaan sesuai dengan fungsinya untuk melihat
jelas.
Semua
akson dari neuron ganglion berkumpul pada bagian belakang dari pada optic disk
(papilla), optik disk di sebut juga titik buta oleh karena cahaya yang jatuh di
daerah ini memberikan kesan dapat melihat.
Bulbes
okuli berisi 3 jenis cairan refracting media dan masing-masing cairan mempunyai
kekentalan yang berlainan.
1)
Aques Humor. Cairan yang mengisi bagian depan mata, cairan ini di perkirakan di
hasilkan oleh prosessus siliaris kemudian masuk ke dalam kamera okuli
posterior, melalui celah Fontana (sudut iris) masuk ke dalam kamera okuli
anterior. Setelah
masuk melalui saluran schlem dan menghilang ke dalam pembuluh vena siliaris
anterior.
2)
Lensa Kristalina, merupakan masa yang tembus cahaya terbentuk bikonkaf terletak
antara iris dan korpus vitrous yang sangat elastis. Ke dua ujung lensa ini
diikat oleh ligamentum suspensorium, lensa ini terdiri dari 5 lapisan.
3)
Korpus Vitrous. Merupakan cairan bening kental seperti agar, terletak antara
lensa dan retina, isinya merupakan 4/5 bagian dari pada bulbus okuli, sehingga
bola mata ini tidak kempes.
B.
TEORI
INDERA PENGLIHATAN
Penglihatan Warna Menurut Teori
Young-Helmholtz
Ada 3 tipe sel kerucut, dimana
setiap kerucut ini dapat merespon secara rinci dan dibuat perincian lebih
lanjut secara maksimal terhadap berbagai macam warna mekanisme daya lihat terhadap warna.
Interpretasi cahaya monokromatik
tertangkap oleh sel kerucut sesuai panjang gelombang. Seseorang
dapat juga mempunyai sensasi warna kuning bila ada cahaya merah & cahaya hijau yang
dipancarkan ke mata secara bersamaan merangsang sel kerucut merah & timbul sensasi
warna kuning dan sel kerucut hijau walaupun sebenarnya tidak ada panjang
gelombang yang sesuai dengan warna kuning.
Mekanisme
Proses
Saat suatu benda terkena radiasi
cahaya pada panjang gelombang sinar tampak (visible), maka energi yang
sebanding dengan panjang gelombang yang dimiliki oleh benda tersebut akan
diteruskan, sedangkan energi yang sebanding dengan panjang gelombang yang
berbeda akan diserap. Sehingga panjang gelombang yang diteruskan tersebut akan
sampai pada mata kita.
Cahaya yang masuk pertama-tama akan
melewati selaput kornea sebagai lapisan terluar dari mata. Selanjutnya cahaya
akan diteruskan ke dalam rongga mata oleh pupil. Pupil adalah lubang di tengah
bola mata yang dibentuk oleh iris. Fungsi iris sama seperti diafragma pada
kamera, yaitu untuk mengatur banyak dan sedikitnya cahaya yang masuk ke dalam
rongga mata. Saat cahaya tersedia banyak, maka iris akan membuat pupil mengecil
agar cahaya yang masuk tidak berlebih. Sementara saat cahaya yang tersedia
sedikit, maka iris akan membuat pupil melebar sehingga cahaya yang masuk akan
semakin banyak.
Setelah melalui pupil, cahaya akan
menuju lensa mata yang menjadikan bayangan benda menjadi nyata, tegak dan
diperkecil. Selanjutnya bayangan benda akan jatuh pada retina tepat di bintik
kuning. Bayangan benda kemudian akan diteruskan ke pusat syaraf (otak) dan di
otak, bayangan benda dikembalikan ke bentuk semula, sehingga kita mendapat
kesan melihat.
Teori
neuro-linguistic programming (NLP)
Kejujuran tidak lagi dapat dideteksi dengan mata. Banyak orang percaya bahwa mata
seseorang tak bisa berbohong. Misalnya, ketika seseorang berbohong, matanya
cenderung berkedip atau enggan berkontak mata dengan lawan bicaranya. Namun,
hasil penelitian terbaru oleh akademisi di dua universitas di Inggris menunjukkan
hal itu ternyata cuma mitos.
Mereka
menyatakan hasil penelitian menunjukkan mata bukanlah detektor kebohongan.
Dalam risetnya, mereka menguji teori yang diyakini para psikolog sebagai tanda
kebohongan alami, seperti, bila seseorang berbicara sembari melirik ke kanan,
kemungkinan dia sedang berbohong. Sedangkan jika melirik ke kiri, diartikan
tanda menunjukkan kejujuran. “Hasil tes yang kami lakukan
menemukan bahwa teori tersebut salah,” kata para ahli dari Edinburgh University
dan Hertfordshire University. Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal dalam
jaringan Public Library of Science ONE.
Kaitan
antara gerakan mata dan kejujuran merupakan elemen kunci dari neuro-linguistic
programming (NLP), sebuah metode untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat
dengan pendekatan psikologis.
Salah
satu aspek NLP, yakni mengajari seseorang tentang hubungan antara gerakan mata
dan pikiran. Menurut teori ini, ketika seseorang bukan kidal melirik ke kanan,
mereka kemungkinan akan memvisualisasikan peristiwa yang “dibangun” atau
dibayangkan. Sebaliknya, jika mereka melirik ke kiri, kemungkinan besar orang
itu akan memvisualisasikan sebuah ingatan dari dalam otaknya. Untuk alasan ini, tatkala seorang
pendusta membangun kebenaran berdasarkan versinya sendiri, matanya cenderung
melirik ke kanan.
Para
ilmuwan meneliti perilaku dua kelompok responden dan merekam gerakan mata
kelompok pertama ketika berkata jujur atau berbohong. Responden dari kelompok
kedua diminta menonton rekaman itu dan mencoba mendeteksi kebohongan dengan
mengamati gerakan mata kelompok pertama. “Hasil penelitian pertama
menunjukkan tidak ada hubungan antara berbohong dan gerakan mata,” kata
profesor Richard Wiseman, psikolog dari Hertfordshire University.
Caroline
Watt, peneliti dari Edinburgh University, menyatakan teori mata dan kebohongan
tersebut tidak lagi relevan. “Sudah waktunya meninggalkan pendekatan tersebut
untuk mendeteksi kebohongan,” katanya.
C.
GANGGUAN
PADA PENGLIHATAN
Mata sebagai indra penglihatan
dapat mengalami gangguan akibat kelainan ataupun penyakit. Kelainan penglihatan
itu antara lain sebagai berikut.
1)
Mata miop (miopi)
Miopi
atau mata dekat adalah cacat mata yang disebab-kan lensa mata terlalu cembung
sehingga bayangan jatuh di depan bintik kuning (retina). Miopi disebut pula
rabun jauh, karena tidak dapat melihat jauh. Penderita miopi hanya mampu
melihat jelas pada jarak yang dekat. Untuk membantu penderita miopi, sebaiknya
memakai kaca mata berlensa cekung (negatif).
2)
Mata hipermetrop (hipermetropi)
Hipermetropi
atau mata jauh adalah cacat mata yang disebabkan lensa mata terlalu pipih
sehingga bayangan jatuh di belakang bintik kuning. Hipermetropi disebut pula
rabun dekat, karena tidak dapat melihat dekat. Penderita hipermetropi hanya
mampu melihat jelas pada jarak yang jauh. Untuk membantu penderita
hipermetropi, dipakai kacamata lensa cembung (lensa positif).
3)
Mata presbiop (presbiopi)
Presbiopi
umumnya terjadi pada orang berusia lanjut. Keadaan ini disebabkan lensa mata
terlalu pipih dan daya akomodasi mata sudah lemah sehingga tidak dapat
memfokuskan bayangan benda yang berada dekat dengan mata. Gangguan mata seperti
itu dapat dibantu dengan memakai kacamata berlensa rangkap. Di bagian atas kacamata
dipasang lensa cekung untuk melihat benda yang jauh, sedangkan di bagian
bawahnya dipasang lensa cembung untuk melihat benda dekat.
4)
Mata astigmatisma
Mata
astigmatisma adalah cacat mata yang disebabkan kecembungan kornea tidak rata,
sehingga sinar sejajar yang datang tidak dapat difokuskan ke satu titik. Untuk membantu
penderita astigmatisma dipakai kacamata silindris.
5)
Hemeralopi (rabun senja)
Hemeralopi
adalah gangguan mata yang disebabkan kekurangan vitamin A. Penderita rabun
senja tidak dapat melihat dengan jelas pada waktu senja hari. Keadaan seperti
itu apabila dibiarkan berlanjut terus mengakibatkan kornea mata bisa rusak dan
dapat menyebabkan kebutaan. Oleh karena itu, pemberian vitamin A yang cukup
sangat perlu dilakukan.
6)
Katarak
Katarak
adalah cacat mata yang disebabkan pengapuran pada lensa mata sehingga
penglihatan menjadi kabur dan daya akomodasi berkurang. Umumnya katarak terjadi
pada orang yang telah lanjut usia.
7)
Buta warna
Buta warna adalah
suatu kelainan yang disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut mata untuk menangkap suatu spektrum warna tertentu yang disebabkan oleh faktor
genetis.
Buta warna merupakan kelainan genetika yang diturunkan dari orang tua kepada anaknya, kelainan ini sering
juga disebut sex linked, karena
kelainan ini dibawa oleh kromosom X. Artinya kromosom Y tidak membawa
faktor buta warna. Hal inilah yang membedakan antara penderita buta warna pada laki-laki dan perempuan.
Seorang perempuan terdapat istilah 'pembawa sifat', hal ini menujukkan ada satu
kromosom X yang membawa sifat buta warna. Perempuan dengan pembawa sifat,
secara fisik tidak mengalami kelainan buta warna sebagaimana wanita normal pada
umumnya, tetapi wanita dengan pembawa sifat berpotensi menurunkan faktor buta
warna kepada anaknya kelak. Apabila pada kedua kromosom X mengandung faktor
buta warna maka seorang wanita tersebut menderita buta warna.
Saraf sel pada retina terdiri atas sel batang yang peka
terhadap hitam dan putih, serta sel
kerucut yang peka terhadap warna lainnya. Buta warna terjadi ketika syaraf
reseptor cahaya di retina mengalami perubahan, terutama sel kerucut.
Klasifikasi buta warna :
1. Trikromasi
Yaitu mata
mengalami perubahan tingkat sensitivitas warna dari satu atau lebih sel kerucut
pada retina. Jenis buta warna inilah yang sering dialami oleh orang-orang. Ada
tiga klasifikasi turunan pada trikomasi:
· Protanomali,
seorang buta warna lemah mengenal merah
· Deuteromali,
warna hijau akan sulit dikenali oleh penderita
· Trinomali
(low blue), kondisi di mana warna biru sulit dikenali penderita.
2. Dikromasi
Yaitu keadaan ketika satu dari tiga sel kerucut tidak ada. Ada tiga klasifikasi turunan:
Protanopia, sel kerucut warna merah tidak ada sehingga tingkat kecerahan warna merah atau perpaduannya kurang
Yaitu keadaan ketika satu dari tiga sel kerucut tidak ada. Ada tiga klasifikasi turunan:
Protanopia, sel kerucut warna merah tidak ada sehingga tingkat kecerahan warna merah atau perpaduannya kurang
Deuteranopia, retina
tidak memiliki sel kerucut yang peka terhadap warna hijau
Tritanopia, sel
kerucut warna biru tidak ditemukan.
3.Monokromasi
Monokromasi sebenarnya sering dianggap sebagai buta warna oleh orang umum. Kondisi ini ditandai dengan retina mata mengalami kerusakan total dalam merespon warna. Hanya warna hitam dan putih yang mampu diterima retina.
Monokromasi sebenarnya sering dianggap sebagai buta warna oleh orang umum. Kondisi ini ditandai dengan retina mata mengalami kerusakan total dalam merespon warna. Hanya warna hitam dan putih yang mampu diterima retina.
Pemeriksaan Penunjang :
1. Oftalmoskop
Suatu alat
dengan system pencahayaan khusus, untuk melihat bagian dalam mata terutama
retina dan struktur terkaitnya.
2. Tes
Penglihatan Warna
a. Uji Ishihara
Dengan
memakai sejumlah lempeng polikromatik yang berbintik, warna primer dicetak
diatas latar belakang mosaic bintik-bintik serupa dengan aneka warna sekunder yang
membingungkan, bintik-bintik primer disusun menurut pola (angka atau bentuk
geometric) yang tidak dapat dikenali oleh pasien yang kurang persepsi warna
b. Uji
Pencocokan Benang
pasien
diberi sebuah gelendong benang dan diminta untuk mengambilgelendong yang
warnanya cocok dari setumpuk gelendong yang berwarna-warni
3. Tes
Sensitivitas Kontras
Adalah
kesanggupan mata melihat perbedaan kontras yang halus, dimana pada pasien
dengan gangguan pada retina, nervus optikus atau kekeruhan media mata tidak
sanggup melihat perbedaan kontras tersebut.
4. Tes Elektrofisiologik
a. Elektroletingrafi
(ERG)
Untuk
mengukur respon listrik retina terhadap kilatan cahaya bagian awal respon flash
ERG mencerminkan fungsi fotoreseptor sel krucut dan sel batang.
b. Elektro Okulografi
(EOG)
Untuk
mengukur potensial korneoretina tetap. Kelainan EOG terutama terjadi pada
penyakit secara dipus mempengaruhi epitel pigmen retina dan fotoreseptor.
Pengobatan :
Tidak ada
pengobatan atau tindakan yang dapat dilakukan untuk mengobati masalah gangguan
persepsi warna. Namun penderita buta warna ringan dapat belajar mengasosiasikan
warna dengan objek tertentu.
Untuk
mengurangi gejala, dapat digunakan kacamata berlensa dengan filter warna khusus
yang memungkinkan pasien melakukan interpretasi kembali warna.
Hal yang
menyebabkan fungsi mata menurun :
1. Rokok
Rokok mengandung akrolein, toluen, dan hidrogen sianida yang berbahaya bagi tubuh. Seperti dikutip Top Sante, akrolein, yg juga digunakan dlm pembuatan gas air mata ini, dikenal sbg pemicu katarak, degenerasi makula, serta degenerasi syaraf optikal.
Rokok mengandung akrolein, toluen, dan hidrogen sianida yang berbahaya bagi tubuh. Seperti dikutip Top Sante, akrolein, yg juga digunakan dlm pembuatan gas air mata ini, dikenal sbg pemicu katarak, degenerasi makula, serta degenerasi syaraf optikal.
2. Gula
Bahan pemanis ini spt musuh mata yang terselubung. Kadar gulanya yg trllu tinggi dlm tubuh dpt membuat seseorang terkena diabetes, yg salah 1nya komplikasinya adalah kerusakan pada mata. Terlalu banyak gula juga bisa membuat seseorang menderita rabun jauh dini.
3. Stres
Berlama-lama menatap komputer utk menyelesaikan tugas, memang menjadi gaya hidup saat ini. Tapi, Anda juga harus mengistirahatkan mata sejenak. Saat terlalu lama terkena radiasi komputer, mata menjadi stress. Jika kemampuan akomodasi mata sudah menurun, maka pusing&sakit kepala kerap menghampiri. Selain itu, penglihatan juga akan mengalami penurunan.
4. Matahari
Ingat bahwa retina mata sensitif terhadap sinar ultraviolet, terutama UVA. Melindungi mata di balik sunglasses saja tidak cukup, apalagi jika matahari sedang bersinar dengan teriknya. Hindari paparan sinar matahari secara langsung untuk mengurangi ancaman UVA.
Bahan pemanis ini spt musuh mata yang terselubung. Kadar gulanya yg trllu tinggi dlm tubuh dpt membuat seseorang terkena diabetes, yg salah 1nya komplikasinya adalah kerusakan pada mata. Terlalu banyak gula juga bisa membuat seseorang menderita rabun jauh dini.
3. Stres
Berlama-lama menatap komputer utk menyelesaikan tugas, memang menjadi gaya hidup saat ini. Tapi, Anda juga harus mengistirahatkan mata sejenak. Saat terlalu lama terkena radiasi komputer, mata menjadi stress. Jika kemampuan akomodasi mata sudah menurun, maka pusing&sakit kepala kerap menghampiri. Selain itu, penglihatan juga akan mengalami penurunan.
4. Matahari
Ingat bahwa retina mata sensitif terhadap sinar ultraviolet, terutama UVA. Melindungi mata di balik sunglasses saja tidak cukup, apalagi jika matahari sedang bersinar dengan teriknya. Hindari paparan sinar matahari secara langsung untuk mengurangi ancaman UVA.
D.
KASUS
PADA INDERA PENGLIHATAN
Kasus 1 :
KOMITE
NASIONAL PENANGGULANGAN GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN (PGPK)
WHO memperkirakan terdapat 45 juta
penderita kebutaan di dunia, di mana sepertigannya berada di Asi Tenggara.
Diperkirakan 12 orang menjadi buta tiap menit di dunia, dan 4 orang diantaranya
berasal dari Asia Tenggara, sedangkan di Indonesia diperkirakan setiap menit
ada satu orang menjadi buta. Sebagian besar orang buta (tunanetra) di Indonesia
berada di daerah miskin dengan kondisi sosial ekonomi lemah. Survey kesehatan
indera penglihatan dan pendengaran tahun 1993-1996, menunjukkan angka kebutaan
di Indonesia mencapai 1,5%. Penyebab utama kebutaan adalah katarak (0,78%), glaucoma
(0,20%), kelainan refraksi (0,14%), dan penyakit-penyakit lain yang berhubungan
dengan lanjut usia (0,38%).
Upaya – upaya pencegahan kebutaan
di Indonesia telah dilaksanakan pada tahun 1967 ketika kebutaan dinyatakan
sebagai bencana nasional Sejak 1984 Upaya Kesehatan Mata/Pencegahan Kebutaan
(UKM/PK) sudah diintegrasikan ke dalam kegiatan pokok Puskesmas. Sedangkan
program Penanggulangan Kebutaan Katarak Paripurna(PKKP) dimulai sejak 1987 baik
melalui Rumah Sakit (RS) maupun Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM). Namun
demikian, hasil survey tahun 1993-1996 menunjukkan bahwa angka kebutaan
meningkat dari 1,2% (1982) menjadi 1,5% (1993-1996), padahal 90% kebutaan dapat
ditanggulangi (dicegah atau diobati).
Menyadari kondisi tersebut, Ibu
Megawati Soekarnoputri (waktu itu Wakil Presiden) pada tanggal 15 Februari 2000
telah mencanangkan program WHO – Vision 2020 – The Right to Sight di Indonesia.
Program ini merupakan inisiatif global untuk menanggulangi gangguan penglihatan
dan kebutaan yang sebenarnya dapat dicegah/direhabilitasi Pencanangan ini
berarti pemberian hak bagi setiap warga Negara Indonesia untuk mendapatkan
penglihatan optimal. Mengingat besarnya masalah kesehatan Indera Penglihatan
dan menyadari pentingnya kesehatan Indera Penglihatan maka perlu disusun
strategi yaitu membentuk Komite Nasional Penanggulangan Gangguan Penglihatan
dan Kebutaan (PGPK)
Indonesia terletak antara Asia dan
Australia, Pacific dan Samudra Indonesia, dan terdiri dari 3 pulau besar dan
13,667 kepulauan. Total populasi Indonesia di tahun 2000 adalah 203,000,000 dan
di tahun 2003 adalah di sekitar 210,000,000, membuat Indonesia sebagai salah
satu dari empat negara-negara yang paling banyak didiami di dunia, setelah
Negeri China, India, dan Amerika.
Undang – Undang Nomor 23 Tahun 1992
tentang Kesehatan menyatakan bahwa upaya pembangunan Nasional diarahkan guna
tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap
penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Kesehatan Indera
Penglihatan merupakan syarat penting untuk meningkatkan sumber daya manusia
dalam meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, dalam kerangka mewujudkan
Indonesia yang cerdas, produktif, maju, mandiri, dan sejahtera lahir batin.
WHO memperkirakan terdapat 45 juta
penderita kebutaan di dunia, di mana sepertigannya berada di Asia Tenggara.
Diperkirakan 12 orang menjadi buta tiap menit di dunia, dan 4 orang diantaranya
berasal dari Asia Tenggara, sedangkan di Indonesia diperkirakan setiap menit
ada satu orang menjadi buta. Sebagian besar orang buta (tunanetra) di Indonesia
berada di daerah miskin dengan kondisi sosial ekonomi lemah.
Survey kesehatan indera penglihatan
dan pendengaran tahun 1993-1996, menunjukkan angka kebutaan di Indonesia
mencapai 1,5%. Penyebab utama kebutaan adalah katarak (0,78%), glaucoma
(0,20%), kelainan refraksi (0,14%), dan penyakit-penyakit lain yang berhubungan
dengan lanjut usia (0,38%). Besarnya jumlah penderita katarak di Indonesia saat
ini berbanding lurus dengan jumlah penduduk usia lanjut pada tahun 2000
diperkirakan sebesar 15,3 juta (7,4% dari total penduduk). Jumlah dimaksud
cenderung akan bertambah besar karena berdasrkan laporan Biro Pusat Statistik
tahun 1993, jumlah penduduk usia lanjut di Indonesia pada tahun 2025 akan
mengalami peningkatan sebesar 414% dibandingkan dengan keadaan pada tahun 1990.
Ini merupakan percetase kenaikan
paling tinggi di sekluruh dunia, kare pada periode waktu yang sama kenaikan di
beberapa Negara secara berturut-turut adalah Kenya 347%, Brazil 255%, India 242%,
China 220%, Jepang 129%, Jerman 66% dan Swedia 33% (Kinsella & Tonver,
1993). Selain itu masyarakat Indonesia memiliki kecenderungan menderita katarak
15 tahun lebih cepat dibandingkan penderita di daerah subtropics. Sekitar 16%
sampai dengan 22% penderita katarak yang dioperasi berusia dibawah 55 tahun.
Hal ini diduga berkaitan erat dengan factor degeneratif akibat masalah gizi.
Dibandingkan dengan angka kebutaan
negara-negara di Regional Asia Tenggara, angka kebutaan di Indonesia adalah
yang tertinggi (Bangladesh 1%, India 0,7%, Thailand 0,3%). Insiden katarak 0,1%
(210 ribu orang) per tahun, sedangkan yang dioperasi baru lebih kurang 80.000
orang per tahun. Akibatnya, timbul backlog (penumpukan penderita) katarak yang
cukup tinggi. Penumpukan ini antara lain disebabkan oleh daya jangkau pelayanan
operasi yang masih rendah, kurangnya pengetahuan masyarakat, tingginya biaya
operasi, serta ketersediaan tenaga dan fasilitas pelayanan kesehatan mata yang
masih terbatas.
Sejak 1984, Upaya Kesehatan Mata/ Pencegahan
Kebutaan (UKM/PK) sudah diintegrasikan kedalam kegiatan pokok Puskesmas.
Sedangkan program Penanggulangan Kebutaan Katarak Paripurna (PKKP) dimulai
sejak 1987 baik melalui Rumah Sakit(RS) maupun Balai Kesehatan Mata Masyarakat
(BKMM). Namun demikian, hasil survei tahun 1993-1996 menunjukkan bahwa angka
kebutaan meningkat dari 1,2% (1982) menjadi 1,5% (1993-1996), padahal 90%
kebutaan dapat ditanggulangi (dicegah atau diobati). Disamping itu masalah
kebutaan, gangguan penglihatan akibat kelainan refraksi dengan prevalensi
sebesar 22,1% juga menjadi masalah serius.
Sementara 10% dari 66 juta anak
usia (5-19 tahun) menderita kelainan refraksi. Sampai saat ini angka pemakaian
kacamata koreksi masih rendah yaitu 12,5% dari prevalensi.
Kondisi – kondisi tersebut sudah
menjadi maslah sosial yang tidak mugkin ditangani sendiri oleh Departemen
Kesehatan, tetapi harus ditanggulangi secara terpadu oleh pemerintah dan
seluruh unsur masyarakat. Menyadari kondisi tersebut, Megawati Soekarnoputri
(waktu itu Wakil Presiden), pada tanggal 15 Februari 2000 telah mencanangkan
program WHO : Vision 2020 – The Right to Sight di Indonesia. Program ini
merupakan inisiatif global untuk menanggulangi gangguan penglihatan dan
kebutaan yang sebenarnya dapat dicegah/direhabilitasi. Pencanangan ini berarti
pemberian hak bagi setiap warga
negara
Indonesia untuk mendapatkan penglihatan yang optimal.
Kasus 2 :
Bayi
dan Warna Kontras
Bayi baru lahir baru bisa melihat
warna yang kontras seperti hitam dan putih. Mereka baru bisa melihat objek
dengan jelas dengan jarak sekitar 30 cm. Itulah jarak pandang antara ibu dan anak
pada saat menyusui. Saat usianya beranjak 6 minggu penglihatan anak anda sudah mulai
berkembang dimana ia bisa melihat objek dengan jelas dari jarak 40 sampai 60 cm
karena otot matanya sudah mulai kuat. Ia juga bisa memegang jari Anda jika
menaruhnya di depan wajahnya. Saat usia 4 bulan ia mulai mengenal warna.
Pandangannya akan lebih banyak tertuju pada warna merah. Saat mulai merangkak
antara usia 8 sampai 12 bulan, ia sudah bisa melihat jarak dan berjalan ke arah
objek yang ia suka.
Cara
melatih :
Cobalah
cat rumah Anda dengan warna yang terang. Ubah posisi menyusui dan berikan ia
ASI dengan kedua payudara anda.
Hal ini untuk melatihnya melihat dari dua sudut yang berbeda. Cobalah bermain
‘ciluk ba’ saat usianya 4 bulan untuk membantu koordinasi antara tangan dan
mata.
Kasus 3 :
Seorang
penderita perempuan, umur 18 tahun datang ke poli klinik mata RSUD Prof. Dr. R.
D Kandou pada tanggal 21 Juni 2011 dengan keluhan utama benjolan yang terdapat
di mata sebelah kanan. Benjolan pada kelopak mata kanan bawah dialami penderita
sejak 4 bulan yang lalu. Benjolan tesebut tidak sakit, tidak gatal, pada
perabaan keras, tidak ada nyeri pada penekanan, dan tidak ada penurunan penglihatan.Pemeriksaan
fisik : Status Oftalmologis OD: Benjolan di palperbra inferior bagian medial,
benjolannya keras, melekat pada tarsus akan tetapi lepas dari kulit, tidak
hiperemis, nyeri tekan (-), dan pada ujung kelenjar meibom terdapat masa kuning
dari sekresi yang tertahan.
Diagnosa
: Kalazion Palpebra Inferior Oculus
Dextra.
a. Pengertian
Kalazion
merupakan peradangan lipogranuloma pada kelenjar Meibomatau kelenjar Zeis yang
tersumbat. Penyebabnya tidak diketahui dan mengakibatkan pembengkakan yang
tidak sakit pada kelopak. Dapat mengenai satu atau beberapa kelenjar dan
terjadi secara perlahan-lahan sampai beberapa minggu.
Pada
kalazion terjadi penyumbatan kelenjar Meibom dan kelenjar Zeis.Kelenjar Zeis
pada pangkal rambut dan kelenjar Meibom pada tarsus.kelenjar Meibom adalah
kelenjar sebasea yang menghasilkan minyak yang membentuk permukaan selaput air mata dengan infeksi
ringan dan mengakibatkan peradangan kronis pada kelenjar tersebut. Kalazion
dapat mengenai semua umur.
b. Tanda dan
Gejala
Pada
awalnya, kalazion tampak dan terasa seperti hordeolum, kelopak mata membengkak,
nyeri dan mengalami iritasi. Beberapa hari kemudian gejala tersebut menghilang
dan meninggalkan pembengkakan bundar tanpa rasa nyeri pada kelopak mata dan
tumbuh secara perlahan. Di bawah kelopak mata terbentuk daerah kemerahan atau
abu-abu.
c. Tindakan
Pengobatan
Kalazion yaitu dengan memberikan kompres hangat selama10-20 menit 4 kali sehari
dengan pijatan ringan diatas lesi.Berikan antibiotikatopikal dan steroid disertai
kompres hangat. Jika kalazion tidak bisa sembuh setelah 3-4 minggu melalui
terapi medis yang tepat dan pasien ingin kalazion dihilangkan maka dilakukan
insisi dan kuretase. Kalazion dapat hilang beberapa bulan atau diserap setelah
beberapa tahun.Bila kecil dapat disuntik steroid dan yang besar dilakukan
pengeluaran isi. Dan bila terdapat sisa dapat diberikan kompres hangat.
Penyulit
pada Kalazion besar dapat mengakibatkan astigmant dan bila terjadi Kalazion
berulang beberapa kali sebaiknya dilakukan pemeriksaan histopatologik untuk
menghindarkan kesalahan diagnosa dengan kemungkinan adanya karsinoma sel
sebasea.
d.Komentar
Diagnosis pada pasien ditegakkan berdasarkan anamnesis
dan pemeriksaan oftalmologis. Dari anamnesis pada pasien didapatkan adanya benjolan
pada kelopak bawah mata kanan bagian medial, benjolannya keras, tidak nyeri
pada penekanan, dan tidak hiperemis. Keadaan ini sesuai dengan kepustakaan yang
menyatakan bahwa Kalazion berupa benjolan yang tanpa keluhan, rabaan keras, tidak
hiperemis, tidak ada nyeri tekan, melekat pada tarsus akan tetapi lepas dari kulit.
Terjadinya perlahan-lahan sampai beberapa minggu. Pada pemeriksaan oftalmologis
didapatkan benjolan yang tidak nyeri pada palpebra inferior okulus dextra,
tidak hiperemis. Benjolan yang melekat pada tarsus akan tetapi lepas dari
kulit, pada ujung kelenjar meibom terdapat masa kuning dari sekresi yang
tertahan. Hal ini sesuai dengan kepustakaan bahwa Kalazion merupakan paradangan
pada kelenjar Meibomatau kelenjar Zeis yangtersumbat. Penanganan pada pasien
yaitu dengan kompres hangat selama 10-20 menit 4x sehari, antibiotik topikal
dan steroid. Maksud pengompresan akan melunakkan minyak yang mengeras yang
menyumbat saluran dan mempermudah pengaliran serta penyembuhan. Sedangkan
pemberian antibiotika topikal adalah untuk mengobati infeksi dan pemberian
steroid untuk mengobati peradangan. Kalazion dapat hilang dalam beberapa bulan
atau diserap setelah beberapa tahun. Bila kecil, dapat disuntik steroid dan
yang besar dilakukan insisi dan kuretase.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Mata merupakan salah satu indera yang kita miliki.
Mata memiliki banyak fungsi, struktur, lapisan, cairan dan tentunya penyakit
tertentu di dalamnya apabila tidak dijaga dengan baik ataupun bila diwarisi
penyakit. Mata juga memiliki mekanisme kerja tersendiri. Mekanisme kerja mata
hampir mirip dengan kamera. Namun, penglihatan menggunakan mata sendiri
tentunya akan lebih indah dibanding menggunakan kamera. Maka dari itu, mata
perlu dijaga dengan baik. Karena mata adalah anugerah yang diberi oleh Allah
SWT untuk kita.
B.
SARAN
Jagalah mata dengan sebaik
mungkin. Lakukan pengecekan pada mata apabila sudah mulai merasa ada sesuatu
yang tidak enak atau penglihatan terganggu. Konsultasikan kepada pihak yang
benar-benar mengerti atau doker spesialis mata. Jangan mencoba menggunakan
sesuatu yang merusak mata seperti lensa mata palsu dan lain-lain. Gunakan yang
tepat untuk mata anda, jika tidak yakin menggunakan lensa, pakailah kacamata.
Hindari dari cairan tetes mata atau semacamnya. Jangan mencoba hal-hal yang
berbahaya untuk mata anda. Karena memiliki mata itu berarti memiliki indahnya
dunia.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Saktiyono. (2006). IPA BIOLOGI.
Jakarta : Erlangga.
Deswati Furqonita, S.Si., dan
M.Biomed. (2006). BIOLOGI. Jakarta : Quadra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar