Cari Blog Ini

Rabu, 31 Juli 2013

materi faal pengelihatan



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Indera penglihatan, kita sebagai manusia memiliki 5 indera dalam tubuh kita, yang biasa kita sebut sebagai “panca indera” Ke-5 indera tersebut memiliki peranan penting dalam kehidupan kita, salah satunya mata, dengan mata kita bisa melihat semuanya, mata adalah jendela dunia, dimana melalui mata kita mengenal dunia dan merekamnya dalam otak, semua kejadian yang dilihat akan otomatis tersimpan dalam memori.
Mata manusia secara keseluruhan berbentuk bulat. Sehingga, orang-orang sering menyebutnya dengan bola mata. Media penglihatan terdiri dari kornea, aquos humor (diantara kornea dan lensa), lensa dan vitrous humor yang merupakan sebagian dari keseluruhan bola mata dan terletak diantara lensa dan retina

B.     TOPIK BAHASAN
1. Indera Penglihatan
2. Teori-teori tentang Indera Penglihatan
3. Gangguan pada Indera Penglihatan
4. Contoh kasus tentang Indera Penglihatan

C.    TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah memberikan pengetahuan tentang indera penglihatan yang sering kita sebut mata. Tentang bagian-bagian yang terdapat pada mata, apa fungsinya, manfaat mata, teori-teori mengenai mata, contoh kasus yang terjadi.
D.    MANFAAT PENULISAN
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini, yaitu menambah pengetahuan, dan semoga dengan adanya makalah ini, kita semakin menghargai tidak hanya indera penglihatan namun keempat indera lainnya yang telah dianugerahkan oleh Tuhan kepada kita.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    INDERA PENGLIHATAN
Mata memiliki sejumlah reseptor khusus untuk mengenali perubahan sinar dan warna. Sesungguhnya yang disebut mata bukanlah hanya bola mata, tetapi termasuk otot-otot penggerak bola mata, kotak mata (rongga tempat mata berada), kelopak, dan bulu mata.
Description: C:\Users\indri\Pictures\indera penglihatan.JPG
Susunan indera penglihatan dalam garis besar terdiri dari :
1.      Kedua Mata –the eye.
2.      Saraf Optik, yaitu saluran saraf yang menghubungkan mata dengan otak ­–the visual pathway.
3.      Pusat Penglihatan, berada dalam otak –visural korteks.
Fungsi mata hanya sebatas menerima dan menyiapkan rangsang agar dapat diteruskan ke pusat-pusat penglihatan yang terletak dalam otak. Mata merupakan organ penglihat (apparatus visual) dan bersifat peka cahaya (foto sensitif). Bagian bola mata yang terpampang di permukaan hanya 1/6 bagian saja, sisanya terlindung oleh orbita –tempat bola mata.
Bagian-bagian mata :
1.      Alis : rambut rambut halus diatas mata, berfungsi untuk mencegah masuknya air atau keringat dari dahi ke mata.
2.      Bulu Mata : rambut-rambut halus ditepi kelopak mata, berfungsi untuk menjaga mata dari benda asing.
3.      Aquaeos Humor : atau cairan berair terdapat di balik kornea. Strukturnya sama dengan cairan sel, mengandung nutrisi bagi kornea dan dapat melakukan difusi gas dengan udara luar melalui kornea, menghasilkan cairan pada matadan menyangga bentuk kantong depan bola mata.
4.      Vitreous Humor (Badan Bening Humor) : terletak dibelakang lensa. Bentuknya berupa Zat transparan seperti  agar-agar yang jernih. Zat ini mengisi bola mata dan membuat bola mata membulat. Dan juga untuk meneruskan cahaya dari lensa mata ke retina (selaput jala).
5.      Kelenjar Air Mata : terletak dibagian dalam kelopak mata. Berfungsi untuk menghasilkan cairan yang disebut air mata. Air Mata berguna untuk menjaga bola mata agar tetap basah. Selain itu air mata berguna untuk membersihkan mata dari benda asing yang masuk kemata sehingga mata tetap bersih.
6.      Kelenjar Lakrima : terletak diujung kelopak mata. Berfungsi menghasilkan air mata untuk membasahi mata yang beguna menjaga kelembapan mata, membersihkan mata dari debu dan membunuh bibit penyakit yang masuk kedalam mata.
7.      Kelopak Mata : terdiri atas kelopak atas dan kelopak bawah. Bagian ini untuk membuka dan meutup mata. Kelopak mata berfungsi untuk melindungi bola mata bagian depan dari benda-benda asing dari luar. Kelopak mata juga berfungsi untuk menyapu permukaan bola mata dengan cairan. Selain itu juga untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk kemata.
8.      Konjungtiva Konjungtiva : membran tipis pelindung (lapisan jaringan) pada mata. Konjungtiva berfungsi sebagai membran pelindung pada mata.
9.      Saraf Mata : berfungsi untuk meneruskan rangsang cahaya yang telah diterima. Rangsang cahaya tersebut diteruskan kesusunan saraf pusat yang berada di otak. Dengan demikian kita dapat melihat suatu benda. Saraf Optik atau saraf mata juga berfungsi mengirim informasi visual ke otak atau meneruskan informasi tentang kuat cahaya dan warna ke otak.
10.  Suspensor Ligamen : berfungsi untuk menjaga lensa agar selalu pada tempatnya.


Struktur Anatomi Mata
Description: C:\Users\indri\Pictures\mata.JPG
Secara anatomi bola mata dapat dibedakan menjadi 3 lapisan dari luar hingga paling dalam.
Lapisan Terluar
1.      Sklera (Selaput Putih)
Sklera merupakan selaput jaringan ikat yang kuat, dan berada pada lapisan terluar mata yang berwarna putih. Sebagian besar sclera dibangun oleh jaringan fibrosa. Pada bagian sclera terdapat kornea. Sklera berfungsi untuk bagian- bagian dalam bola mata dan untuk mempertahankan kekakuan bola mata jugauntuk melindungi bola mata dari kerusakan mekanis dan memungkinkan melekatnya otot.

2.      Kornea (Selaput Bening)
Kornea merupakan selaput bening yang melapisi bagian anterior bola mata. Kornea juga merupakan jalan masuk cahaya pada mata dengan menempatkannya pada retina. Lapisan luar kornea ditutup oleh lapisan epitel yang berkesinambungan dengan epidermis yang disebut konjungtiva, kornea berfungsi untuk memungkinkan lewatnya cahaya dan merefleksikan cahaya.
Lapisan Vaskular
Lapisan tengah dan sangat peka akan pembuluh darah. Lapisan ini menurut letaknya terbagi atas 3 bagian yaitu :
1.      Koroid
Koroid merupakan lapisan membran tipis yang berwarna gelap. Lapisan ini banyak mengandung pigmen dan pembuluh darah yang mengandung banyak  pembuluh darah yang menyalurkan nutrisi ke retina, juga melapisi permukaan sebelah dalam sklera. Pada bagian depan koroid, dibelakang kornea terdapat suatu struktur yang disebut Iris. Koroid berfungsi untuk menyerap cahaya dan melindungi refleksi cahaya dalam mata.
2.      Korpus Siliaris
Korpus Siliaris merupakan lapisan yang tebal terbentang mulai dari ora serata sampai ke iris. Bentuk keseluruhan seperti cincin, korpus siliaris terdiri dari obrikulus siliaris, korona siliaris dan muskulus siliaris terdapat pada bagian korpus siliaris antara sclera dan korona siliaris. Fungsinya untuk terjadinya akomodasi, pada proses melihat muskulus siliaris harus berkontraksi.
3.      Iris
Iris merupakan diafragma yang terletak diantara kornea dan mata. Pada iristerdapat dua perangkat otot polos yang tersusun sirkuler dan radial. Iris berfungsi untuk mengatur jumlah cahaya yang memasuki mata, dengan jalan membesarkan atau mengecilkan pupil, yaitu lubang yang terletak di tengah-tengah iris.
Ketika mata berakomodasi untuk melihat benda yang dekat atau cahaya yang terang otot sirkuler berkontraksi sehingga pupil mengecil, begitu pula sebaliknya. Iris juga mempengaruhi warna mata seseorang, yaitu terkait dengan jumlahdan sifat pigmen yang terkandung di dalamnya. Bagian belakang dari ujung iris menempel pada lensa mata., sedangkan ujung pinggirnya melanjut sampai ke korpus siliaris.
Pada iris terdapat 2 buah otot; Muskulus spinter pupila pada pinggir iris, dan muskulus dilator pupila terdapat agak ke pangkal iris dan banyak mengandung pembuluh darah dan sangat mudah terkena radang bisa menjalar ke korpus siliaris.
Lapisan Unika Nervosa
Lapisan terdalam bola mata, di sebut retina, retina di bagi atas 3 bagian;
1.      Pars Optika Retina, di mulai dari kutub belakang bola mata sampai di depan khatulistiwa bola mata.
2.      Pars Silaris. Merupakan lapisan yang di lapisi bagian dalam siliar.
3.      Pers iridika melapisi bagian permukaan belakang iris.
Retina, terdapat di bagian belakang melanjut sampai ke nervus optikus, secara histologis retina terdiri dari 10 lapisan, pembagian lapisannya.
-          Lapisan 1 lapisan berpigment,
-          Lapisan 2,4 dan sebagian 5 lapisan fotoreseptika.
-          Lapisan 5 (sisa) 6,7,8,9, merupakan lapisan neuron.
-          Lapisan 3 dan 10 sebagai lapisan penunjang.
Pada daerah makila luteam retina mengalami penyederhanaan sesuai dengan fungsinya untuk melihat jelas.
Semua akson dari neuron ganglion berkumpul pada bagian belakang dari pada optic disk (papilla), optik disk di sebut juga titik buta oleh karena cahaya yang jatuh di daerah ini memberikan kesan dapat melihat.
Bulbes okuli berisi 3 jenis cairan refracting media dan masing-masing cairan mempunyai kekentalan yang berlainan.
1) Aques Humor. Cairan yang mengisi bagian depan mata, cairan ini di perkirakan di hasilkan oleh prosessus siliaris kemudian masuk ke dalam kamera okuli posterior, melalui celah Fontana (sudut iris) masuk ke dalam kamera okuli anterior. Setelah masuk melalui saluran schlem dan menghilang ke dalam pembuluh vena siliaris anterior.
2) Lensa Kristalina, merupakan masa yang tembus cahaya terbentuk bikonkaf terletak antara iris dan korpus vitrous yang sangat elastis. Ke dua ujung lensa ini diikat oleh ligamentum suspensorium, lensa ini terdiri dari 5 lapisan.
3) Korpus Vitrous. Merupakan cairan bening kental seperti agar, terletak antara lensa dan retina, isinya merupakan 4/5 bagian dari pada bulbus okuli, sehingga bola mata ini tidak kempes.

B.     TEORI INDERA PENGLIHATAN
Penglihatan Warna Menurut Teori Young-Helmholtz
Ada 3 tipe sel kerucut, dimana setiap kerucut ini dapat merespon secara rinci dan dibuat perincian lebih lanjut secara maksimal terhadap berbagai macam warna mekanisme daya lihat terhadap warna.
Interpretasi cahaya monokromatik tertangkap oleh sel kerucut sesuai panjang gelombang. Seseorang dapat juga mempunyai sensasi warna kuning bila ada cahaya merah & cahaya hijau yang dipancarkan ke mata secara bersamaan merangsang sel kerucut merah & timbul sensasi warna kuning dan sel kerucut hijau walaupun sebenarnya tidak ada panjang gelombang yang sesuai dengan warna kuning.
Mekanisme Proses
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg96Hsx1Hgl2LDtQcXCqEkpIMNYNEfB5F8n9yzIlM1nZqNZDeZzSVIo7peENAa6OjTpf-P6yzdrCA6xO_h13cI-nCp4-3G_wuSoaQInSt704sT861Xi9IYoGi5IXIfXJ9aRcrzI9Krt7Hs/s1600/Proses-penglihatan-pada-mata.jpg
Saat suatu benda terkena radiasi cahaya pada panjang gelombang sinar tampak (visible), maka energi yang sebanding dengan panjang gelombang yang dimiliki oleh benda tersebut akan diteruskan, sedangkan energi yang sebanding dengan panjang gelombang yang berbeda akan diserap. Sehingga panjang gelombang yang diteruskan tersebut akan sampai pada mata kita.
Cahaya yang masuk pertama-tama akan melewati selaput kornea sebagai lapisan terluar dari mata. Selanjutnya cahaya akan diteruskan ke dalam rongga mata oleh pupil. Pupil adalah lubang di tengah bola mata yang dibentuk oleh iris. Fungsi iris sama seperti diafragma pada kamera, yaitu untuk mengatur banyak dan sedikitnya cahaya yang masuk ke dalam rongga mata. Saat cahaya tersedia banyak, maka iris akan membuat pupil mengecil agar cahaya yang masuk tidak berlebih. Sementara saat cahaya yang tersedia sedikit, maka iris akan membuat pupil melebar sehingga cahaya yang masuk akan semakin banyak.
Setelah melalui pupil, cahaya akan menuju lensa mata yang menjadikan bayangan benda menjadi nyata, tegak dan diperkecil. Selanjutnya bayangan benda akan jatuh pada retina tepat di bintik kuning. Bayangan benda kemudian akan diteruskan ke pusat syaraf (otak) dan di otak, bayangan benda dikembalikan ke bentuk semula, sehingga kita mendapat kesan melihat.

Teori neuro-linguistic programming (NLP)
Kejujuran tidak lagi dapat dideteksi dengan mata. Banyak orang percaya bahwa mata seseorang tak bisa berbohong. Misalnya, ketika seseorang berbohong, matanya cenderung berkedip atau enggan berkontak mata dengan lawan bicaranya. Namun, hasil penelitian terbaru oleh akademisi di dua universitas di Inggris menunjukkan hal itu ternyata cuma mitos.
Mereka menyatakan hasil penelitian menunjukkan mata bukanlah detektor kebohongan. Dalam risetnya, mereka menguji teori yang diyakini para psikolog sebagai tanda kebohongan alami, seperti, bila seseorang berbicara sembari melirik ke kanan, kemungkinan dia sedang berbohong. Sedangkan jika melirik ke kiri, diartikan tanda menunjukkan kejujuran. “Hasil tes yang kami lakukan menemukan bahwa teori tersebut salah,” kata para ahli dari Edinburgh University dan Hertfordshire University. Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal dalam jaringan Public Library of Science ONE.
Kaitan antara gerakan mata dan kejujuran merupakan elemen kunci dari neuro-linguistic programming (NLP), sebuah metode untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dengan pendekatan psikologis.
Salah satu aspek NLP, yakni mengajari seseorang tentang hubungan antara gerakan mata dan pikiran. Menurut teori ini, ketika seseorang bukan kidal melirik ke kanan, mereka kemungkinan akan memvisualisasikan peristiwa yang “dibangun” atau dibayangkan. Sebaliknya, jika mereka melirik ke kiri, kemungkinan besar orang itu akan memvisualisasikan sebuah ingatan dari dalam otaknya. Untuk alasan ini, tatkala seorang pendusta membangun kebenaran berdasarkan versinya sendiri, matanya cenderung melirik ke kanan.
Para ilmuwan meneliti perilaku dua kelompok responden dan merekam gerakan mata kelompok pertama ketika berkata jujur atau berbohong. Responden dari kelompok kedua diminta menonton rekaman itu dan mencoba mendeteksi kebohongan dengan mengamati gerakan mata kelompok pertama. “Hasil penelitian pertama menunjukkan tidak ada hubungan antara berbohong dan gerakan mata,” kata profesor Richard Wiseman, psikolog dari Hertfordshire University.
Caroline Watt, peneliti dari Edinburgh University, menyatakan teori mata dan kebohongan tersebut tidak lagi relevan. “Sudah waktunya meninggalkan pendekatan tersebut untuk mendeteksi kebohongan,” katanya.

C.    GANGGUAN PADA PENGLIHATAN
Mata sebagai indra penglihatan dapat mengalami gangguan akibat kelainan ataupun penyakit. Kelainan penglihatan itu antara lain sebagai berikut.
1) Mata miop (miopi)
Miopi atau mata dekat adalah cacat mata yang disebab-kan lensa mata terlalu cembung sehingga bayangan jatuh di depan bintik kuning (retina). Miopi disebut pula rabun jauh, karena tidak dapat melihat jauh. Penderita miopi hanya mampu melihat jelas pada jarak yang dekat. Untuk membantu penderita miopi, sebaiknya memakai kaca mata berlensa cekung (negatif).

2) Mata hipermetrop (hipermetropi)
Hipermetropi atau mata jauh adalah cacat mata yang disebabkan lensa mata terlalu pipih sehingga bayangan jatuh di belakang bintik kuning. Hipermetropi disebut pula rabun dekat, karena tidak dapat melihat dekat. Penderita hipermetropi hanya mampu melihat jelas pada jarak yang jauh. Untuk membantu penderita hipermetropi, dipakai kacamata lensa cembung (lensa positif).

3) Mata presbiop (presbiopi)
Presbiopi umumnya terjadi pada orang berusia lanjut. Keadaan ini disebabkan lensa mata terlalu pipih dan daya akomodasi mata sudah lemah sehingga tidak dapat memfokuskan bayangan benda yang berada dekat dengan mata. Gangguan mata seperti itu dapat dibantu dengan memakai kacamata berlensa rangkap. Di bagian atas kacamata dipasang lensa cekung untuk melihat benda yang jauh, sedangkan di bagian bawahnya dipasang lensa cembung untuk melihat benda dekat.

4) Mata astigmatisma
Mata astigmatisma adalah cacat mata yang disebabkan kecembungan kornea tidak rata, sehingga sinar sejajar yang datang tidak dapat difokuskan ke satu titik. Untuk membantu penderita astigmatisma dipakai kacamata silindris.

5) Hemeralopi (rabun senja)
Hemeralopi adalah gangguan mata yang disebabkan kekurangan vitamin A. Penderita rabun senja tidak dapat melihat dengan jelas pada waktu senja hari. Keadaan seperti itu apabila dibiarkan berlanjut terus mengakibatkan kornea mata bisa rusak dan dapat menyebabkan kebutaan. Oleh karena itu, pemberian vitamin A yang cukup sangat perlu dilakukan.

6) Katarak
Katarak adalah cacat mata yang disebabkan pengapuran pada lensa mata sehingga penglihatan menjadi kabur dan daya akomodasi berkurang. Umumnya katarak terjadi pada orang yang telah lanjut usia.

7) Buta warna
Buta warna adalah suatu kelainan yang disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut mata untuk menangkap suatu spektrum warna tertentu yang disebabkan oleh faktor genetis.
Buta warna merupakan kelainan genetika yang diturunkan dari orang tua kepada anaknya, kelainan ini sering juga disebut sex linked, karena kelainan ini dibawa oleh kromosom X. Artinya kromosom Y tidak membawa faktor buta warna. Hal inilah yang membedakan antara penderita buta warna pada laki-laki dan perempuan. Seorang perempuan terdapat istilah 'pembawa sifat', hal ini menujukkan ada satu kromosom X yang membawa sifat buta warna. Perempuan dengan pembawa sifat, secara fisik tidak mengalami kelainan buta warna sebagaimana wanita normal pada umumnya, tetapi wanita dengan pembawa sifat berpotensi menurunkan faktor buta warna kepada anaknya kelak. Apabila pada kedua kromosom X mengandung faktor buta warna maka seorang wanita tersebut menderita buta warna.
Saraf sel pada retina terdiri atas sel batang yang peka terhadap hitam dan putih, serta sel kerucut yang peka terhadap warna lainnya. Buta warna terjadi ketika syaraf reseptor cahaya di retina mengalami perubahan, terutama sel kerucut.

Klasifikasi buta warna :
1. Trikromasi
Yaitu mata mengalami perubahan tingkat sensitivitas warna dari satu atau lebih sel kerucut pada retina. Jenis buta warna inilah yang sering dialami oleh orang-orang. Ada tiga klasifikasi turunan pada trikomasi:
·      Protanomali, seorang buta warna lemah mengenal merah
·      Deuteromali, warna hijau akan sulit dikenali oleh penderita
·      Trinomali (low blue), kondisi di mana warna biru sulit dikenali penderita.
2. Dikromasi
Yaitu keadaan ketika satu dari tiga sel kerucut tidak ada. Ada tiga klasifikasi turunan:
Protanopia, sel kerucut warna merah tidak ada sehingga tingkat kecerahan warna merah atau perpaduannya kurang
Deuteranopia, retina tidak memiliki sel kerucut yang peka terhadap warna hijau
Tritanopia, sel kerucut warna biru tidak ditemukan.

3.Monokromasi
Monokromasi sebenarnya sering dianggap sebagai buta warna oleh orang umum. Kondisi ini ditandai dengan retina mata mengalami kerusakan total dalam merespon warna. Hanya warna hitam dan putih yang mampu diterima retina.

Pemeriksaan Penunjang :
1. Oftalmoskop
Suatu alat dengan system pencahayaan khusus, untuk melihat bagian dalam mata terutama retina dan struktur terkaitnya.

2. Tes Penglihatan Warna
a. Uji Ishihara
Dengan memakai sejumlah lempeng polikromatik yang berbintik, warna primer dicetak diatas latar belakang mosaic bintik-bintik serupa dengan aneka warna sekunder yang membingungkan, bintik-bintik primer disusun menurut pola (angka atau bentuk geometric) yang tidak dapat dikenali oleh pasien yang kurang persepsi warna
b. Uji Pencocokan Benang
pasien diberi sebuah gelendong benang dan diminta untuk mengambilgelendong yang warnanya cocok dari setumpuk gelendong yang berwarna-warni

3. Tes Sensitivitas Kontras
Adalah kesanggupan mata melihat perbedaan kontras yang halus, dimana pada pasien dengan gangguan pada retina, nervus optikus atau kekeruhan media mata tidak sanggup melihat perbedaan kontras tersebut.

4. Tes Elektrofisiologik
a. Elektroletingrafi (ERG)
Untuk mengukur respon listrik retina terhadap kilatan cahaya bagian awal respon flash ERG mencerminkan fungsi fotoreseptor sel krucut dan sel batang.
b. Elektro Okulografi (EOG)
Untuk mengukur potensial korneoretina tetap. Kelainan EOG terutama terjadi pada penyakit secara dipus mempengaruhi epitel pigmen retina dan fotoreseptor.

Pengobatan :
Tidak ada pengobatan atau tindakan yang dapat dilakukan untuk mengobati masalah gangguan persepsi warna. Namun penderita buta warna ringan dapat belajar mengasosiasikan warna dengan objek tertentu.
Untuk mengurangi gejala, dapat digunakan kacamata berlensa dengan filter warna khusus yang memungkinkan pasien melakukan interpretasi kembali warna.

Hal yang menyebabkan fungsi mata menurun :
1. Rokok 
Rokok mengandung akrolein, toluen, dan hidrogen sianida yang berbahaya bagi tubuh. Seperti dikutip Top Sante, akrolein, yg juga digunakan dlm pembuatan gas air mata ini, dikenal sbg pemicu katarak, degenerasi makula, serta degenerasi syaraf optikal. 


2. Gula 
Bahan pemanis ini spt musuh mata yang terselubung. Kadar gulanya yg trllu tinggi dlm tubuh dpt membuat seseorang terkena diabetes, yg salah 1nya komplikasinya adalah kerusakan pada mata. Terlalu banyak gula juga bisa membuat seseorang menderita rabun jauh dini. 

3. Stres 
Berlama-lama menatap komputer utk menyelesaikan tugas, memang menjadi gaya hidup saat ini. Tapi, Anda juga harus mengistirahatkan mata sejenak. Saat terlalu lama terkena radiasi komputer, mata menjadi stress. Jika kemampuan akomodasi mata sudah menurun, maka pusing&sakit kepala kerap menghampiri. Selain itu, penglihatan juga akan mengalami penurunan. 

4. Matahari 
Ingat bahwa retina mata sensitif terhadap sinar ultraviolet, terutama UVA. Melindungi mata di balik sunglasses saja tidak cukup, apalagi jika matahari sedang bersinar dengan teriknya. Hindari paparan sinar matahari secara langsung untuk mengurangi ancaman UVA
.

D.    KASUS PADA INDERA PENGLIHATAN

Kasus 1 :
KOMITE NASIONAL PENANGGULANGAN GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN (PGPK)
WHO memperkirakan terdapat 45 juta penderita kebutaan di dunia, di mana sepertigannya berada di Asi Tenggara. Diperkirakan 12 orang menjadi buta tiap menit di dunia, dan 4 orang diantaranya berasal dari Asia Tenggara, sedangkan di Indonesia diperkirakan setiap menit ada satu orang menjadi buta. Sebagian besar orang buta (tunanetra) di Indonesia berada di daerah miskin dengan kondisi sosial ekonomi lemah. Survey kesehatan indera penglihatan dan pendengaran tahun 1993-1996, menunjukkan angka kebutaan di Indonesia mencapai 1,5%. Penyebab utama kebutaan adalah katarak (0,78%), glaucoma (0,20%), kelainan refraksi (0,14%), dan penyakit-penyakit lain yang berhubungan dengan lanjut usia (0,38%).
Upaya – upaya pencegahan kebutaan di Indonesia telah dilaksanakan pada tahun 1967 ketika kebutaan dinyatakan sebagai bencana nasional Sejak 1984 Upaya Kesehatan Mata/Pencegahan Kebutaan (UKM/PK) sudah diintegrasikan ke dalam kegiatan pokok Puskesmas. Sedangkan program Penanggulangan Kebutaan Katarak Paripurna(PKKP) dimulai sejak 1987 baik melalui Rumah Sakit (RS) maupun Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM). Namun demikian, hasil survey tahun 1993-1996 menunjukkan bahwa angka kebutaan meningkat dari 1,2% (1982) menjadi 1,5% (1993-1996), padahal 90% kebutaan dapat ditanggulangi (dicegah atau diobati).
Menyadari kondisi tersebut, Ibu Megawati Soekarnoputri (waktu itu Wakil Presiden) pada tanggal 15 Februari 2000 telah mencanangkan program WHO – Vision 2020 – The Right to Sight di Indonesia. Program ini merupakan inisiatif global untuk menanggulangi gangguan penglihatan dan kebutaan yang sebenarnya dapat dicegah/direhabilitasi Pencanangan ini berarti pemberian hak bagi setiap warga Negara Indonesia untuk mendapatkan penglihatan optimal. Mengingat besarnya masalah kesehatan Indera Penglihatan dan menyadari pentingnya kesehatan Indera Penglihatan maka perlu disusun strategi yaitu membentuk Komite Nasional Penanggulangan Gangguan Penglihatan dan Kebutaan (PGPK)
Indonesia terletak antara Asia dan Australia, Pacific dan Samudra Indonesia, dan terdiri dari 3 pulau besar dan 13,667 kepulauan. Total populasi Indonesia di tahun 2000 adalah 203,000,000 dan di tahun 2003 adalah di sekitar 210,000,000, membuat Indonesia sebagai salah satu dari empat negara-negara yang paling banyak didiami di dunia, setelah Negeri China, India, dan Amerika.
Undang – Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa upaya pembangunan Nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Kesehatan Indera Penglihatan merupakan syarat penting untuk meningkatkan sumber daya manusia dalam meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, dalam kerangka mewujudkan Indonesia yang cerdas, produktif, maju, mandiri, dan sejahtera lahir batin.
WHO memperkirakan terdapat 45 juta penderita kebutaan di dunia, di mana sepertigannya berada di Asia Tenggara. Diperkirakan 12 orang menjadi buta tiap menit di dunia, dan 4 orang diantaranya berasal dari Asia Tenggara, sedangkan di Indonesia diperkirakan setiap menit ada satu orang menjadi buta. Sebagian besar orang buta (tunanetra) di Indonesia berada di daerah miskin dengan kondisi sosial ekonomi lemah.
Survey kesehatan indera penglihatan dan pendengaran tahun 1993-1996, menunjukkan angka kebutaan di Indonesia mencapai 1,5%. Penyebab utama kebutaan adalah katarak (0,78%), glaucoma (0,20%), kelainan refraksi (0,14%), dan penyakit-penyakit lain yang berhubungan dengan lanjut usia (0,38%). Besarnya jumlah penderita katarak di Indonesia saat ini berbanding lurus dengan jumlah penduduk usia lanjut pada tahun 2000 diperkirakan sebesar 15,3 juta (7,4% dari total penduduk). Jumlah dimaksud cenderung akan bertambah besar karena berdasrkan laporan Biro Pusat Statistik tahun 1993, jumlah penduduk usia lanjut di Indonesia pada tahun 2025 akan mengalami peningkatan sebesar 414% dibandingkan dengan keadaan pada tahun 1990.
Ini merupakan percetase kenaikan paling tinggi di sekluruh dunia, kare pada periode waktu yang sama kenaikan di beberapa Negara secara berturut-turut adalah Kenya 347%, Brazil 255%, India 242%, China 220%, Jepang 129%, Jerman 66% dan Swedia 33% (Kinsella & Tonver, 1993). Selain itu masyarakat Indonesia memiliki kecenderungan menderita katarak 15 tahun lebih cepat dibandingkan penderita di daerah subtropics. Sekitar 16% sampai dengan 22% penderita katarak yang dioperasi berusia dibawah 55 tahun. Hal ini diduga berkaitan erat dengan factor degeneratif akibat masalah gizi.
Dibandingkan dengan angka kebutaan negara-negara di Regional Asia Tenggara, angka kebutaan di Indonesia adalah yang tertinggi (Bangladesh 1%, India 0,7%, Thailand 0,3%). Insiden katarak 0,1% (210 ribu orang) per tahun, sedangkan yang dioperasi baru lebih kurang 80.000 orang per tahun. Akibatnya, timbul backlog (penumpukan penderita) katarak yang cukup tinggi. Penumpukan ini antara lain disebabkan oleh daya jangkau pelayanan operasi yang masih rendah, kurangnya pengetahuan masyarakat, tingginya biaya operasi, serta ketersediaan tenaga dan fasilitas pelayanan kesehatan mata yang masih terbatas.
Sejak 1984, Upaya Kesehatan Mata/ Pencegahan Kebutaan (UKM/PK) sudah diintegrasikan kedalam kegiatan pokok Puskesmas. Sedangkan program Penanggulangan Kebutaan Katarak Paripurna (PKKP) dimulai sejak 1987 baik melalui Rumah Sakit(RS) maupun Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM). Namun demikian, hasil survei tahun 1993-1996 menunjukkan bahwa angka kebutaan meningkat dari 1,2% (1982) menjadi 1,5% (1993-1996), padahal 90% kebutaan dapat ditanggulangi (dicegah atau diobati). Disamping itu masalah kebutaan, gangguan penglihatan akibat kelainan refraksi dengan prevalensi sebesar 22,1% juga menjadi masalah serius.
Sementara 10% dari 66 juta anak usia (5-19 tahun) menderita kelainan refraksi. Sampai saat ini angka pemakaian kacamata koreksi masih rendah yaitu 12,5% dari prevalensi.
Kondisi – kondisi tersebut sudah menjadi maslah sosial yang tidak mugkin ditangani sendiri oleh Departemen Kesehatan, tetapi harus ditanggulangi secara terpadu oleh pemerintah dan seluruh unsur masyarakat. Menyadari kondisi tersebut, Megawati Soekarnoputri (waktu itu Wakil Presiden), pada tanggal 15 Februari 2000 telah mencanangkan program WHO : Vision 2020 – The Right to Sight di Indonesia. Program ini merupakan inisiatif global untuk menanggulangi gangguan penglihatan dan kebutaan yang sebenarnya dapat dicegah/direhabilitasi. Pencanangan ini berarti pemberian hak bagi setiap warga negara Indonesia untuk mendapatkan penglihatan yang optimal.

Kasus 2 :
Bayi dan Warna Kontras
Bayi baru lahir baru bisa melihat warna yang kontras seperti hitam dan putih. Mereka baru bisa melihat objek dengan jelas dengan jarak sekitar 30 cm. Itulah jarak pandang antara ibu dan anak pada saat menyusui. Saat usianya beranjak 6 minggu penglihatan anak anda sudah mulai berkembang dimana ia bisa melihat objek dengan jelas dari jarak 40 sampai 60 cm karena otot matanya sudah mulai kuat. Ia juga bisa memegang jari Anda jika menaruhnya di depan wajahnya. Saat usia 4 bulan ia mulai mengenal warna. Pandangannya akan lebih banyak tertuju pada warna merah. Saat mulai merangkak antara usia 8 sampai 12 bulan, ia sudah bisa melihat jarak dan berjalan ke arah objek yang ia suka.
Cara melatih : 
Cobalah cat rumah Anda dengan warna yang terang. Ubah posisi menyusui dan berikan ia ASI dengan kedua payudara anda. Hal ini untuk melatihnya melihat dari dua sudut yang berbeda. Cobalah bermain ‘ciluk ba’ saat usianya 4 bulan untuk membantu koordinasi antara tangan dan mata.

Kasus 3 :
Seorang penderita perempuan, umur 18 tahun datang ke poli klinik mata RSUD Prof. Dr. R. D Kandou pada tanggal 21 Juni 2011 dengan keluhan utama benjolan yang terdapat di mata sebelah kanan. Benjolan pada kelopak mata kanan bawah dialami penderita sejak 4 bulan yang lalu. Benjolan tesebut tidak sakit, tidak gatal, pada perabaan keras, tidak ada nyeri pada penekanan, dan tidak ada penurunan penglihatan.Pemeriksaan fisik : Status Oftalmologis OD: Benjolan di palperbra inferior bagian medial, benjolannya keras, melekat pada tarsus akan tetapi lepas dari kulit, tidak hiperemis, nyeri tekan (-), dan pada ujung kelenjar meibom terdapat masa kuning dari sekresi yang tertahan.
Diagnosa : Kalazion Palpebra Inferior Oculus Dextra.

a. Pengertian
Kalazion merupakan peradangan lipogranuloma pada kelenjar Meibomatau kelenjar Zeis yang tersumbat. Penyebabnya tidak diketahui dan mengakibatkan pembengkakan yang tidak sakit pada kelopak. Dapat mengenai satu atau beberapa kelenjar dan terjadi secara perlahan-lahan sampai beberapa minggu.
Pada kalazion terjadi penyumbatan kelenjar Meibom dan kelenjar Zeis.Kelenjar Zeis pada pangkal rambut dan kelenjar Meibom pada tarsus.kelenjar Meibom adalah kelenjar sebasea yang menghasilkan minyak yang membentuk  permukaan selaput air mata dengan infeksi ringan dan mengakibatkan peradangan kronis pada kelenjar tersebut. Kalazion dapat mengenai semua umur.



b. Tanda dan Gejala
Pada awalnya, kalazion tampak dan terasa seperti hordeolum, kelopak mata membengkak, nyeri dan mengalami iritasi. Beberapa hari kemudian gejala tersebut menghilang dan meninggalkan pembengkakan bundar tanpa rasa nyeri pada kelopak mata dan tumbuh secara perlahan. Di bawah kelopak mata terbentuk daerah kemerahan atau abu-abu.

c. Tindakan
Pengobatan Kalazion yaitu dengan memberikan kompres hangat selama10-20 menit 4 kali sehari dengan pijatan ringan diatas lesi.Berikan antibiotikatopikal dan steroid disertai kompres hangat. Jika kalazion tidak bisa sembuh setelah 3-4 minggu melalui terapi medis yang tepat dan pasien ingin kalazion dihilangkan maka dilakukan insisi dan kuretase. Kalazion dapat hilang beberapa bulan atau diserap setelah beberapa tahun.Bila kecil dapat disuntik steroid dan yang besar dilakukan pengeluaran isi. Dan bila terdapat sisa dapat diberikan kompres hangat.
Penyulit pada Kalazion besar dapat mengakibatkan astigmant dan bila terjadi Kalazion berulang beberapa kali sebaiknya dilakukan pemeriksaan histopatologik untuk menghindarkan kesalahan diagnosa dengan kemungkinan adanya karsinoma sel sebasea.

d.Komentar
Diagnosis pada pasien ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan oftalmologis. Dari anamnesis pada pasien didapatkan adanya benjolan pada kelopak bawah mata kanan bagian medial, benjolannya keras, tidak nyeri pada penekanan, dan tidak hiperemis. Keadaan ini sesuai dengan kepustakaan yang menyatakan bahwa Kalazion berupa benjolan yang tanpa keluhan, rabaan keras, tidak hiperemis, tidak ada nyeri tekan, melekat pada tarsus akan tetapi lepas dari kulit. Terjadinya perlahan-lahan sampai beberapa minggu. Pada pemeriksaan oftalmologis didapatkan benjolan yang tidak nyeri pada palpebra inferior okulus dextra, tidak hiperemis. Benjolan yang melekat pada tarsus akan tetapi lepas dari kulit, pada ujung kelenjar meibom terdapat masa kuning dari sekresi yang tertahan. Hal ini sesuai dengan kepustakaan bahwa Kalazion merupakan paradangan pada kelenjar Meibomatau kelenjar Zeis yangtersumbat. Penanganan pada pasien yaitu dengan kompres hangat selama 10-20 menit 4x sehari, antibiotik topikal dan steroid. Maksud pengompresan akan melunakkan minyak yang mengeras yang menyumbat saluran dan mempermudah pengaliran serta penyembuhan. Sedangkan pemberian antibiotika topikal adalah untuk mengobati infeksi dan pemberian steroid untuk mengobati peradangan. Kalazion dapat hilang dalam beberapa bulan atau diserap setelah beberapa tahun. Bila kecil, dapat disuntik steroid dan yang besar dilakukan insisi dan kuretase.



BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Mata merupakan salah satu indera yang kita miliki. Mata memiliki banyak fungsi, struktur, lapisan, cairan dan tentunya penyakit tertentu di dalamnya apabila tidak dijaga dengan baik ataupun bila diwarisi penyakit. Mata juga memiliki mekanisme kerja tersendiri. Mekanisme kerja mata hampir mirip dengan kamera. Namun, penglihatan menggunakan mata sendiri tentunya akan lebih indah dibanding menggunakan kamera. Maka dari itu, mata perlu dijaga dengan baik. Karena mata adalah anugerah yang diberi oleh Allah SWT untuk kita.

B.     SARAN
Jagalah mata dengan sebaik mungkin. Lakukan pengecekan pada mata apabila sudah mulai merasa ada sesuatu yang tidak enak atau penglihatan terganggu. Konsultasikan kepada pihak yang benar-benar mengerti atau doker spesialis mata. Jangan mencoba menggunakan sesuatu yang merusak mata seperti lensa mata palsu dan lain-lain. Gunakan yang tepat untuk mata anda, jika tidak yakin menggunakan lensa, pakailah kacamata. Hindari dari cairan tetes mata atau semacamnya. Jangan mencoba hal-hal yang berbahaya untuk mata anda. Karena memiliki mata itu berarti memiliki indahnya dunia.
DAFTAR PUSTAKA

            Saktiyono. (2006). IPA BIOLOGI. Jakarta : Erlangga.

            Deswati Furqonita, S.Si., dan M.Biomed. (2006). BIOLOGI. Jakarta : Quadra.
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar