Cari Blog Ini

Rabu, 31 Juli 2013

materi faal penciuman



Indera Penciuman (menurut buku j.pinel)
Olfaction (penciuman) disebut kimiawi karena fungsi meraka adalah untuk memantau kandungan kimia lingkunga. Penciuman adalah respon sistem olfaktori terhadap bahan-bahan kimia yang ada diudara, yag ditarik dengan menghirup napas melalui reseptor-reseptordalam saluran-saluran nasal.
Konttribusi penciuman terhadap rasa sering kurang diperhitungkan, tetapi tidak akan melakukan kesalahan Yang sama bila anda ingat bahwa orang yang tidak memiliki indra penciuman mengalami kesulitan dan membedakan ada rasa apel dan bawang.
Kemungkinan bahwa manusia melepasakan meromon seksual telah menerima cukup banyak perhatian karena potensi finansial dan kreasional. Sebagai contoh:
·         Sensitivitas olfaktori perempuan paling tinggi ketika mereka sedang berovulasi atau hamil
·         Siklus-siklus menstrual perempuan-perempuan yang telah bersama cenderung tersinkronisas
Organisme penciuman berupa hidung berperan sangat dominan dalam menentukan selera makan kita. Apabila Anda sakit pilek atau demam, Anda tidak dapat mencium aroma lezat masakan. Keadaan ini menyebabkan Anda makan tanpa selera.

Selain aroma makanan, hidung juga dapat mencium bau wangi dan bau tak sedap seperti sampah. Hidung juga mampu mencium bau yang berasal dari alam misalnya bau tanah yang terkena air hujan, bau rumput yang dipotong, dan sebagainya. untuk mengatahui bagian-bagian indra penciuman.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWRQCyrcalZ-4gtUba9jNp9zh6vEfCRdpIPmUnJCVsqW53k6M0kp9ip9o09phAEOkj34a70ZVqgWUtRucR9oLwtWDccgZtR-Xgbeav_1MkumUY_3RXuyXQ6IzOB4GDXu3IToaB8LzYdV4/s320/gambar+9.20.jpg



Rangsang yang diterima indra penciuman tersebut berupa bau. Bau merupakan molekul bahan kimia yang menguap dan melayang di udara. Mekanisme kerja indra penciuman sebagai berikut.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGUMH7z4G6zRSzpfbArqGNLMi27j_80wjiEGPLuWxXqsgmvU65RIUedHXrwC6u1wqIGMW7wfRExaTbFN9Y0R5CES9ik3UG65bNFuteO4-5144-a0pX3hLYKCIkwH7UkulGRePALn03xXM/s400/gambar+9..7.jpg

Sistem Olfaktori
            Reseptor-reseptor olfaktari berlokasi dibagian atas hidung, melekat pada lapisan jaringan tertutup-lendir disebut olfactoriy mucosa (mukosa olfaktori). Dendrit-dendrit mereka berlokasi disaluran-saluran nasal, dan akson-aksonnya melalui sebuah bagian porus ditulang tengkorak (cribriform plate) dan memasuki olfactary bulbs (bulbus olfaktari), yang bersinapsis pada neuron-neuron yang berproyeksi melalui taktrus alfaktori ke otak.
            Profil-profil aktivitas yang berbeda pada tipe-tipe reseptor yang jumlahnya relatif kecil diperkirakan menghasilkan resepsi berbagai bau. Pada mamalia, masing-masing sel reseptor olfaktari hanya berisi hanya satu tipe molekul protein reseptor. (serizawa et al., 2003). One-olfactory-receptor-one-neuro-rule (lowcock & Read, 2003)
            Terlepas dari fakta ahwa masing-masing jenis reseptor olfaktori tampak tersebar diseluruh mukosa olfaktori, entah bagaimana reseptor olfaktori dengan protein reseptor yang sama berproyeksi kelokasi umum di olfactory blub. Dengan demikian, bebagai bau menghasilkan pola-pola spasial aktivitas yang berbeda pada bulbus olfaktori, pola pola yang dapat diditektorsi dengan teknik 2-deoksiglukosa. Karena masing-masing reseptor merespons dengan derajat yang bervariasi ke ragam yang bau yang begitu luas, masing-masing bau tampak  dikode oleh pemeroseskan komponen.
            Sel-sel reseptror olfaktori berbeda dnan sel-sel reseptor sisyem sensori lain dalam sebuah aspek yang tinggi. Sel-sel reseptor olfaktori barudiciptakan disepanjang hidup sesesorang Begitu diciptakan, sel reseptor baru itu mengembangkan akso., yang tumbuh sampai mereka mencapai tempat yang tempat dibulbus  olfaktori, setiap se reseptor olfaktori baru hanya bertahan lama neneapa hidup  selama beberapa minggu sebelum akhirnya digantikan.
Kerusakan otak dan indra – indra kimiawi
            Ketidak mampuan untuk mencium disebut anosmia: penyebab neurologis paling lazim anosmia adalah pukulan dikepala yang menyebabkan displacement otak dalam tengkorak dan memotong saraf-saraf olfaktori yang berjalan memalui cribiform plate (pelat sribriform)





INDERA PENCIUMAN (menurut buku kimbal)

Manusia mendeteksi bau (odor) dengan menggunakan sel- sel reseptor yang terletak di keduaepitelolfaktorijauh di dalamronggahidung. Daerah inimasing- masingberukuransekitar 250 mm2, yaituseluasperangko. Udara yang masukmelaluilubanghidungmelewatinya. Molekul- molekul yang larutdalam air danlemak yang ada di udaralarutdalamlapisanmukus yang menutupi epitel dan menimbulkan sensasi penciuman.Bersin yang kua tmemperbaiki bukan epitel olfaktori terhadap benda- benda yang terbawa udara. 

Biasanya indera penciuman kita itu dianggap salah satu indera yang paling lemah. Memang benar bahwa kepekaan dan kekuatan diskriminasi (kemampuan untuk membeda-bedakan bau- bau yang serupa )

Pada hewan seperti anjing dan rusa agak lebih baik dari pada milik manusia. Meskipun demikian, kita mampu mendeteksi berbagai bau- bauan yang sebenarnya tidak terbatas macamnya (namun hanya satu sekaligus!) dan dalam banyak kasus pada ambang yang sangat rendah. Umpamanya kita dapat mendeteksi vanilin seberat 0,0000000002 g (bahan aktif penyedap vanili) yang diluap kan dalam 100 liter udara.
Mekanisme yang menjadikan kita mampu mendeteksi banyak ragam bau yang berlain- lainya telah menyebabkan para ahli bertanya- tanya sejak lama. Hanya dua sel reseptor yang dapat dibedakan dalam epitel olfaktori karena struktusrnya .Namun rupa- rupanya ada beberapa (sepertinya tujuh) yang dapatdibedakan karena fungsinya. Menurut sebuah teori, masing- masing dari ketujuh macam reseptorini bereaksi terhadap molekul dari suatu kelompok tertentu. Dalam kebanyakan kasus,
Bentuk molekul itu menentukan kelompoknya dan dengan demikian pada reseptor maan molekul itu akan menempel untuk sementara. Setiap kelompok molekul menghasilkan bau primer, seperti misalnya mask, pep permint, bau menusuk, dan lain- lain. Bau yang komplek timbul apabila  molekul mempunyai bentuk yang memungkinkannya menempel pada lebih dari satu reseptor. Bau- bau inidapat pula timbul dalam bermacam- macam molekul memancarkan zat berbau. Sebenarnya bau- bauan merupakan pengaruh gabungan bermacam- macam bahan kimia yang kompleks. Sebagai  contoh, lebih dari 100 zat berperan serta dalam pembuatan bau geranin.

Sebagian dari keterangan terhadap rendahnya indera penciuman kita ialah bahwa indera penciuman tidak terlalu berperan penting dalam hidup kita. Akan tetapi, hewan- hewan lain sangat bergantung pada penciuman agar mereka dapat menentukan tempat jodoh, makanan, dan menjauhi pemangsanya. Ngengat ulat sutera jantan dapat mencium feromon yang dikeluarkan  ngengat betina yang jauhnya dua sampai tiga mil. Reseptor baunya, sebagaimana kebanyakan insekta, terdapat pada antena.

Kemampuan luar biasa kan salmon pantai pasifik untuk kembali, setelah rentang waktu empat atau lima tahun dilautan rupa- rupanya melibatkan indera penciuman (atau rasa-sebenarnya tidak banyak perbedaan antara keduanya itu untuk seekor hewan yang hidup dikelillingi air). Reseptor bau pada salmon sebagaimana juga pada kebanyakan ikan bertulang terletak dalam dua ruang kecil tepat didepan mata. Air masuk dan keluar ruang- ruang melalui pintu- pintu terpisah, yaitu lubang hidung. Amat menarik untuk menyadari bahwa lubang hidung lah yang mula- mula berguna sebagai pendeteksi bau pada nenek moyang vertebrata kita. Barulah kemudian, ketika vertebrata menjadi penghirup udara maka lubang hidup itu digunakan untuk mengambil udara ke dan dari paru- paru.

Ular dan kadal mempunyai organ reseptor bau (atau rasa) yang amat baik, yaitu organ jacobson, yang terletak dilangit- langit mulut. Secara bergantian mereka mengeluarkan lidahnya keudara dan kemudian kedalam organ jacobson. Jadi mereka “merasakan” udara dan mendeteksi adanya bau. 



Hidung
Hidung adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali lingkungan sekitar atau sesuatudari aroma yang dihasilkan. Kita mampu dengan mudah mengenali makanan yang sudah busuk dengan yang masih segar dengan mudah hanya dengan mencium aroma makanantersebut. Di dalam hidung kita terdapat banyak sel kemoreseptor untuk mengenali bau. anatomi dan fisiologi penafasan bagian atas yaitu:
·         Rongga Hidung meliputi bagian eksternal yang menonjol dari wajah dan bagian internal berupa rongga hidung sebagai alat penyalur udara. Hidung bagian luar tertutup oleh kulit dandisupport oleh sepasang tulang hidung.
·         Rongga hidung terdiri atas :Vestibulum yang dilapisi oleh sel submukosa sebagai proteksi. Dalam rongga hidung terdapat rambut yang berperan sebagai penapis udara struktur konka yang berfungsi sebagai proteksi terhadap udara luar karena struktu nya yang berlapis. Sel silia yang berperan untuk mlemparkan benda asing ke luar dalam usaha untuk membersihkan jalan napas.
·         Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi rongga hidungkanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum. Masing-masing rongga hidung dibagi menjadi 3 saluran oleh penonjolan turbinasi atau konka dari dinding lateral. Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak mengandung vaskular yang disebut mukosa hidung. Lendir di sekresi secara terus-menerus oleh sel-sel goblet yang melapisi permukaan mukosa hidung dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh gerakan silia.Rongga hidung dimulai dari Vestibulum, yakni pada bagian anterior ke bagian posterior yang berbatasan dengan nasofaring.
·         Rongga hidung terbagi atas 2 bagian, yakni secaralongitudinal oleh septum hidung dan secara transversal oleh konka superior, medialis, daninferior.




Proses Mencium Sesuatu
Pada saat kita bernapas, zat kimia yang berupa gas ikut masuk ke dalam hidung kita. zat kimia yang merupakan sumber bau akan dilarutkan pada selaput lendir, kemudian akan merangsang rambut-rambut halus pada sel pembau. sel pembau akan meneruskan rangsang ini ke otak dan akan diolah sehingga kita bisa mengetahui jenis bau dari zat kimia tersebut

Penyakit pada hidung
Gangguan pada hidung biasanya disebabkan oleh radang atau sakit pilek yang menghasilkan lendir atau ingus sehingga menghalangi bau mencapai ujung saraf pembau. Gangguan lain juga bisa disebabkan oleh adanya kotoran pada hidung dan bulu hidung yang terlalu banyak. Kita harus selalu membersihkan hidung dari kotoran dan merapikan bulu-bulunya supaya penciuman kita tidak terganggu.

Bagian-bagian hidung:

Fungsi bagian-bagian indra pembau :
a. Lubang hidung berfungsi untuk keluar masuknya udara
b. Rambut hidung berfungsi untuk menyaring udara yang masuk ketika bernapas
c. Selaput lendir berfungsi tempat menempelnya kotoran dan sebagai indra pembau
d. Serabut saraf berfungsi mendeteksi zat kimia yang ada dalam udara pernapasan
e. Saraf pembau berfungsi mengirimkan bau-bauan yang ke otak
Terdapat 3 fungsi Rongga Hidung, antara lain :
1.      Dalam hal pernafasan, udara yang diinspirasi melalui rongga hidung akan menjalani proses yaitu penyaringan (filtrasi), penghangatan, dan pelembaban. Penyaringan dilakukan oleh membran mukosa pada rongga hidung yang sangat kaya akan pembuluh darah dan glandula serosa yang mensekresikan mukus cair untuk membersihkan udara sebelum masuk ke Oropharynx. Penghangatan dilakukan oleh jaringan pembuluh darah yang sangat kaya pada ephitel nasal dan menutupi area yang sangat luas dari rongga hidung. Dan pelembaban dilakukan oleh concha, yaitu suatu area penonjolan tulang yang dilapisi oleh mukosa. 
2.      Epithellium olfactory pada bagian meial rongga hidung memiliki fungsi dalam penerimaan sensasi bau.
3.      Rongga hidung juga berhubungan dengan pembentukkan suara-suara fenotik dimana ia berfungsi sebagai ruang resonansi.
Faring
Faring merupakan saluran yang memiliki panjang kurang lebih 13 cm yangmenghubungkan nasal dan rongga mulut kepada larynx pada dasar tengkorak. Faringterdiri atas:a. Nasopharinxada saluran penghubung antara nasopharinx dengan telinga bagian tengah, yaitu TubaEustachius dan Tuba Auditoryada Phariyngeal tonsil (adenoids), terletak pada bagian posterior nasopharinx, merupakan bagian dari jaringan Lymphatic pada permukaan posterior lidah b. OropharynxMerupakan bagian tengah faring antara palatum lunak dan tulang hyoid. Refleks menelan berawal dari orofaring menimbulkan dua perubahan, makanan terdorong masuk kesaluran pencernaan (oesephagus) dan secara simultan katup menutup laring untuk mencegah makanan masuk ke dalam saluran pernapasanc. Laring opharynx merupakan posisi terendah dari faring. Pada bagian bawahnya, sistem respirasi menjadi terpisah dari sistem digestil. Makanan masuk ke bagian belakang, oesephagus dan udaramasuk ke arah depan masuk ke laring. Laring-Laring tersusun atas 9 Cartilago ( 6 Cartilago kecil dan 3 Cartilago besar ). Terbesar adalah Cartilago thyroid yang berbentuk seperti kapal, bagian depannya mengalami penonjolan membentuk “adam’s apple”, dan di dalam cartilago ini ada pita suara. Sedikit di bawah cartilago thyroid terdapat cartilago cricoid. Laring menghubungkan Laring opharynx dengan trachea, terletak pada garis tengah anterior dari leher pada vertebrata cervical 4 sampai 6. Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi. Laring juga melindungi jalan napas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batuk. Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas:
a. Epiglotis : daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama menelan 
b. Glotis : ostium antara pita suara dalam laring
c. Kartilago Thyroid : kartilago terbesar pada trakea,

Kelainan pada penciuman
1.      Anosmia
Anosmia adalah hilangnya atau berkurangnya kemampuan untuk membaui, merupakan kelainan yang paling sering ditemui. Penciuman bisa dipengaruhi oleh beberapa perubahan di dalam hidung, di dalam saraf yang berasal dari hidung menuju ke otak atau di dalam otak. Misalnya jika rongga hidung tersumbat karena pilek, maka penciuman bisa berkurang karena bau tidak sampai ke penerima bau. Kemampuan membaui akan mempengaruhi rasa sehingga pada penderita pilek, rasa dari makanan terasa kurang enak. Sel-sel penciuman kadang mengalami kerusakan sementara oleh virus flu, beberapa penderita tidak dapat membaui atau merasa dengan baik selama beberapa hari atau bahkan berminggu-minggu setelah mengalami flu. Kadang hilangnya penciuman atau pengecapan berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bersifat menetap. Sel-sel penciuman bisa mengalami kerusakan atau kehancuran oleh infeksi sinus hidung yang serius atau karena terapi penyinaran untuk kanker.
Penyebab tersering dari hilangnya penciuman yang menetap adalah cedera kepala. Serabut-serabut dari saraf olfaktorius (saraf yang mengandung penerima bau) terletak pada dasar tengkorak yang memisahkan rongga intrakranial dengan rongga hidung.
Gejala yang terdapat pada anosmia, diantaranya:
·         Perubahan pada suara.
·         Tidak lagi peka terhadap sensasi bau dan rasa.
·         Sakit kepala dan kebiasaan mendengkur.
·         Timbulnya polip yang memblokir saluran udara yang bisa mengarah pada sinusitis.
·         Wajah dan telinga cenderung membesar.
·         Terjadinya penglihatan ganda karena pembesaran polip memberi tekanan pada saraf yang mengirim sinyal dari mata ke otak.
·         Pasien yang telah menjalani trakeostomi -prosedur bedah yang membuat lubang ke dalam trakea di mana tabung dimasukkan untuk menyediakan saluran udara- lebih rentan mengalami anosmia.
·         Periksa riwayat trauma kepala (anosmia bisa disebabkan oleh kerusakan otak), diabetes, penyakit Alzheimer, penyakit Huntington, skizofrenia, penyakit Parkinson, dan multiple sclerosis karena memperbesar risiko anosmia.
·          Defisiensi zinc juga merupakan faktor yang bisa membuat seseorang mengalami anosmia.
2.      Hipernosnia
Hipersomnia adalah penciuman yang berlebihan, lebih jarang terjadi.
3.       Disosmia
Disosmia adalah berubahnya penciuman yang menyebabkan penderita merasa mencium bau yang tidak enak. Disosmia bisa disebabkan oleh:
·         Infeksi di dalam sinus
·          Kerusakan parsial pada saraf olfaktorius
·         Kebersihan mlut yang jelek, sehingga terjadi infeksi mulut yang berbau tidak enak dan tercium oleh hidung
·         Depresi.
Beberapa penderita kejang yang penyebabnya berasal dari bagian otak yang merasakan bau (saraf olfaktorius) akan merncium bau yang tidak menyenangkan (halusinasi olfaktori). Hal ini merupakan bagian dari kejang, bukan merupakan disosmia.
Ada beberapa hal yang memicu kerusakan pada saraf penciuman:
Diabetes
Bukan hal yang mengejutkan jika dikatakan bahwa salah satu komplikasi dari penyakit diabetes adalah kerusakan saraf atau neuropati. Penelitian di University Hospital Henri Mondor membuktikan, 68 pasien diabetes memiliki kemampuan mencium yang rendah akibat kerusakan saraf tersebut.
Obat-obat tekanan darah tinggi
Meski jarang, beberapa obat antihipertensi seperti Enalapril bisa memicu efek samping berkurangnya kemampuan mencium bau. Tidak diketahui pasti mengapa bisa demikian, namun sebaiknya segera menghubungi dokter jika mengalaminya.
Penuaan
Lebih dari 25 persen dari lansia di atas usia 60 tahun mengalami penurunan kemampuan mencium bau. Tingkat penurunannya bisa naik lagi menjadi 62,5 peresn pada usia 80-97 tahun sehingga gangguan ini seringkali memang tidak terhindarkan sebagai bagian dari proses penuaan.
Kehamilan
Diperkirakan 30 persen ibu hamil mengalami masa-masa hilangnya kemampuan mencium bau, terutama di trimester kedua dan ketiga. Pemicunya diduga adalah peningkatan hormon esterogen, sehingga aliran darah meningkat lalu pembuluh darah di hidung membengkak.
Produk-produk pembersih
Terlalu sering melakukan mencuci dan bersih-bersih juga bisa memicu hilangnya sensitivitas hidung dalam mencium bebauan. Produk-produk pembersih seperti bleach atau pemutih diketahui bisa merusak sel-sel penerima rangsang bau di hidung jika terlalu sering digunakan.
Infeksi gigi
Sakit gigi yang disebabkan oleh infeksi bakteri seringkali menyebar sampai ke sinus, yakni daerah sekitar hidung yang juga dekat dengan saraf-saraf pemerima rangsang bau. Apabila tidak diobati, maka infeksi yang semula hanya memicu nyeri di gigi lama-lama juga bisa mengurangi kemampuan mencium bau.
Cedera kepala
Menurut penelitian di Montreal University, cedera kepala dengan intensitas sedang hingga berat bisa memicu kerusakan pada saraf-saraf penciuman. Tidak selalu di hidung, kerusakan itu juga bisa terjadi di otak yang merupakan pusat dari seluruh sistem saraf.
Kurang vitamin
Salah satu fungsi vitamin B12 adalah melindungi saraf-saraf dari kerusakan, termasuk saraf untuk menerima rangsang bau. Sumber vitamin B12 yang mudah ditemukan antara lain adalah daging, telur dan produk-produk berbahan susu.

















Kasus Terhadap Indera Penciuman
Tak Bisa Mencium Bau Apa-apa Selama 37 Tahun
Jakarta, Saat flu atau pilek orang akan merasa terganggu karena kemampuan mencium bau akan terganggu. Tapi June Blythe berhasil melalui waktu 37 tahun tanpa bisa mencium bau atau aroma apapun.

June (65 tahun) diketahui kehilangan indera rasa dan bau karena memiliki kondisi rhinosinositis kronis pada tahun 1975. Akibat kondisi ini, selama 37 tahun ia tidak bisa mengendus rasa atau bau apapun.

Kondisi ini turut pula membuatnya tidak bisa bernapas melalui hidung sehingga membuat penyakit asma yang dimilikinya semakin memburuk. Namun kini ia bisa merasa lega, karena operasi selama 3 jam yang dilakukan dokter bisa mengembalikan kemampuan indera rasa dan baunya.

"Saya seperti hidup di dunia yang berbeda. Saya tidak pernah berpikir bisa mencium kembali setelah 37 tahun tidak ada rasa atau bau sama sekali," ujar June, seperti dikutip dari Mirror.co.uk Selasa (18/9/2012).

June yang tinggal di Taverham, Norfolk mendatangi James Paget University Hospital di Gorleston, Norfolk dan menjalani operasi selama 3 jam untuk membersihkan polip dari rongga sinusnya.

Sebelumnya June sudah pernah menjalani operasi namun tidak berhasil, kondisi ini membuat June tidak memiliki harapan yang tinggi bahwa suatu hari ia bisa mencium rasa dan bau lagi.

Namun ternyata operasi yang dilakukan selama 3 jam memberikannya harapan baru. Sekitar 10 hari setelah dioperasi tiba-tiba ia menyadari bahwa dirinya bisa mencium aroma lemon, seketika ia pun menangis sukacita.


"Dulu saat saya tidak bisa mencium, saya harus mengandalkan ingatan untuk mengingat bagaimana barang yang berbau dan terasa. Tapi sekarang saya seperti keluar adri vakum dan bisa mencium serta merasa apapun," ujar June.
Rhinosinositis kronis didefinisikan sebagai kelompok gangguan yang ditandai dengan peradangan pada mukosa hidung dan sinus paranasal minimal selama 12 minggu. Hal ini membantu dokter membuat diagnosis yang lebih akurat sehingga dapat memberikan perawatan klinis yang tepat.

Kondisi ini biasanya didiagnosis berdasarkan gejala yang muncul saja, tetapi mekanisme patofisiologis banyak berperan dalam penyakit dan untuk menentukan penyebabnya. Jika penyebabnya diketahui maka bisa diberikan rencana pengobatan yang efektif


Kesimpulan

Indera Penciuman / Pencium = HidungHidung adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali lingkungan sekitar atau sesuatudari aroma yang dihasilkan. Kita mampu dengan mudah mengenali makanan yang sudah busuk dengan yang masih segar dengan mudah hanya dengan mencium aroma makanantersebut. Di dalam hidung kita terdapat banyak sel kemoreseptor untuk mengenali bau.



Daftar pustaka
Daftar pustaka


buku Jonh J.P. Pinel edisi ketujuh

buku kimball jilid 2 edisi kelima



1 komentar:

  1. This is the most interesting information and fit obat hidrokel into our topic. bahaya penyakit amandel I want to share it with my friends Obat Amandel Herbal Thankyou for QNC Jelly Gamat

    BalasHapus